Categories: Polio

10 Penyebab Polio – Cara Mencegah dan Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Polio tentu bukan suatu kondisi yang asing lagi, karena penyakit yang juga dikenal sebagai poliomyelitis ini merupakan sebuah penyakit virus yang sangat gampang menyerang saraf manusia dan juga lebih mudah menular. Kondisi penyakit yang semakin serius, gejala yang dirasakan antara lain adalah kelumpuhan, kesulitan bernapas, dan juga bahkan lebih mengerikannya bisa memicu kematian bagi penderitanya. Banyak penderita polio bahkan tak tahu dan sadar bahwa diri mereka telah terinfeksi dikarenakan virus polio yang awalnya cuma menunjukkan gejala yang kurang jelas.

Penyebab polio sendiri adalah virus yang biasanya masuk melalui minuman atau makanan dan akhirnya seseorang yang mengonsumsi makanan/minuman tersebut akan terkena virus polio. Tidak jauh beda sebenarnya dengan penyakit cacar karena polio hanya menyerang manusia dan biasanya selain lewat kotoran, penyebaran dari virus polio akan melewati tetesan cairan yang dikeluarkan oleh penderita yang sempat bersin maupun batuk.

Penyebaran atau penularan intinya adalah dengan melewati kontak sesama manusia dan biasanya, virus akan masuk ke mulut lalu berkembang biak di usus maupun orofaring. Ada beberapa kondisi di mana justru akan meningkatkan risiko dari penyakit polio pada seseorang, yaitu:

(Baca juga: penyebab terjadinya lordosis, kifosis dan skoliosis)

  1. Sistem Sanitasi yang Buruk

Sangat jelas bahwa tempat tinggal dengan sistem sanitasi yang terbilang buruk akan membuat para warganya mudah terserang virus polio. Sistem sanitasi yang buruk bisa dibuktikan dengan virus polio yang mengontaminasi dan akhirnya pengonsumsi makanan maupun minuman tersebut akan menjadi mudah terjangkit. Maka, penting untuk suatu daerah meski kecil untuk tetap mengutamakan sanitasi yang baik supaya penyebaran dari virus polio dapat dihambat.

(Baca juga: bahaya makanan yang dihinggapi lalat)

  1. Berkunjung ke Wilayah di Mana Polio Masih Beredar

Tentu saat Anda berkunjung atau bepergian khususnya ke daerah virus polio banyak tersebar, Anda akan sangat mudah tertular. Baik dari makanan maupun minuman yang tersedia di sana, maupun dari orang-orang yang bersin atau batuk, Anda akan sangat gampang terkena virusnya hanya dengan berkeliling di tempat tersebut. Maka cobalah untuk menghindari tempat-tempat di mana orang-orang gampang terjangkit polio karena bila tidak, Anda akan menanggung risikonya.

  1. Daya Tahan Tubuh Menurun

Saat sistem kekebalan tubuh sedang turun, akan sangat mudah bagi seseorang terkena virus atau bakteri penyakit, tak terkecuali virus polio. Maka tentu Anda harus mencari cara untuk menghindari orang-orang yang terkena polio dan juga cara meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak gampang sakit, apalagi terkena virus polio ini. Karena jika sampai terserang, tidak mudah untuk mengetahui gejalanya karena tak mudah dirasakan oleh si penderita.

  1. Tidak Melakukan Vaksinasi

Pemberian vaksin polio atau yang juga disebut dengan pemberian vaksin adalah cara untuk membantu membuat risiko penyakit polio berkurang. Program imunisasi biasanya selalu diadakan di setiap daerah tempat tinggal, maka wanita hamil maupun anak-anak serta orang-orang yang berdaya tahan tubuh rendah bisa terserang virus polio dengan mudah ketika tidak mendapat imunisasi. Pada tubuh manusia, ketika tidak memperoleh vaksinasi, maka usus dan tenggorokan merupakan organ tubuh yang gampang terjangkit oleh virus polio.

(Baca juga: imunisasi campak)

  1. Serumah dengan Penderita Polio

Penderita polio akan mudah menulari Anda, jadi jika tinggal serumah dengannya tentu akan meningkatkan risiko terjangkitnya virus polio. Ini akan semakin gampang apabila Anda dan penderita polio kerap berbagi pakai alat-alat pribadi, seperti alat makan contohnya. Tentu menggunakan alat yang sama bersama atau bergantian, lalu berada serumah akan membuat Anda terjangkit virus polio secara gampang yang harus lebih diwaspadai.

  1. Pasca Operasi Amandel

Diketahui bahwa setelah menempuh operasi untuk mengangkat amandel Anda, Anda akan memiliki peluang lebih besar terkena virus polio. Apabila tak segera ditangani dengan baik dan benar, virus bisa menyebar dan juga akan sangat berisiko menjadi lebih serius.

  1. Luka pada Mulut, Hidung dan Tenggorokan

Ketika Anda memiliki luka di bagian hidung, tenggorokan dan mulut, maka diketahui bahwa ini semua bisa menjadi penyebab dari gampangnya terkena virus polio. Ingat bahwa tenggorokan dan saluran pencernaan yang ada di usus bisa terinfeksi dengan mudah, maka ketika ada luka yang tidak diatasi secara langsung akan membuat virus gampang datang.

(Baca juga: penyebab sering sariawan)

  1. Gizi Buruk dan Defisiensi Protein

Bagi orang-orang yang mudah terkena polio, ini bisa jadi disebabkan oleh kondisinya yang mengalami gizi buruk. Gizi buruk bisa juga dikarenakan oleh adanya kekurangan salah satu nutrisi penting, seperti misalnya kekurangan asupan protein yang sebetulnya sangat diperlukan tubuh. Defisiensi protein dianggap sebagai kondisi pemicunya adalah ketika Anda melakukan yang namanya diet rendah protein maka akibatnya kandungan protein yang dibutuhkan tubuh tidak dapat dipenuhi dengan baik. Ketika kekurangan gizi, maka otomatis pembentukan zat antibodi pun terhambat sehingga virus polio bisa menjangkiti lebih gampang.

  1. Stres

Banyak orang tak menyadari bahwa stres bisa menyebabkan banyak penyakit. Hal ini dikarenakan daya imunitas seseorang bisa turun dengan mudah apabila dalam keadaan stres yang berlebihan. Saat daya tahan tubuh berkurang, penyakit apa saja bisa masuk ke tubuh, termasuk juga infeksi virus polio.

  1. Kontak Melalui Feses

Tak hanya makanan atau minuman saja yang bisa terkontaminasi dan akhirnya menyebarkan virus polio kepada banyak orang yang mengonsumsinya. Tak hanya kontak dengan tetesan cairan bersin atau batuk dari penderita saja yang bisa memicu tersebarnya virus polio. Kontak melalui tinja atau feses di air yang terkena virus polio pun bisa menjadi masalah. Kemungkinan hal ini memang terjadi ketika Anda datang ke daerah di mana polio tengah mewabah.

(Baca juga: penyakit akibat banjir)

Kelompok Penderita Polio

Ada sejumlah kelompok pembagian penderita polio, dan biasanya ada 3 macam di mana bisa dilihat sebagai berikut ini:

  1. Polio Paralisis

Tipe atau kelompok satu ini adalah polio yang terparah dan kelumpuhan adalah risikonya di mana pembagian dilakukan berdasarkan area tubuh yang terinfeksi oleh virus polio, meliputi saraf tulang belakang, batak otak atau bisa jadi keduanya. Demam dan sakit kepala adalah dua gejala umum yang kerap terjadi yang menandakan gejala awal polio paralisis dan ini memang mirip dengan gejala flu. Sesudah seminggu lewat, pada umumnya gejala polio paralisis akan timbul, yaitu otot lemah di mana kondisi ini begitu parah dan biasanya terjadi pada lengan maupun kaki.

Kehilangan refleks tubuh pun juga dapat menjadi gejala lanjutan yang perlu diwaspadai oleh setiap orang. Karena mulai ada rasa lemah dan terkulai, maka penderita polio paralisis harus benar-benar berhati-hati karena ini adalah awal dari kelumpuhan di mana kondisi ini bisa terjadi begitu cepatnya. Terkadang kelumpuhan juga bisa terjadi dalam waktu hitungan jam sesudah seseorang terjangkit virus polio dan penyerangan kelumpuhan bisa terjadi di salah satu sisi tubuh saja. Selain itu, terhambatnya saluran pernapasan bisa terjadi bahkan dapat mengalami disfungsi sehingga penanganan medis darurat adalah yang paling dibutuhkan.

(Baca juga: penyebab dengkul kopong)

  1. Polio Non-Paralisis

Berbeda dari tipe paralisis, polio tipe non-paralisis sudah begitu jelas bahwa tidak akan memicu kelumpuhan karena gejalanya dianggap sangat ringan. Memang penderita akan mengalami lemah otot dan juga cepat lelah letih lesu, tapi tidak berkaitan dengan kelumpuhan. Selain itu, waspada juga terhadap gejala umum seperti muntah, demam, sakit tenggorokan, meningitis, nyeri pada bagian tertentu (punggung, leher, tangan dan kaki yang juga kaku), serta sakit kepala.

  1. Sindrom Pasca-Polio

Penderita dari sindrom tipe ini adalah yang usianya rata-rata telah mencapai 30 hingga 40 tahun. Biasanya pun sindrom ini akan mampu menjangkiti mereka yang sudah pernah terkena penyakit polio sebelumnya. Seseorang dengan masalah ini akan menunjukkan kesulitan menelan maupun bernapas, bahkan ia akan sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi. Bila Anda gampang lelah serta merasakan menurunnya massa otot tubuh, Anda perlu curiga dan memeriksakannya ke dokter.

Penderita pun bisa saja mengalami gangguan tidur karena saking sulitnya untuk bernapas, bahkan juga merasakan sakit dan lemahnya otot maupun persendian. Sering mengalami depresi dan terkena mood swing atau suasana hati yang gampang berubah juga perlu dicurigai. Anda perlu mencoba memeriksakan semua gejala tersebut demi mendapatkan cara mengatasi yang sungguh-sungguh tepat.

(Baca juga: jenis penyakit menular penyebab dan pencegahannya)

Cara Mencegah Polio

Infeksi dari virus polio sangat jelas bisa dicegah. Upaya yang bisa dilakukan sebagai pencegahan adalah sebagai berikut :

  • Mendapatkan imunisasi polio. Dalam hal ini anak-anaklah yang penting untuk memperolehnya, termasuk yang masih bayi. Perlu diketahui bahwa ada 2 jenis vaksin polio yang bisa didapatkan, yakni vaksin sabin atau vaksin polio aktif serta vaksin salk atau vaksin virus polio tak aktif. Namun waspadalah karena polio justru bisa disebabkan oleh vaksin sabin pada penderita gangguan sistem kekebalan.
  • Menjaga sanitasi. Baik itu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, keduanya sangat penting dan sama sekali tidak boleh diabaikan. Sanitasi yang bersih dan baik akan menjauhkan kita dari segala virus dan bakteri yang mengancam kesehatan tubuh.
  • Memasak air sampai matang. Sewaktu memasak air, pastikan bahwa Anda memasaknya hingga benar-benar mendidih sempurna agar air yang misalnya terkontaminasi oleh virus bisa dimatikan. Suhu yang tinggi akan jauh lebih baik daripada memasak air dengan suhu yang rendah karena dengan suhu rendah virus masih hidup. Bila virus masih ada di dalam air, mengonsumsi atau terkena kontak dengan air akan menyebabkan polio. (Baca juga: bahaya minum air mentah)
  • Hindari mendatangi daerah yang sedang terjangkit polio. Hal ini sudah jelas karena ketika Anda dalam keadaan daya tubuh yang berkurang, Anda akan sangat gampang terkena virus polio saat di tempat di mana wabah polio tengah menyebar.
  • Hindari diet rendah protein. Karena kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab penyakit polio, jadi solusinya jelas adalah dengan menghindari diet rendah protein. Bukan berarti juga Anda harus melebihi kandungan protein di dalam tubuh karena ada juga bahaya kelebihan protein yang perlu dihindari. Jaga pola hidup sehat dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang; tidak ada yang kurang dan juga tidak ada yang lebih.
  • Tidak bergantian menggunakan alat pribadi bersama penderita polio. Penyebab polio adalah dengan berbagi atau bergantian menggunakan alat yang sama sehingga ada kontak dengan alat yang terkontaminasi. Jadi, usahakan untuk menghindari virus polio dengan cara tersebut bila di rumah ada yang tengah menderitanya.
  • Menghindari stres. Stres berlebihan pun bisa menjadikan daya tahan tubuh berkurang, maka ada baiknya untuk selalu mencoba mengurangi stres. Lakukan kegiatan positif dan selalu berpikiran positif untuk mencegah stres datang secara berlebihan.

(Baca juga: cara menghindari stres)

Cara Mengatasi Polio

Pada dasarnya, untuk penyakit polio tidak ada obatnya dan adanya cara mengatasi seperti yang akan diulas di bawah ini adalah dengan tujuan supaya efek dari penyakit bisa terkelola dengan baik. Ada sejumlah terapi yang dipercaya baik untuk penderita polio sehingga sangat direkomendasikan. Terapi berikut ini kiranya dapat membantu para penderita polio:

  • Fisioterapi.
  • Obat peringan kejang otot.
  • Analgetik atau obat penghilang rasa sakit. (Baca juga: jenis obat analgesik fungsi efek samping dosisnya)
  • Antibiotik yang digunakan untuk infeksi sekunder. (Baca juga: jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya)
  • Ventilator portable yang bertujuan untuk mendukung pernapasan supaya lebih lega.
  • Olahraga atau latihan yang berada pada level ringan sampai sedang.
  • Istirahat total.
  • Diet bernutrisi.