Kehilangan gigi pada usia yang belum terlalu tua entah karena jatuh, kecelakaan, kerusakan gigi, atau yang lainnya, tentu merupakan hal yang tidak nyaman. Selain membuat proses makan menjadi terganggu, kerusakan pada gigi juga bisa membuat rasa percaya diri menjadi berkurang dalam pergaulan sosial. Hal yang sering digunakan untuk menyelesaikan gigi patah dan hilang adalah dengan menggunakan gigi palsu.
Namun, penggunaan gigi palsu mungkin lebih biasa digunakan oleh orang tua yang kehilangan gigi karena faktor usia. Sedangkan pada usia muda, menggunakan gigi palsu tentu bukan pilihan yang terbaik. Oleh sebab itu, dunia kedokteran gigi mengembangkan metode implan gigi untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Implan gigi adalah jawaban bagi mereka yang kehilangan gigi dan masih berusia muda (belum cukup tua) yang biasanya kurang asupan makanan penguat tulang dan gigi. Meskipun biaya implan gigi ini bisa jadi tidaklah murah, namun bila dibandingkan dengan penggunaan gigi palsu, implan gigi memiliki kualitas yang memang lebih tinggi. Selain bisa mengembalikan rasa percaya diri, masih banyak keuntungan lain yang bisa didapatkan dari pemasangan implan gigi.
(Baca juga: bahaya gigi palsu)
Namun demikian, pemasangan implan pada gigi bukan tanpa faktor resiko. Oleh sebab itu, bila memilih menyelesaikan masalah gigi melalui implan, perlu dipahami lebih mendalam tentang implan pada gigi itu sendiri seperti apa. Untuk itu, simak informasinya berikut ini :
Pengertian Implan Gigi/Dental Implant
Secara umum pengertian implan gigi bisa diartikan sebagai sebuah tindakan medis untuk menggantikan gigi yang hilang. Gigi yang hilang ini diganti dengan gigi palsu yang akar giginya terbuat dari bahan material tertentu dan ditanam ke dalam jaringan lunak gigi melalui bedah minor sebagai pengganti akar gigi yang kemudian dipasangkan mahkota gigi tiruan pada bagian ujungnya. Akar gigi tiruan tersebut ditanamkan pada rahang hingga terjadi proses penyatuan material logam dengan tulang rahang sebelum kemudian mahkota gigi buatan dipasangkan.
Bahan implan ini terbuat dari logam titanium atau logam lain yang memiliki sifat biocompatible. Yakni bahan logam yang bila dimasukkan kedalam tubuh dan terjadi kontak dengan jaringan tubuh maka tubuh tidak akan memberikan reaksi penolakan, sehingga aman digunakan. Implan gigi lebih memiliki sifat awet dan tahan lama bila dibandingkan dengan penggunaan gigi palsu. Namun demikian semua itu juga dipengaruhi oleh perawatan yang dilakukan oleh pasien pasca implan dilakukan.
Implan gigi ini mulai dikembangkan sejak tahun 1960, ketika metode penggunaan gigi tiruan dengan sambungan jembatan memiliki banyak kekurangan. Dalam metode pembuatan gigi tiruan jembatan, gigi tiruan yang dipasangkan pada bagian yang ompong disangga oleh gigi tetangga. Metode ini tidak dapat bertahan lama karena resiko kerusakan pada gigi tetangga sering terjadi seperti gigi tetangga menjadi goyang atau timbul karies akibat bagian bawah dari gigi jembatan sulit untuk dibersihkan.
Teknologi implan gigi mampu berfungsi untuk menggantikan gigi asli. Karena implan (akar tiruan) dapat benar-benar berfungsi untuk menyangga mahkota tiruan. Sehingga pergerakan rahang dan gigi ketika digunakan untuk mengunyah makanan akan terasa seperti gigi asli. Hal ini berbeda dengan penggunaan gigi palsu yang terkadang rawan lepas akibat gigi palsu yang longgar.
Baca juga : penyebab gigi berlubang; penyebab sakit gigi)
Tujuan daripada implan gigi adalah untuk memperbaiki atau merestorasi penggantian gigi yang hilang/tanggal/ompong dengan gigi yang dibuat mirip dengan gigi asli. Hal ini untuk mendukung 3 fungsi utama gigi pada umumnya. Yaitu,
Pada fungsi pengunyahan, tujuan implan gigi adalah supaya proses pengunyahan yang dilakukan semirip mungkin dengan gigi asli, sehingga proses konsumsi tidak terganggu. Rasa nyaman muncul karena pada penggunaan gigi implan, tekanan-tekanan yang terjadi ketika mengunyah makanan tertahan oleh bahan logam yang tertanam yang dimana logam tersebut langsung menyatu dengan tulang rahang. Hal ini menimbulkan sensasi makan yang natural.
Gigi implan ini memiliki kemiripan dengan gigi asli karena memiliki akar dan mahkota. Dengan proses pengerjaan implan yang rapi dan baik, maka hasil yang didapatkan akan memiliki nilai estetika gigi yang sebanding dengan gigi asli yang hilang/tanggal. Bila dilihat sekilas, orang tidak akan pernah bisa membedakan mana gigi implan dan mana yang gigi asli, karena keduanya akan terlihat sama. Estetika gigi dan mulut ini akan memiliki nilai penting dalam pergaulan sosial.
Beberapa pengucapan vokal memerlukan gigi sebagai alat bantu. Pengucapan beberapa huruf akan menjadi terganggu ketika kehilangan gigi, khususnya pada gigi bagian depan. Misalnya seperti pengucapan pada huruf c, f, l, t dan v. Implan gigi yang sama persis dengan gigi asli akan membantu pasien gigi agar dapat berbicara dengan pengucapan yang sempurna dan sama jelasnya seperti saat masih memiliki gigi asli. Sehingga proses komunikasi verbal tidak akan terganggu.
(Baca juga: bahaya gigi berlubang)
Implan gigi memiliki sejumlah keuntungan bila dibandingkan dengan penggunaan gigi palsu. Beberapa keuntungan yang bisa didapat dari pemasangan implan pada gigi, diantaranya :
Meskipun lebih mahal, implan gigi jauh lebih awet bila dibandingkan dengan gigi palsu. Material logam yang ditanam untuk menggantikan akar gigi memiliki kualitas dan daya tahan yang lama. Bila implan menggunakan logam titanium, jenis logam ini merupakan salah satu logam dengan daya tahan super. Itu artinya, penggunaan implan akan lebih bisa memiliki umur yang lama.
Tidak seperti pada penggunaan atau pemasangan gigi palsu dengan metode jembatan. Dimana metode ini bisa menyebabkan kerusakan pada gigi tetangga. Metode implan tidak akan mengganggu mekanisme jaringan yang ada pada gigi tetangga. Sehingga kerusakan karena goyang atau karies yang mungkin timbul pada metode bridge bisa dicegah dengan baik.
Gigi implan memiliki kemiripan 99% dengan gigi asli. Orang yang melihat dengan sekilas tidak akan mampu membedakan dengan gigi yang asli. Oleh sebab itu, pemasangan gigi implan akan memberikan sifat natural pada pasien gigi. Selain estetika gigi yang terjaga, fungsi-fungsi gigi juga akan terjaga. Proses konsumsi dan komunikasi yang melibatkan gigi dan rongga mulut tidak akan mengalami gangguan.
Seringkali gigi palsu karena longgar suka lepas dari rahang. Bila hal ini terjadi ketika berkumpul dengan orang lain tentu akan menimbulkan rasa malu dan tidak percaya diri. Pada gigi implan hal ini tidak akan mungkin pernah terjadi. Hal itu karena pada gigi implan, gigi benar-benar tertancap dengan kokoh pada jaringan tulang rahang.
(Baca juga : perbedaan dokter gigi dan bedah mulut)
Implan gigi dilakukan dengan melakukan pembedahan minor pada bagian rahang gigi yang ingin diimplan. Pembedahan dilakukan untuk membuka gusi dan kemudian membuat lubang di bagian tulang dengan ukuran 3-4 mm dengan panjang yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya, bahan titanium akan ditanamkan lalu menunggu sampai bahan logam mengalami osteointegrasi, yakni dimana bahan logam menyatu dengan tulang. Baru setelah itu akan dibuatkan sambungan (abutment) sebagai pemegang mahkota tiruan. Terdapat beberapa prosedur yang harus dijalani oleh pasien pada saat pra operasi maupun pasca operasi agar proses implan dapat berjalan dengan hasil yang baik (sukses).
(Baca juga : makanan yang dilarang pasca operasi; makanan yang cepat menyembuhkan luka operasi)
Kesuksesan pemasangan implan gigi sangat bergantung pada beberapa hal baik dari sisi pasien maupun dokter.
Kemampuan dokter saat melakukan pembedahan dan pemasangan gigi implan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil. Bila dokter kurang mampu dalam melakukan operasi maka hasil yang didapatkan akan menjadi kurang rapi dan baik.
Kekuatan tulang rahang pasien sangat menentukan apakah bahan implan bisa ditanam dengan kuat atau tidak. Oleh sebab itu, bila diagnosa awal menunjukkan kekuatan tulang pasien rendah, maka implan bisa tidak disarankan. (baca juga : ciri-ciri flu tulang; obat sakit tulang)
Bahan implan yang berkualitas dapat memberikan ketahanan yang lama. Selain itu bahan yang baik dapat menyebabkan proses osteointegrasi juga berjalan dengan baik. Resiko-resiko pasca operasi pun juga bisa diminimalisir.
Kesabaran pasien dalam menjalani tahapan pasca operasi juga sangat menentukan keberhasilan implan. Perawatan dan pemeriksaan rutin pasca implan boleh jadi diperlukan untuk mengcontrol efek dan resiko pasca operasi.
(Baca juga: bahaya cabut gigi)
Biaya pengerjaan implan terbilang mahal. Harga bervariasi mulai dari 15 juta per gigi dan bahkan bisa lebih. Hal ini tergantung pada tingkat kesulitan ketika proses operasi, serta pada kondisi yang memerlukan alat pendukung lain seperti bahan pencangkokan tulang (bone graft) dan lain sebagainya. Selain itu harga yang begitu mahal juga dipengaruhi oleh bahan material titanium yang masih import.
Dengan resiko biaya yang begitu tinggi hanya untuk memasang sebuah implan gigi saja, maka perlu pertimbangan yang benar-benar matang sebelum menjatuhkan keputusan untuk mengganti gigi yang tanggal dengan gigi implan. Hal ini supaya resiko pengeluaran biaya bisa disadari dari awal, apalagi bila gigi yang hilang dan ingin diganti secara jumlah bisa lebih dari satu, tentu harus pikir-pikir ulang dengan cermat.
Baca juga : bahaya menggunakan behel palsu
Meskipun bedah implan gigi bisa memberikan hasil yang sempurna untuk menggantikan gigi yang hilang. Namun sebagaimana proses bedah yang lain, tentu akan ada sejumlah resiko yang perlu untuk diwaspadai. Potensi resiko komplikasi bisa saja terjadi pasca operasi bedah implan gigi.
Masalah sinusitis ini bisa terjadi bila pemasangan implan pada gigi bagian atas menonjol hingga mengganggu rongga sinus. Oleh sebab itu dalam menjalankan proses bedah implan, dokter gigi yang dipilih haruslah memang yang sudah memiliki keterampilan bedah yang baik. Hal ini untuk mengurangi resiko akibat pemasangan implan yang tidak tepat atau tidak sempurna.
Baca juga : Gejala sinusitis; penyebab sinusitis; cara mencegah sinusitis
Kerusakan syaraf ini khususnya terjadi pada syaraf yang berkaitan dengan jaringan gigi. Kerusakan ini bisa mengakibatkan rasa nyeri, sakit, ngilu, atau sensasi kesemutan yang terjadi pada gigi, gusi, bibir atau dagu.
Kerusakan atau cidera ini bisa menimpa pembuluh darah gigi atau gigi lain disekitar implan. Biasanya terjadi akibat proses operasi yang kurang sempurna.
Pemberian anestesi atau konsumsi obat pasca operasi yang kurang sesuai bisa memicu munculnya infeksi pada lokasi implan. Oleh sebab itu proses perawatan dan kontrol pasca operasi harus benar-benar dijaga agar resiko infeksi semacam ini bisa dicegah.
Baca juga : bahaya implan gigi
Operasi implan gigi memang nampak sederhana, namun demikian terdapat beberapa anjuran bagi pasien gigi yang hendak melakukan operasi implan gigi.
Anak-anak cenderung masih berada dalam masa pertumbuhan. Termasuk pada bagian gigi dan tulang rahangnya. Oleh sebab itu implan sangat tidak disarankan diaplikasikan pada anak-anak karena bisa mengganggu pertumbuhan tulang rahang. Lazimnya implan dilakukan pada orang yang sudah dewasa dimana sudah tidak mengalami pertumbuhan tulang lagi.
Kebiasaan merokok berat pada pasien yang hendak melakukan implan bisa memunculkan kontraindikasi tertentu. Bahan-bahan yang terkandung pada asap rokok bisa memicu munculnya sejumlah masalah ketika dilakukan proses pembedahan atau ketika pasca operasi implan. Dengan demikian bagi pasien perokok berat hendaknya melakukan konsultasi mendalam dengan dokter sebelum melakukan proses operasi. Dan ingat juga akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh yang bisa merenggut nyawa.
Pasien dengan riwayat penyakit diabetes memiliki sejumlah resiko tinggi ketika dilakukan operasi pembedahan. Kadar gula yang tinggi, bisa memicu sejumlah masalah baik ketika dilakukan pembedahan maupun pasca operasi. Pasien dengan riwayat penyakit diabetes seperti ini harus memiliki rekomendasi awal dari dokter penyakit dalam apakah diperbolehkan untuk pemasangan implan ataukah tidak. Apabila diperbolehkan akan terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan pasien sebelum kemudian dokter gigi akan melakukan proses operasi penanaman implan gigi.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit gigi dan mulut)
Itulah sedikit informasi tentang implan gigi, mulai dari metode hingga resikonya agar Anda bisa lebih waspada dan melakukan pertimbangan lebih jauh sebelum memutuskan untuk implan gigi.