Usus buntu cukup membuat sebagian orang merasa ngeri, apalagi ketika harus berhadapan dengan operasi usus buntu yang menjadi solusinya. Proses operasi usus buntu bila dibayangkan jelas akan terasa menakutkan karena membayangkan risikonya. Untuk menangani masalah usus buntu, sebaiknya Anda lebih dulu mengenali seperti apa operasi usus buntu itu, mulai dari metode, biaya, dan juga perawatan pasca operasi.
(Baca juga: penyebab usus buntu)
Operasi usus buntu biasanya adalah langkah darurat yang harus ditempuh oleh pasien penderita usus buntu. Ketika sudah terdiagnosa bahwa Anda menderita usus buntu, hal ini tak boleh ditunggu terlalu lama dan dibiarkan karena memang usus buntu harus segera dioperasi. Ada banyak komplikasi dan bahaya yang mengancam ketika diabaikan. Proses diagnosa yang dimaksud di sini antara lain adalah:
Pada umumnya, ada beberapa langkah persiapan yang memang dokter akan anjurkan kepada setiap pasien yang hendak menjalani operasi usus buntu, seperti misalnya:
Pada prosedur atau metodenya, operasi usus buntu bakal dilaksanakan oleh dokter ahli bedah di ruang operasi. Langkah awalnya adalah dengan melakukan pembiusan pada pasien, kemudian dokter juga akan mencukur kulit pasien supaya rambut atau bulunya hilang. Dokter juga memakai cairan antiseptik yang diusapkan ke kulit pasien yang sudah dicukur tadi supaya kuman-kuman yang ada pada kulit bisa dibunuh.
Prosedur operasi pun akhirnya bisa dimulai di mana dokter akan memberikan sayatan di bagian dinding perut pasien. Operasi laparoskopi serta operasi terbuka adalah 2 jenis atau metode dari operasi usus buntu. Yang berhak untuk menentukan jenis dan metode operasinya adalah dokter dengan pertimbangan-pertimbangan akan beberapa faktor, seperti tingkat infeksi serta riwayat dari kesehatan pasien tersebut.
Pada metode ini, dokter ahli bedah akan mengakses usus buntu dengan membentuk atau menciptakan sejumlah sayatan kecil di bagian perut pasien. Instrumen yang dimanfaatkan pada proses ini adalah sebuah tabung atau selang yang bisa digunakan untuk beroperasi di organ yang terkena infeksi. Pada salah satu alat, ada kamera yang akan membantu dokter supaya bisa melihat sampai pada rongga perut.
Kamera itu jugalah yang berfungsi mengiringi instrumen supaya bisa tepat sasaran di organ yang hendak ditangani. Setelah tepat sasaran, usus buntu pun akan dibuang oleh dokter dan dokter akan melanjutkan dengan membersihkan bagian sayatan tersebut lalu menutupnya. Potensi bahaya infeksi dari metode ini malah justru lebih rendah karena sayatan yang dibuat adalah kecil.
Selain dari laparoskopi, operasi terbuka adalah metode lainnya yang cukup banyak juga dipilih oleh dokter. Biasanya, satu sayatan akan dibuat oleh dokter bedah di bagian bawah sebelah kanan perut pasien di mana kondisi usus di dalam rongga pert pun akan terlihat secara langsung. Pemotongan usus buntu pun akan dilakukan dan nantinya dokter membuangnya, lalu luka pun dijahit supaya menutup. Perlu diketahui bahwa risiko infeksi pada operasi terbuka ini jauh lebih besar daripada menggunakan metode laparoskopi dan Anda bisa mengenali apa saja yang menjadi efek samping operasi usus buntu untuk diwaspadai.
(Baca juga: makanan penyebab penyakit usus buntu)
Bahaya usus buntu jika sampai terlambat penanganannya akan menyebabkan penyebaran infeksi di bagian dan organ tubuh lain. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan segera untuk operasi usus buntu seperti yang mungkin disarankan dokter. Namun, sebelumnya Anda pun perlu juga mengetahui tentang biaya operasinya.
Biaya operasi biasa alias terbuka biasanya berkisar antara Rp 8-15 juta, sedangkan untuk metode laparoskopi, biaya yang bisa disiapkan adalah antara Rp 13-20 juta. Tentu saja setiap rumah sakit akan berbeda-beda bentuk penanganan dan penentuan biaya operasinya. Jadi, sebaiknya ini hanya dijadikan referensi dan tidak memukul rata seluruh rumah sakit akan memberlakukan biaya sebesar tersebut.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menanyakan biaya secara detil kepada bagian administrasi rumah sakit yang memang Anda tuju. Bahkan informasi yang baru saja diberikan tidak sepenuhnya valid karena kisarannya pun berpotensi untuk berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan dari pihak rumah sakit.
(Baca juga: penyebab usus bocor)
Usus buntu tak bisa disepelekan, ketika sudah mulai merasakan dan mengalami tanda-tanda usus buntu, sebaiknya Anda mulai memeriksakannya ke dokter. Kalaupun dokter akhirnya menyarankan untuk segera operasi, jangan takut dan segera laksanakan karena ketika dibiarkan justru malah akan membahayakan seluruh tubuh Anda.
Dengan operasi atau pembedahan, usus buntu yang mengancam jiwa pasien akhirnya diangkat sehingga hal ini pun otomatis bisa mencegah terjadinya peradangan. Apabila diabaikan, peradangan dapat terjadi dan meningkatkan potensi adanya perforasi. Perforasi sendiri diketahui sebagai kebocoran di mana bisa membahayakan jiwa si penderita, yakni mengakibatkan pada kematian.
Namun setelah melalui prosedur operasi, bukan lantas berarti Anda bisa langsung beraktivitas normal. Melaksanakan operasi usus buntu itu sendiri tidaklah mudah dan perawatannya sendiri setelah masa operasi pun tak terbilang gampang. Di bawah ini ada beberapa langkah yang para pasien pasca operasi usus buntu perlu lakukan demi menjaga kesehatan tubuh selesai operasi.
Sesudah operasi, jelas yang paling penting untuk dilakukan adalah istirahat total alias bed rest. Istirahat bisa pasien lakukan selama mendapatkan perawatan di rumah sakit atau sekembalinya ke rumah. Tentu menanyakan kepada dokter akan lebih jelas tentang apakah Anda memerlukan perawatan intensif setelah menempuh jalur operasi.
Ketika dokter menjawab tidak, jelas Anda boleh langsung pulang di mana artinya sebaiknya istirahat total dilakukan di rumah dan bukan berarti Anda bisa langsung berkegiatan seperti biasa. Waktu istirahat yang diperlukan lama atau tidak bisa ditentukan oleh seberapa cepat pemulihannya. Pasien tak lagi perlu beristirahat apabila masa pemulihannya cukup cepat dan artinya, pasien sudah bisa berkegiatan normal.
(Baca juga: sariawan usus)
Bagi pasien usus buntu yang sudah menjalani operasi secara tuntas, dalam masa perawatannya sangat penting untuk mengonsumsi makanan-makanan yang tepat. Selain dari istirahat yang cukup, pasien juga perlu mengikuti pantangan yang dianjurkan dokter dengan baik. Dokter yang mengatasi dan menangani Anda tentunya sudah mengenali kondisi tubuh pasiennya sedari awal.
Anda pun bisa bertanya kepada dokter tentang pantangan apa saja yang harus ditaati sementara selama Anda dalam masa pemulihan. Jenis-jenis makanan tertentu nantinya akan disebutkan oleh dokter di mana makanan-makanan tersebut berisiko membuat proses pemulihan menjadi lebih lambat. Jadi demi kesembuhan yang lebih cepat, turutilah apa kata dokter karena ini pun tak akan lama.
Pasca operasi, pada beberapa kasus ada juga sejumlah pasien yang mengalami efek samping berbahaya meski memang terbilang langka. Tanpa usus buntu pun sebenarnya setiap manusia bisa hidup dengan normal tanpa mengkhawatirkan kesehatan tubuh dan kelangsungan hidupnya.
Hanya saja, memang ada juga orang-orang yang merasakan ketidaknyamanan setelah pembedahan karena timbulnya rasa nyeri yang berkelanjutan akibat dari operasi usus buntu. Pemeriksaan medis lebih lanjut bisa dilakukan apabila memang hal ini dialami oleh Anda supaya diketahui apa penyebabnya. Efek samping pada umumnya berpotensi terjadi ketika dokter melakukan kesalahan pada prosedur operasi usus buntu.
Tentang kapan Anda bisa kembali melakukan aktivitas normal, pemulihan penuh akan memakan waktu sekitar 4-6 minggu, jadi memang cukup lama. Pada masa atau jangka waktu tersebut, hendaknya memang pasien sebisa mungkin menjauhi dulu aktivitas-aktivitas berat meski luka sayatan akibat operasi sudah sembuh.
(Baca juga: fungsi usus buntu)
Komplikasi Usus Buntu yang Pecah
Ketika usus buntu dibiarkan tanpa penanganan serius dan tanpa dilakukannya operasi, maka komplikasi-komplikasi pecahnya usus buntu di bawah ini akan begitu mengerikan. Karena tidak diobati, maka risiko pecahnya usus buntu sangat besar dan bahkan akan sangat fatal akibatnya. Potensi sakit perut menjadi lebih buruk dan bahkan dirasakan sampai ke seluruh perut cukup besar.
Salah satu komplikasi yang harus diwaspadai adalah abses di mana abses sendiri adalah sebuah kondisi di mana adanya kantong tempat penumpukan nanah. Inilah yang menjadikan perut kemudian begitu sakit dan rasa sakitnya pun tak lagi hanya di area bawah sebelah kanan perut, melainkan sampai ke seluruh perut.
Ketika tubuh mengeluarkan upaya alami untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh pecahnya usus buntu, maka komplikasi tersebut malah muncul. Penyedotan nanah bisa dilakukan sebagai penanganannya, tapi terkadang penggunaan antibiotik pun sudah cukup. Antibiotik diketahui mampu mengobati masalah abses ini juga.
Pada saat operasi, jika sampai dokter menemukan abses ini atau penumpukan nanah di dalam perut, dokter akan membersihkan abses dan area sekitarnya. Proses pembersihan dilaksanakan secara ekstra hati-hati dengan memberikan antibiotik. Meski dokter bisa menanganinya dengan baik, namun penderita usus buntu sebaiknya tak membiarkannya terlalu lama; setelah ciri-ciri usus buntu tampak, silakan langsung ke dokter.
(Baca juga: makanan yang dapat menyebabkan apendisitis)
Kondisi satu ini juga dinamakan dengan istilah peradangan peritoneum, yakni lapisan dinding perut yang ada di bagian dalam serta organ-organ pada rongga perut berupa jaringan tipis. Bakteri adalah sumber utama yang menyebabkan peradangan tersebut. Bakteri yang menginvasi usus buntu yang sudah pecahlah sumber masalahnya.
Gejala yang akan nampak dan dialami oleh penderita nantinya selain dari sakit perut yang terus berkelanjutan adalah detak jantung yang berubah menjadi jauh lebih cepat, perut membengkak, demam, sesak nafas, serta mudah terengah-engah. Dokter mampu menangani hal ini dengan cara memberikan antibiotik kepada pasien selain dari pembedahan untuk mengangkat usus buntunya.
(Baca juga: obat usus buntu)
Kiranya informasi mengenai operasi usus buntu di atas membantu Anda untuk mempersiapkan mental, fisik, dan juga biaya supaya pemulihan berjalan secara maksimal.