Ciri-ciri epilepsi pada anak sebenarnya tak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh orang dewasa. Ciri-ciri yang menandakan adanya penyakit epilepsi ini tentunya terdiri dari berbagai macam gejala yang seharusnya diketahui dan diwaspadai terutama oleh orang tua. Di tengah-tengah masyarakat istilah epilepsi umumnya disebut juga dengan penyakit ayan.
Beberapa orang yang berusia lanjut bahkan menyebutnya dengan istilah sawan. Epilepsi sendiri sebenarnya merupakan macam-macam penyakit saraf yang bisa terjadi selama beberapa waktu dan bisa terjadi secara berulang-ulang. Umumnya serangan penyakit tersebut ditandai dengan adanya berbagai serangan epileptik.
Jenis serangan epileptik ada bermacam-macam. Serangan bisa saja terjadi dalam waktu yang singkat dan tidak terdeteksi. Ada pula serangan yang timbul dengan kuat dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Pada anak-anak sebenarnya ciri-ciri yang menandakan adanya epilepsi bisa terlihat dan dideteksi sejak masih bayi. Oleh karena itu beberapa ciri epilepsi yang kemungkinan timbul pada anak perlu diketahui sejak awal agar penyakit tersebut dapat ditangani sesegera mungkin. Beberapa hal yang merupakan ciri-ciri epilepsi pada anak antara lain sebagai berikut.
1. Timbul bercak di badan
Anak yang berpeluang mengalami epilepsi seringkali dijumpai adanya tanda berupa bercak di badannya yang seolah-olah tampak seperti tanda lahir. Bercak ini bisa berwarna kecoklatan dan berukuran 1 sampai dengan 2 sentimeter. Umumnya bercak yang terdapat pada tubuh ada lebih dari satu.
Bahkan terkadang jumlahnya bisa sampai lebih dari enam bercak. Bercak ini umumnya timbul sejak anak masih berusia bayi sehingga ciri ini bisa dideteksi sejak dini. Tanda berupa bercak ini sebenarnya dapat memudahkan orang tua dalam melakukan pemeriksaan pada anak.
2. Timbul bercak di wajah
Ciri yang dijadikan sebagai gejala dari penyakit epilepsi bukan hanya bercak di badan melainkan juga bercak pada wajah anak. Tentu saja bercak pada wajah ini tampak sangat kelihatan dan tampak menonjol. Bercak pada wajah umumnya berwarna kemerahan.
Bercak ini ada banyak sehingga terkadang sampai menutupi sebagian wajah anak. Terkadang ada pula bercak di wajah yang bentuknya menyerupai jerawat. Keberadaannya di wajah bisa dibilang sangat banyak jumlahnya. Ciri ini juga bisa dijadikan sebagai gejala yang patut diwaspadai.
3. Sering melamun
Penderita epilepsi seringkali tampak bingung atau linglung. Kebingungan ini dapat dilihat dari sikapnya yang sering melamun. Bahkan terkadang anak bisa saja melamun lebih dari 10 kali dalam satu hari. Anak tampak kehilangan fokus dan tampak diam saja. Hal ini sebenarnya bisa saja merupakan gejala awal dari serangan gejala epilepsi. Gejala awal ini bisa saja dilanjutkan dengan adanya gejala lain setelahnya. [AdSense-B]
4. Tatapan mata kosong
Saat penderita epilepsi merasa kebingungan dan sering melamun maka sebenarnya kesadarannya berangsur-angsur memudar. Tatapan mata anak menjadi kosong dan terkadang setelah itu anak malah mengantuk atau tertidur. Namun ada juga penderita epilepsi yang bertingkah laku abnormal setelah pandangannya kosong. Pada kasus ini penderita cenderung melakukan perbuatan di luar kesadarannya.
Tatapan mata kosong akan berlangsung selama penderita epilepsi kehilangan kesadaran. Jika kondisinya telah pulih maka tatapannya tidak akan kosong lagi.
5. Pernah mengalami kejang-kejang
Serangan epilepsi berupa kejang bisa saja muncul sewaktu-waktu. Kejang bisa dimulai dengan adanya otot-otot tertentu yang menegang dan menyebar ke otot lain di sekitarnya. Macam-macam kejang umumnya terjadi tanpa disadari. Gerakan yang terjadi pada saat kejang cenderung berulang-ulang misalnya seperti menghentak-hentakkan kaki.
Gerakan bisa juga terjadi dengan cara memainkan atau menggigit bibir. Gerakan abnormal yang terjadi pada saat kejang umumnya terjadi dengan disertai kontraksi pada anggota tubuh lainnya. Timbulnya kejang seringkali juga disertai dengan kondisi tubuh yang menjadi kaku.
6. Hilangnya kesadaran sesaat
Ciri-ciri epilepsi pada anak termasuk cenderung kehilangan kesadaran selama beberapa waktu sehingga ia tidak sadar dengan apa yang terjadi pada dirinya serta apa yang dilakukannya. Kehilangan kesadaran ini kemudian akan diikuti dengan berbagai gejala lainnya misalnya seperti kejang-kejang. Umumnya kehilangan kesadaran yang dialami penderita juga disertai dengan adanya kejang otot.
Kehilangan kesadaran yang dialami oleh penderita umumnya hanya terjadi selama beberapa waktu saja. Setelah itu kondisi penderita akan membaik dan menjadi sadar kembali. Beberapa anak bahkan bisa saja mengalami pingsan hanya dalam hitungan beberapa menit saja kemudian tiba-tiba bangun dan menjadi sadar kembali. [AdSense-A]
7. Sakit kepala secara tiba-tiba
Serangan epilepsi tak jarang ditandai dengan munculnya sakit kepala pada anak. Sakit kepala ini bisa saja terjadi karena adanya ketegangan yang terjadi pada otot di kepala. Sakit kepala tentunya juga disertai dengan munculnya rasa lelah dan rasa tidak enak badan. Sakit kepala juga bisa saja menyebabkan penderita menjadi pingsan dalam waktu yang singkat.
8. Mudah tersentak atau kaget
Anak yang menderita ciri-ciri epilepsi seringkali memiliki ciri mudah tersentak. Pada saat hal ini terjadi maka anak tiba-tiba menjadi kaget atau terkejut secara spontan. Setelah itu anak akan mengalami kelemahan otot dan bahkan jatuh karena kehilangan tenaga.
Atau bisa juga anak melakukan perbuatan abnormal setelah ia tersentak misalnya seperti menghentakkan lengan dan kaki. Ia juga bisa saja mengalami kejang-kejang setelah tersentak. Kondisi ini bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Namun tetap saja hal ini akan mengejutkan bagi orang di sekitar penderita sekaligus menimbulkan rasa khawatir.
9. Mengalami kelumpuhan sementara
Salah satu ciri dari serangan epilepsi ialah timbulnya kelemahan otot yang mengakibatkan anak tiba-tiba terjatuh atau bahkan tak bisa menggerakkan tubuhnya. Anak bisa saja mengalami kelumpuhan setelahnya. Kelumpuhan ini memang cenderung terjadi dalam waktu yang singkat sehingga hal ini hanya berlangsung sementara saja.
10. Mengantuk
Beberapa anak yang menderita epilepsi memiliki ciri mudah mengantuk. Tak sedikit pula anak yang mengalami serangan epilepsi setelah ia mengantuk dan mulai tertidur. Ada juga anak yang menderita serangan epilepsi saat tidur. Mengantuk sebenarnya merupakan tanda bahwa anak mulai kehilangan kesadaran karena adanya serangan epilepsi.
Ciri-ciri epilepsi pada anak sudah sepatutnya dipahami oleh orang tua. Sebab mekanisme terjadinya epilepsi tentunya cukup berbahaya terutama untuk kalangan anak-anak. Penyakit ini juga cenderung membuat penderitanya menjadi tidak nyaman baik dari segi fisik maupun psikis. Epilepsi cenderung menyebabkan anak menjadi lemah otot sehingga tidak dapat beraktivitas secara aktif.
Akibatnya tubuh penderita cenderung lemah disertai dengan stamina tubuh yang tak menentu. Epilepsi juga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Tentunya kemampuan belajar anak tidak dapat berlangsung dengan optimal bila gejala epilepsi seringkali menyerang.
Selain itu kondisi psikis anak yang menderita epilepsi juga perlu diperhatikan. Sebab anak seringkali mendapatkan stigma negatif dari masyarakat mengenai penyakit yang dideritanya itu. Oleh karena itu sebaiknya orang tua selalu waspada terhadap ciri-ciri dari serangan epilepsi yang kapan saja bisa terjadi pada anak-anak.