Batu ginjal merupakan sebuah kondisi di mana ada material bertekstur keras mirip batu ada di dalam organ ginjal. Material tersebut bukanlah batu sungguhan, melainkan sebuah material yang menyerupai batu di mana ini terbentuk dari sisa-sisa limbah pada darah yang ginjal saring lalu terjadilah endapan dan pengristalan di sana.
Orang-orang dengan usia antara 30-60 tahun adalah yang paling berisiko mengalami batu ginjal di mana 15 persen dialami pria dan 10 persen wanita harus mengalami batu ginjal selama hidupnya. Penyebab adanya endapan tersebut bisa jadi dikarenakan masalah kesehatan tertentu atau makanan. Untuk mengatasinya, operasi batu ginjal menjadi pilihan dan Anda perlu mengenal solusi ini lebih dalam.
(Baca juga: perbedaan sakit ginjal dan batu ginjal – ciri-ciri penyakit ginjal)
Alasan Mengapa Seseorang Perlu Melakukan Operasi Batu Ginjal
Langkah operasi memang terbilang menakutkan dengan segala risiko yang memang jauh lebih mengancam jiwa, seperti misalnya kalau terjadi pendarahan hebat. Ada beberapa orang yang mungkin mempertanyakan mengapa harus melakukan operasi kalau memang ada metode pengobatan batu ginjal tanpa operasi. Di bawah ini, Anda bisa lihat beberapa alasan mengapa penderita batu ginjal memerlukan operasi sebagai solusi:
(Baca juga: jenis penyakit ginjal)
Setelah menyadari adanya tanda-tanda batu ginjal yang dialami, memang sebaiknya Anda menempuh metode diagnosa dengan menemui dokter agar segera bisa ditangani. Pengobatan akan penyakit ini sendiri sebenarnya ditentukan dari besar kecilnya ukuran batu ginjal. Tanpa operasi sebetulnya batu ginjal masih bisa dikeluarkan lewat saluran kemih, namun saat batu masih berukuran kecil.
Apabila batu ginjal sudah begitu serius di mana penderitanya merasakan rasa sakit yang begitu hebat, maka biasanya dokter merujukkan ke rumah sakit. Ketika air putih dan obat pereda nyeri tak lagi mempan, ditambah juga dengan rasa nyeri yang tak kunjung reda dan semakin sakit, operasi adalah solusinya.
Sebelum operasi dilakukan, pasien perlu melakukan sejumlah diagnosa terlebih dulu untuk memeriksa dan menentukan benar tidaknya ada batu ginjal di dalam tubuh. Tes laboratorium jelas menjadi yang utama karena akan meliputi tes darah, diagnosa organ ginjal secara lengkap, tes kalsium, tes urin, serta analisis batu yang bisa mengetahui batu tersebut jenis apa.
Jenis atau metode operasi ini adalah dengan menggunakan ureteroskop di mana dengan alat inilah dokter akan mengangkat batu ginjal dan memasukkannya ke dalam ureter lewat kandung kemih dan uretra. Keluarnya urine biasanya akan melewati uretra sebagai jalur terakhir yang datang dari kandung kemih kemudian menuju ke luar tubuh.
Dokter akan menganalisa dan mendeteksi lokasi dari batu ginjal tersebut, dan sesudah diketahui letaknya maka batu akan dihancurkan memakai laser atau instrumen lain. Jika batu pada posisi yang terjebak di dalam ureter, maka pada umumnya cara inilah yang dipakai oleh dokter untuk mengeluarkannya.
Ciri-ciri batu ginjal mulai parah, maka bedah terbuka ini bisa menjadi solusinya meski memang ini lebih dimanfaatkan pada zaman dulu. Di zaman sekarang sudah tergolong jarang, tapi tetap bisa digunakan untuk pengangkatan batu ginjal yang ukurannya cukup besar. Disesuaikan dengan namanya, dokter bakal menciptakan sayatan di permukaan kulit.
Sayatan yang dibuat oleh dokter biasanya adalah berada di permukaan kulit punggung di mana fungsinya adalah sebagai akses untuk proses pengangkatan batu ginjal supaya lebih mudah. Cara ini cukup jarang untuk dipilih di zaman modern ini, namun tetap bisa dilakukan asalkan pengerjaan dilakukan oleh seorang dokter yang terpercaya.
Prosedur operasi ini lebih kepada penghancuran batu ginjal yang memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi atau ultrasound. Penghancurkan prosesnya dilakukan oleh dokter supaya batu ginjal yang sudah berukuran cukup besar dapat menjadi serpihan-serpihan kecil dan dapat dikeluarkan secara lebih gampang. Maka solusi ini memang diperlukan ketika batu ginjal sudah parah.
Sama seperti metode yang sebelumnya disebutkan, PCNL ini juga merupakan cara menghancurkan batu ginjal, terutama yang ukurannya sudah terbilang besar. Dokter akan melakukan pembedahan dengan menciptakan sayatan kecil pada permukaan kulit yang letaknya dekat dengan organ ginjal.
Ada alat yang hendak dimasukkan, yakni nephroscope dan alat inilah yang berfungsi sebagai pemecah serta pengangkat serpihan batu ginjal. Tindakan ESWL memang mirip namun PCNL ini menjadi alternatif apabila ESWL tidaklah memungkinkan untuk dokter lakukan kepada pasien. ESWL adalah solusi pengecualian, khususnya yang menderita batu ginjal sekaligus juga memiliki masalah obesitas.
(Baca juga: cara mencegah sakit ginjal)
Selain jenis dan metode operasinya, Anda juga perlu tahu tentang berapa banyak biaya yang diperkirakan bakal keluar saat Anda menempuh jalur operasi. Tindakan operasi tentu seperti biasa akan memiliki tarif yang berbeda-beda di mana tergantung pada rumah sakit yang Anda tuju. Cukup mahal memang sama seperti biaya operasi pada umumnya.
Untuk operasi batu ginjal, kisaran biaya yang perlu dikeluarkan oleh penderita adalah antara Rp 7-25 juta. Biaya tersebut biasanya belum termasuk obat-obatan yang nantinya masih harus Anda beli untuk melanjutkan perawatan pasca operasi di rumah. Obat pun tetap diperlukan untuk memaksimalkan kesembuhan dan perlu dikonsumsi selama masa pemulihan.
Tindakan operasi terbilang efektif apabila dilakukan dengan tepat oleh dokter ahli bedah yang memang profesional serta terpercaya. Demi memastikan biaya yang lebih tepat, Anda bisa langsung menanyakannya kepada pihak administrasi dari rumah sakit tempat Anda memutuskan untuk menjalani operasi. Sekadar bertanya-tanya lebih dulu tak ada salahnya dan membandingkan juga dengan biaya rumah sakit lain.
(Baca juga: bahaya batu ginjal)
Karena menempuh jalur operasi untuk mengatasi masalah penyakit ginjal berupa batu ginjal ini, maka ada beberapa efek samping atau bahaya yang perlu diperhatikan juga. Langkah operasi tidak selalu mulus dan meski banyak yang membuktikan bahwa jalur operasi sangat efektif dan berhasil, ada pula sebagian kecil kasus di mana penderitanya mengalami efek samping atau bahaya operasi ini.
Adanya komplikasi pasca operasi memang selalu harus diwaspadai, apalagi bila ditempuh oleh orang-orang yang usianya sudah terbilang lanjut. Bahkan akan lebih berisiko lagi ketika lansia yang menempuh tindakan medis ini sudah cukup lama dirawat karena sakit ginjal ini, terutama pada beberapa tahun terakhir. Risiko apa sajakah yang berpotensi dialami oleh para penderita batu ginjal setelah operasi?
(Baca juga: gejala kencing batu)
Perawatan
Pasca operasi, pasien perlu tahu bahwa nantinya bekas luka dari hasil operasi bisa beragam. Ada yang berukuran 15 cm hingga 25 cm tergantung dari seberapa panjang atau besar sayatan yang dibuat oleh dokter. Setelah operasi selesai, pasien masih perlu untuk tinggal di rumah sakit 6-10 hari lamanya untuk memaksimalkan masa pemulihan.
Kalau untuk pemulihan secara menyeluruh, pasien perlu waktu 4-6 minggu agar benar-benar pulih dan bisa berutinitas seperti biasa. Itulah mengapa penting untuk menjaga kesehatan ginjal dengan memerhatikan apa-apa saja yang dimakan. Memulai diet sehat tidak ada salahnya karena mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi juga turut menjaga kesehatan ginjal Anda.
(Baca juga: pantangan batu ginjal – penyebab ginjal rusak)
Pada dasarnya, batu ginjal bisa saja hilang dengan sendirinya tanpa operasi karena hampir 95 persen penderita batu ginjal mencari cara mengobati batu ginjal tanpa operasi. Hanya saja, hal tersebut berlaku untuk yang batu ginjalnya berukuran kurang dari 5 mm, sementara bila lebih dari 10 mm, tentu operasi dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk menjadikan batu tersebut serpihan supaya gampang dikeluarkan.
Ingat bahwa batu bisa terus berkembang menjadi lebih besar di mana lama-kelamaan besarnya seukuran bola pingpong. Bila sudah demikian, kerusakan pada ginjal adalah risikonya karena mengganggu fungsi ginjal. Tak hanya itu, gagal ginjal merupakan kondisi lainnya yang disebabkan oleh membesarnya batu ginjal.