Hernia merupakan penyakit yang dialami seseorang saat ada organ di dalam tubuh yang memberi tekanan lalu menonjol lewat jaringan sekitar yang lemah. Otot manusia sebetulnya diciptakan begitu kuat untuk bisa menahan organ tubuh sehingga tetap berada pada lokasi masing-masing. Namun karena otot melemah, otomatis otot tak mampu menahan organ di sekitarnya sehingga terjadilah hernia.
Ada beberapa hal yang turut menjadi penyebab hernia pada seseorang, seperti misalnya:
(Baca juga: penyebab hernia pada pria dan wanita)
Hernia atau yang juga diketahui mempunyai istilah turun berok ini biasanya bisa diatasi dengan operasi. Ada 2 cara yang dikenal dalam metode operasi hernia demi menyembuhkan penyakit ini. Ada beberapa jenis hernia yang lebih dulu Anda perlu ketahui sebelum beranjak untuk mengenali metode operasi yang tepat dan perlu ditempuh.
Jenis-jenis Hernia
Kemunculan hernia biasanya berlokasi pada seluruh abdomen dan jenis hernia dibagi menjadi beberapa macam yang ditentukan oleh lokasi.
(Baca juga: efek samping hernia)
Untuk yang paling umum dialami oleh masyarakat Indonesia, hernia inguinalislah jawabannya. Hernia ini seperti yang sudah dijelaskan secara singkat, memang terjadi saat membran pelapis rongga perut yang lemah terdorong oleh bagian dari organ di dalam perut. Sebagai akibatnya, benjolan maupun pembengkakan pun muncul di pangkal paha.
Karena yang paling sering atau umum di Indonesia adalah jenis hernia inguinal atau inguinalis, maka yang akan dibahas kali ini lebih kepada metode operasi yang memang dianjurkan untuk mengobati penyakit hernia tersebut. Ketika gejala hernia sudah mulai tampak, maka memang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter dengan menempuh metode diagnosa.
Ini dikarenakan ada beberapa komplikasi atau kondisi hernia yang lebih serius saat tak segera mendapatkan penanganan yang benar. Inkarserata serta strangulata merupakan komplikasi yang diketahui ditimbulkan oleh hernia inguinalis ketika gejala turun berok sudah beranjak begitu parah; berikut penjalasannya yang bisa disimak:
(Baca juga: jenis-jenis operasi bedah)
Persiapan Sebelum Operasi Hernia
Jenis hernia inguinalis ini memang lebih tepat kalau diatasi dengan melaksanakan operasi hernia. Namun sebelum masuk ke operasi hernia, tentunya gejala yang dialami oleh penderita perlu diperiksa lebih dulu.
Penting untuk menempuh jalur diagnosa ketika ke dokter untuk menentukan kondisi yang sebenarnya terjadi pada tubuh Anda. Pemeriksaan hernia biasanya akan memanfaatkan USG di mana pada proses ini, dokter biasanya bakal menggunakan gelombang suara yang berfrekuensi tinggi pada prosesnya supaya gambar yang dihasilkan dari dalam organ tubuh jelas.
Tak semua jenis hernia membutuhkan operasi sebagai solusi pengobatan karena ada juga jenis yang bisa disembuhkan hanya dengan menggunakan atau mengonsumsi obat-obatan. Hernia umbilikus adalah jenis hernia yang tak memerlukan operasi sebagai solusinya karena bisa disembuhkan cukup dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Dan berikut ini 2 metode operasi yang perlu diketahui lebih jauh oleh Anda.
(Baca juga: operasi gendang telinga)
Operasi jenis ini dibutuhkan oleh pasien dan bakal dianjurkan oleh dokter apabila memang penderitanya mengalami gejala lain dan nyeri yang hebat. Bayi dan anak-anaklah yang biasanya lebih dianjurkan untuk menempuh operasi terbuka ini untuk mengobati hernia. Ketika komplikasi juga sudah mengancam, maka operasi inilah yang juga bakal perlu pasien tempuh.
Sebelum memulai operasi, dokter akan memberikan anestesi atau bius lokal. Intinya, selama operasi berlangsung dan dokter bedah menangani proses, pasien akan berada dalam keadaan terjaga, hanya saja area yang dokter bedah tak akan mengalami rasa sakit selama dibedah. Obat biusnya membantu supaya area tersebut mati rasa.
Dengan demikian, pasien akan merasa nyaman ketika operasi dilakukan dan tak akan merasakan rasa sakit sama sekali. Pada sejumlah kasus, dokter juga berpotensi memberikan obat bius atau anestesi umum di mana pasien akan tertidur selama operasi dilakukan. Ketika tidur, pembedahan yang dilakukan dokter tak akan membuat pasien merasakan apapun.
Sesudah efek anestesi atau bius lokal bekerja, maka dokter ahli bedah mulai menciptakan sayatan tunggal di mana panjangnya 6-7 cm tepat di atas benjolan hernia. Dokter pun akan kemudian menempatkan kembali jaringan lemak atau usus yang menonjol ke dalam perut.
Setelah itu, dokter juga masih harus menempatkan selembar jaring sintetis di dinding perut, yakni pada lokasi hernia sebelumnya. Peletakan dari jaring sintetis tersebut bertujuan atau berfungsi untuk membuat titik dinding yang lemah bisa menjadi lebih kuat. Dengan demikian, ini juga bakal membuat risiko hernia kambuh lagi juga berkurang.
Langkah terakhir, dokter akan menutup sayatan bila sudah selesai dengan jahitan. Apabila terjadi strangulata, kemudian juga ada kerusakan di bagian usus, bagian tersebut kemungkinan perlu untuk dokter potong dan kedua ujung usus yang masih dalam kondisi sehat bakal dokter gabungkan lagi. Memang benar, operasi jenis terbuka ini adalah kategori operasi yang besar.
Karena operasi ini termasuk di dalam kategori tersebut, pasien pun tak boleh sembarangan langsung pulang pasca operasi selesai dilakukan. Pasien masih harus menginap selama 4-5 hari lagi di rumah sakit yang waktu pemulihannya sendiri juga cukup lama. Pemulihan bagi pasien pasca operasi hernia adalah kurang lebih 3 minggu dan perlu dimaksimalkan.
(Baca juga: operasi usus buntu)
Jenis operasi ini lebih direkomendasikan oleh dokter pada penderita hernia jenis inguinalis yang mengalami rasa sakit maupun juga adanya gejala-gejala lain. Bagi anak-anak yang menderita hernia inguinalis pembedahan ini juga kerap dianjurkan oleh dokter. Namun sayangnya, untuk kasus hernia yang telah berkomplikasi, pembedahan ini justru tidaklah dianjurkan.
Komplikasi semacam inkarserata tak dianjurkan ditangani dengan metode operasi laparoskopi, termasuk juga para pasien yang juga mempunyai penyakit kelainan darah serta paru-paru yang serius. Pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan pencegah penggumpalan darah, pasien yang hamil, pasien yang obesitas, pasien dengan hernia yang besar serta pasien yang tak bisa menerima anestesi umum serta ada riwayat operasi pada bagian panggul atau perut tidak diperbolehkan menjalani metode operasi ini.
Sebelum menjalani operasi, biasanya pasien akan diminta untuk menjalani puasa selama sekitar 6-12 jam lamanya. Segala macam jenis obat-obatan seperti warfarin dan aspirin yang merupakan obat pengencer darah perlu dihentikan konsumsinya bila hendak menjalani operasi.
Bahkan dokter biasanya akan meminta pasien untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut beberapa hari sebelum pembedahan dilakukan supaya perdarahan bisa dicegah. Kemudian pada saat hendak dimulai, dokter bakal memberikan anestesi umum kepada pasien supaya pasien terlelap dalam tidur. Selama pembedahan dilakukan, pasien tak akan merasakan kesakitan sama sekali.
Setelah itu, dokter bakal melanjutkan dengan membuat sayatan kecil dengan panjang 1-1,5cm pada perut yang letaknya dekat dengan pusar. Sayatan dibuat untuk bisa memasukkan pipa berukuran kecil serta laparoskop ke dalamnya. Proses memasukkan pipa ini adalah untuk membuat aliran gas karbondioksida bisa menuju perut dan menggembungkannya.
Ketika perut menggembung, dokter mulai melihat organ di dalam perut secara lebih jelas serta membuat banyak ruang untuk dokter bisa bekerja. Dengan laparoskop dimasukkan lewat pipa tersebut, akan ada gambar yang bisa ditampilkan ke layar monitor yang terhubung dengan alat ini. Dari layar tersebutlah dokter bisa memperoleh kejelasan pandangan akan area hernia.
Sesudah menjadi jelas, dokter kemudian memasukkan alat bedah berukuran kecil lewat sayatan yang sudah dibuat tadi untuk melakukan prosedur yang memang seharusnya dibutuhkan. Prosedur tersebut berdasar pada gambar yang sudah didapat sebagai hasil dari laparoskop tadi di monitor. Ketika prosedur selesai, dokter bakal mengeluarkan gas karbondioksida dari perut pasien dan menjahit sayatan untuk menutupnya.
Biaya Operasi Hernia
Operasi hernia sebenarnya sama seperti operasi pada umumnya di mana biayanya tergantung dari rumah sakit yang melayani Anda. Setiap rumah sakit memiliki tarif berbeda dan hal ini bisa langsung ditanyakan saja kepada pihak administrasi jika Anda ingin tahu.
Namun sekadar untuk info dan pertimbangan sebelum memutuskan untuk operasi, operasi hernia bisa dikenakan biaya antara Rp 5-30 juta. Hal tersebut biasanya masih ditentukan oleh tarif kelas dan juga jasa dari rumah sakit itu sendiri. Itulah mengapa Anda sebaiknya bertanya langsung lebih dulu sebelum memantapkan hati untuk menjalani operasi.
(Baca juga: operasi batu ginjal)
Karena memilih langkah operasi sebagai solusi, maka tentunya efek atau bahaya operasi terkadang tak dapat terhindarkan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kemungkinan komplikasi apa saja yang bisa terjadi saat atau pasca operasi sebagai efeknya. Pada umumnya tubuh pasien bisa saja mengalami hal-hal berikut:
(Baca juga: operasi glaukoma)
Komplikasi Operasi Hernia Terbuka
Ada kemungkinan bagi para pasien pasca operasi hernia metode terbuka untuk mengalami pembengkakan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Jika memang terjadi, jangan panik dan langsung ambil es batu untuk diletakkan atau dikompreskan pada area yang membengkak selama 10 hingga 20 menit lamanya setiap 1 sampai 2 jam. Cara ini cukup ampuh untuk membuat bengkaknya berkurang.
Tapi jangan langsung menempelkan es batu pada area yang bengkak. Pakailah kain atau handuk tipis untuk menjadi perantara antara permukaan kulit dan es batu. Demam, sayatan bekas luka operasi berwarna merah dan terasa hangat, luka perdarahan mengalami perembesan sampai perban, serta pembengkakan dan pengerasan pada testis juga berpotensi terjadi.
Komplikasi Operasi Hernia Laparoskopi
Selain dari komplikasi atau bahaya umum dari operasi hernia, Anda juga perlu tahu bahwa operasi hernia laparoskopi pun berpotensi menimbulkan efek, seperti demam tinggi. Segera ke dokter untuk mengecek kondisi kesehatan Anda jika dalam waktu 24 jam, demam terjadi pada Anda disertai pula dengan nyeri di bagian perut, tubuh panas dingin, bekas sayatan terasa sakit, bekas sayatan berwarna merah, terasa perih saat buang air kecil, atau salah satu bagian kaki bengkak atau sakit.
(Baca juga: operasi lipoma)
Karena ada 2 metode operasi yang dijelaskan sebelumnya, maka perawatan atau pemulihan pasien pun dibagi menjadi 2 berdasarkan metode operasi yang dijalani.
Pemulihan pasca Operasi Terbuka
Untuk operasi hernia terbuka, pasien tak perlu menunggu terlalu lama untuk bisa berutinitas kembali. Sesudah 3 minggu menjalani operasi, pasien bisa kembali beraktivitas, asalkan kegiatan yang ringan-ringan saja. Dianjurkan pula untuk pasien menghindari kegiatan yang memicu rasa nyeri kembali timbul.
Bila ingin melakukan olahraga atau aktivitas fisik lain yang cukup berat, Anda bisa menunggu 6 minggu untuk pulih total lebih dulu. Untuk berkendara sendiri, pasien cukup menunggu 2 minggu, asalkan rasa nyeri sudah tak dirasakan pada pangkal paha. Untuk berhubungan intim dengan pasangan, pasien baru boleh melakukannya 3 minggu pasca operasi.
Pemulihan pasca Operasi Laparoskopi
Pada metode operasi laparoskopi, pasca operasi pasien pada umumnya diperbolehkan pulang ke rumah di hari itu juga. Ini karena memang menurut penelitian, pasien pasca operasi hernia terbuka jauh lebih mudah merasakan sakit ketimbang dengan metode laparoskopi ini. Itulah mengapa pasien bisa pulih dengan cepat, yakni sekitar 1-2 minggu pun sudah sembuh.
Mungkinkah Hernia Kambuh setelah Operasi?
Untuk kekambuhan, sebetulnya ini termasuk jarang dialami oleh pasien-pasien yang sudah mengalami proses operasi. Risiko kambuh atau munculnya kembali hernia sangat kecil, tapi bukan berarti sama sekali tidak ada. Hernia tetap berpotensi muncul kembali selang beberapa waktu. Telah diteliti oleh beberapa ahli, ada 100 pasien yang menderita penyakit hernia dan melakukan operasi. 2 dari 100 pasien menderita hernia kembali.
(Baca juga: cara mencegah hernia)
Kalau memang Anda memiliki niat untuk mengatasi hernia dengan cara menempuh operasi hernia, segala hal perlu dikonsultasikan secara mendetil bersama dengan dokter kepercayaan. Tak hanya mengerti akan metode operasinya, faktor lain seperti biaya, efek samping, komplikasi dan masa pemulihan adalah yang penting juga untuk dipertimbangkan.