Herpes genital adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada alat kelamin dan bisa menyebabkan penularan baik pada wanita maupun pria. Herpes genital merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) karena biasanya penularan terjadi akibat atau melalui hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut dengan HSV. Dalam kondisi aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara sel-sel saraf. Virus herpes simpleks bisa memasuki tubuh manusia melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa merupakan jaringan lunak yang basah yang melapisi bagian terbuka dari tubuh manusia. Membran mukosa bisa kita jumpai pada beberapa jaringan tubuh kita, seperti pada dinding mulut, bagian dalam kelopak mata, di dalam telinga, di dalam saluran urin, dan juga pada dinding vagina dan anus.
Virus herpes simplek atau HSV sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yakni HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 umumnya menyerang bagian tubuh dari pinggang ke atas hingga mencapai sekitar mulut. Sedangkan HSV-2 biasanya menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama di bagian alat kelamin. Herpes genital sebagian besar disebabkan oleh HSV-2, meskipun pada beberapa kasus ada juga yang disebabkan oleh HSV-1 di mana penularan terjadi melalui hubungan kelamin orogenital atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut dengan oral seks dan bisa juga penularan melalui tangan.
Pada beberapa kasus, virus herpes simplek tidak menunjukkan adanya gejala karena virus ini memiliki kemampuan untuk “bersembunyi” di dalam tubuh atau bersifat laten. Virus ini mampu bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh di antara sel-sel saraf tubuh. Saat kambuh virus akan kembali aktif dan bergerak menuju kulit melalui saraf-saraf tubuh sehingga menyebabkan adanya luka baru. Bagi beberapa orang yang baru pertama kali terkena herpes biasanya tidak akan mengalami gejala-gejala khusus atau lebih tepatnya mereka tidak mengetahui adanya gejala herpes sehingga mereka tidak tahu jika sebenarnya mereka sedang menderita penyait herpes. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa gejala herpes genital:
Virus tersebut akan menjadi laten atau tidak aktif dalam beberapa waktu di dalam tubuh. Pada suatu waktu virus tersebut akan aktif kembali dan bisa menyebabkan munculnya kembali penyakit herpes. Dengan kata lain ketika gejala pertama herpes menghilang maka bukan berarti virus herpes telah benar-benar hilang dari dalam tubuh. Ketika tubuh pertama kali terinfeksi virus herpes sebenarnya tubuh telah memproduksi antibodi untuk melawan infeksi virus. Dengan kondisi tersebut sebenarnya tubuh telah mengenali adanya virus di dalam tubuh. Akibatnya, infeksi virus atau serangan infeksi herpes yang kedua biasanya tidak akan separah gejala yang pertama dan juga gejalanya relatif lebih cepat hilang karena tubuh sudah mengenali kondisi virus. (Baca juga: cara meningkatkan antibodi)
Herpes genital primer memiliki masa inkubasi selama 3 sampai 7 hari. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa gejala yang berat hingga gejala yang relatif ringan atau bahkan tidak tampak sebab lukanya bisa saja berada di mulut rahin perempuan. Gejala awal herpes genital berupa rasa seperti terbakar selama beberapa jam pada area kulit yang akan muncul luka. Setelah luka muncul penderita biasanya akan merasakan gejala tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan, dan juga nyeri otot.
Luka yang muncul pada kulit biasanya berupa vesikel atau gelembung-gelembung. Setelah itu kulit akan nampak kemerah-merahan dan muncul vesikel dalam lingkup yang bergerombol dengan ukuran yang sama. Vesikel-vesikel tersebut berisi cairan yang lambat laun akan pecah sehingga menyebabkan infeksi yang semakin luas. Bahkan pada beberapa kasus, kondisi semacam itu akan menyebabkan gejala getah bening di sekitar luka mengalami pembesaran dan terasa nyeri. (Baca juga : cara mencegah kelenjar getah bening bengkak)
Sementara itu gejala pada pria biasanya berupa luka yang akan muncul pada area luar kelenjar penis, batang penis, buah zakar, ataupun daerah anus, gejala tersebut biasanya lebih nampak bila dibandingkan gejala pada wanita. Kondisi tersebut tidak lain karena gejala herpes genital yang muncul pada wanita biasanya berada pada lokasi yang tersembunyi. Pada wanita, herpes genital biasanya muncul di area labia majora, labia minora, klitoris, bahkan pada beberapa kasus muncul pada area mulutrahim (serviks) tanpa menunjukkan gejala klinis. Munculnya herpes genital tersebut akan menyebabkan rasa nyeri atau sakit ketika buang air kecil. (Baca juga: cara menjaga kesehatan organ reproduksi)
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks atau yang lebih sering disebut dengan HSV. Biasanya penyakit ini disebarkan atau menular melalui hungan seksual vagina, oral, dan juga anal. Adapun virus yang menyebabkan adalah virus HSV-1 dan HSV-2. Virus penyebab herpes genital ini biasanya menyebar melalui adanya kontak langsung dengan pasangan yang terinfeksi oleh HSV. Penularan virus tersebut bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun. Adapun penularan virus tersebut melalui beberapa bagian yang lembab seperti dinding kulit genital, mulut, dan juga anus. Tidak hanya itu, penyebaran virus juga bisa terjadi melalui luka herpes yang bisa ditemukan di beberapa area tubuh seperti sekitar mulut, mata, atau area tubuh lainnya.
Penyebaran atau penularan herpes genital ini tidak akan terjadi melalui perantara benda. Saat terlepas dari kulit, virus ini tidak mampu bertahan dalam waktu yang lama. Beberapa jenis peralatan yang digunakan oleh penderita herpes seperti handuk, sikat gigi, maupun alat makan tidak bisa dijadikan perantara penyakit herpes genital. Penyakit herpes genital sangat mudah menular. Saat seseorang terinfeksi HSV maka selamanya di tubuhnya akan terdapat virus tersebut sehingga herpes bisa kapan saja kambuh.
Virus HSV penyebab herpes genital biasanya akan kembali aktif ketika sistem ketahanan tubuh mengalami penurunan. Kondisi semacam itu biasa terjadi ketika seseorang sedang mengalami infeksi, sedang berada dalam masa stres, sedang menjalani kemoterapi, atau karena terkena virus HIV. Tidak hanya itu, terbiasa mengkonsumsi minuman beralkohol juga bisa memicu virus HSV kembali aktif.
(baca juga: bahaya alkohol bagi kesehatan dan kehidupan sosial)
Tahap Infeksi Herpes Genital
Apabila seseorang telah terinfeksi virus HSV maka maka infeksi akan terjadi dengan tahap episode I infeksi primer (pertama kalinya terjadi), episode I non primer, infeksi rekurens (ulangan), asimtomatik atau tidak adanya infeksi sama sekali. Ketika tahap episode I infeksi primer virus dari luar akan masuk ke dalam tubuh seseorang. Setelah itu terjadi penggabungan virus dengan DNA penerima virus dan adanya multiplikasi atau replikasi sehingga menyebabkan adanya kelainan pada kulit. Di dalm tubuh penerima virus, virus akan menjalar melalui serabut saraf sensorik menuju ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan memiliki sifat laten.
(Baca juga: macam-macam penyakit kulit)
Memasuki tahap episode I non primer, infeksi sebenarnya sudah lama berlangsung, hanya saja belum menimbulkan adanya gejala klinis. Pada kondisi ini tubuh akan membentuk antibodi sehingga ketika memasuki tahap episode I non primer ini gejala yang dirasakan tidak seberat pada tahap episode I primer.
Sementara itu, pada tahap infeksi rekurens, HSV sudah ada di dalam tubuh seseorang dan aktif kembali serta menggandakan dirinya. Kondisi tersebut terjadi karena adanya faktor pencetus seperti trauma (luka), hubungan seksual yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, stres, kelelahan, asupan makanan yang bisa merangsang, asupan minuman beralkohol, serta konsumsi obat-obatan yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.
Diagnosis Herpes Genital
Untuk melakukan tindakan pengobatan maka sebelumnya dokter harus memastikan apakah seseorang benar-benar menderita herpes genital ataukah tidak. Adapun beberapa langkah atau metode pemeriksaan yang bisa digunakan untuk mendiagnosis pasien adalah:
Bagi Anda yang mengalami kondisi kesehatan tertentu selain herpes genital maka sebaiknya menemui dokter spesialis untuk mendapatka perawatan khusus. Infeksi yang dialami oleh tubuh Anda bisa berdampak pada area tubuh yang lainnya. Sementara itu bagi wanita hamil yang sedang menderita herpes sebaiknya segera menemui dokter kandungan. Jika tidak segera ditangani, virus herpes genital yang diderita ibu hamil bisa menular pada bayi yang sedang dikandungnya.
Bagi pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, seperti pada penderita HIV dan juga seseorang yang sedang menjalani pengobatan kanker seperti kemoterapi sebaiknya segera menemui dokter spesialis. Lama tidaknya infeksi ataupun gejala herpes genital di dalam tubuh biasanya sangat bergantung pada kondisi tubuh seseorang dan juga bagaimana dengan tingkat keparahan penyakit herpes genital tersebut.
Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa menghilangkan virus herpes genital dari dalam tubuh. Pengobatan yang dilakukan biasanya dilakukan untuk mengurangi gejala-gejala herpes genital. Adapun jenis obat-obatan yang diberikan seperti asiklovir, famsiklovir, serta valasiklovir. Obat-obatan tersebut tidak bisa benar-benar menghilangkan keberadaan virus herpes simpleks di dalam tubuh, hanya saja asupan obat-obatan tersebut berguna untuk mencegah virus herpes di dalam tubuh menggandakan diri.
Apabila gejala infeksi yang ditunjukkan relatif parah maka asupan obat-obatan anti virus mungkin saja tidak diperlukan. Untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh herpes genital maka bisa dilakukan beberapa upaya, seperti:
Apabila gejala infeksi virus herpes muncul dalam intensitas yang cukup sering maka kemungkinan besar tubuh Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Kondisi tersebut berarti jumlah antibodi yang ada di dalam tubuh relatif rendah sehingga gejala herpes genital yang dirasakan relatif lebih parah. Bagi anda yang sering mengalami herpes genital dalam kurun waktu yang relatif sering maka ada baiknya Anda melakukan tes HIV. Herpes genital akan menunjukkan gejala yang lebih serius dan juga parah pada penderita HIV sebab penderita HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang relatif rendah. Dokter akan memberikan penanganan yang tepat untuk menangani penyakit herpes genital Anda jika Anda mengidap HIV.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit autoimun)
Beberapa komplikasi yang kemungkinan akan muncul secara bersaan dengan munculnya penyakit herpes genital di antaranya:
1. Penyakit Infeksi Seksual Menular Lainnya
Apabila Anda menderita luka terbuka herpes genital maka akan sangat rentan bagi Anda untuk terinfeksi atau tertular penyakit menular seksual lainnya. Kondisi tersebut akan semakin mungkin terjadi terutama jika Anda tidak menggunakan pengaman ketika berhubungan seksual. Hal paling parah yang mungkin akan ditularkan adalah HIV/AIDS. Jika Anda menderita HIV, penyakit herpes genital Anda akan lebih sering kambuh sebab virus herpes genital akan aktif kembali ketika sistem kekebalan tubuh menurun.
2. Terjadi Inflamasi atau Peradangan
Komplikasi lain yang mungkin akan muncul bersama munculnya penyakit herpes genital adalah inflamasi atau peradangan di saluran kemih. Pembengkakan akibat herpes genital bisa menutupi jalur uretra selama beberapa hari. Jika kondisi tersebut terjadi maka harus dimasukkan katetr untuk menyedot isi kandung kemih. Peradangan tidak hanya terjadi di saluran uretra. Kemungkinan besar, peradangan juga akan terjadi di bagian rektal. Inflamasi yang terjadi di dinding rektum ini biasanya akan terjadi pada pria yang berhubungan seksual dengan pria lainnya. Pada kasus yang tergolong sangat langka, virus herpes simplek juga bisa menyebabkan radang selaput otak atau meningitis.
3. Herpes Genital pada Masa Kehamilan
Bagi Anda yang sedang hamil dan mengalami herpes genital sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Herpes genital bisa menimbulkan permasalahan ketika hamil. Virus juga bisa ditularkan kepada bayi ketika melahirkan. Apabila virus herpes simpleks menginfeksi tubuh sebelum memasuki masa kehamilan maka kemugkinan besar tidak akan terjadi penularan virus pada bayi ketika si ibu hamil. Ketika wanita hamil menderita herpes genital pada masa akhir kehamilannya maka ibu akan melepaskan banyak antibodi kepada janin di dalam kandungan sehingga bayi akan terlindung dari penularan virus herpes.
Alhasil, kemungkinan adanya penularan virus herpes pada masa akhir kehamilan sangatlah rendah. Bahkan antibodi yang diberikan oleh ibu kepada janin tersebut masih bisa bertahan di dalam tubuh bayi hingga beberapa bulan setelah masa melahirkan. Apabila gejala-gejala herpes genital muncul kembali maka kemungkinan besar Anda harus mengkonsumsi obat asikovir. Akan tetapi jika Anda mengalami infeksi penyakit herpes genital pada masa awal kehamilan (3 sampai 6 bulan pertama ) maka Anda harus mengkonsumsi obat asiklovir sebab pada masa tersebut resiko gangguan kehamilan seperti penularan kepada janin atau bahkan keguguran akibat virus herpes simpleks sangat mungkin terjadi.
Bahkan virus tersebut masih bisa menular pada bayi ketika melalui proses melahirkan. Apabila seorang ibu hamil menderita herpes genital untuk pertama kalinya ketika masa kehamilan memasuki usia di atas 6 bulan maka penularan virus herpes kepada bayi sangat mungkin terjadi. Kondisi tersebut terjadi karena tubuh ibu hamil membutuhkan waktu untuk memproduksi antibodi yang berguna untuk melindungi tubuhnya dari serangan virus. Untuk mengatasi masalah tersebut kemungkinan besar ibu harus melakukan operasi caesar ketika melahirkan. Kelahiran bayi secara normal akan meningkatkan resiko penularan virus kepada bayi hingga 40%.
4. Infeksi Virus HSV pada Bayi Ketika Proses Persalinan
Penularan atau infeksi virus HSV pada bayi ketika proses persalinan sangat mungkin terjadi dan kemungkinan besar akan menyebabkan kondisi yang membahayakan bayi bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi tersebut juga sering disebut dengan neonatal herpes. Infeksi virus herpes pada bayi tersebut bisa berakibat buruk pada organ tubuh bayi, seperti pada mulut, mata, dan juga kulit bayi. Tidak hanya itu, otak dan juga sistem saraf juga kemungkinan akan terganggu. Pada kasus neonatal herpes yang tergolong parah, virus bisa mengifeksi organ paru-paru dan juga hati hingga menyebabkan kematian.
Ada beberapa metode yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi atau penularan virus herpes simpleks, di antaranya:
Itulah beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus HSV. Bagi Anda yang sedang hamil dan mengalami herpes genital maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri secara medis sehingga memperoleh penanganan medis yang tepat agar virus tidak menular pada bayi yang ada di dalam kandungan.