Tak hanya anak-anak dan juga orang dewasa yang dapat mengalami diare, bahkan bayi pun bisa dan penyebabnya pun beragam. Penyebab bayi diare bisa dikarenakan adanya pola makan yang berubah sehingga ia harus beradaptasi, atau bahkan kemungkinan dipicu oleh adanya infeksi usus. Untuk para orang tua yang baru pertama kali memiliki bayi, tentu tak mudah untuk mendeteksi apakah si kecil memang sakit diare atau sakit lainnya, untuk itu bisa dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini.
(Baca juga: bahaya diare)
Hal yang sudah pasti dilakukan seorang bayi yang masih belum bisa bicara kepada orang tuanya tentu adalah dengan rewel. Karena kesulitan untuk mengekspresikan rasa ketidaknyamanan dan sakit yang ada pada perutnya, ia hanya akan menangis seharian. Jadi, Anda perlu cukup sensitif untuk mengetahui apa yang diperlukan oleh anak Anda serta mengamati betul perubahan-perubahan yang terjadi padanya.
(Baca juga: penyebab mencret)
Diare terjadi karena adanya masalah pada bagian pencernaan, maka tentu sebagai ciri utama dari diare pada anak adalah si kecil akan merasakan sakit pada perutnya. Karena sang bayi, terutama yang kurang dari 6 bulan usianya, belum bisa mengungkapkan kepada orang tuanya seperti apa yang ia rasakan, akan mengekspresikannya dengan menangis. Orang tua pun perlu memerhatikan apa yang salah dengan sang buah hati, apalagi jika ia terus menangis dan enggan untuk makan.
Sakit perut ini adalah keadaan yang bisa terjadi akibat bayi mengonsumsi bahan makanan yang kotor atau dapat juga dipicu dengan munculnya penyakit disentri. Penyakit disentri sendiri hampir mirip dengan diare karena berhubungan dengan pencernaan. Untuk itulah, akan lebih aman dan disarankan untuk memeriksakan si kecil agar diagnosis dan penanganannya bisa dilakukan dengan benar.
(Baca juga: gejala disentri dan pengobatannya)
Saat mengalami pencernaan yang kurang nyaman, entah karena alergi terhadap makanan tertentu, keracunan, perubahan pola makan, atau infeksi akibat bakteri yang menginvasi organ pencernaannya, bayi akan muntah-muntah selain merasakan sakit perut. Para orang tua wajib untuk segera memeriksakan si kecil ke dokter bila menemukan ciri satu ini supaya tidak kemudian menjadi semakin serius.
(Baca juga: makanan untuk anak diare dan muntah)
Jika bayi Anda adalah seorang anak yang aktif dan ceria, Anda patut curiga ketika ia kemudian berubah lesu, lemas dan seperti cepat lelah. Ini bisa dikarenakan sesuatu terjadi pada pencernaannya. Segera bawa ke dokter apabila menemukan ciri lainnya yang menyertai kondisi lesu pada bayi, terutama saat Anda melihat bahwa si kecil terus menangis karena ketidaknyamanan atau rasa sakit di dalam perutnya.
Salah satu cara paling baik untuk mengetahui apakah si kecil memang benar terkena diare atau hanya masuk angin, Anda perlu mengecek perubahan warna dari fesesnya berikut juga bentuk tinjanya seawal mungkin. Bahan makanan yang bayi Anda konsumsi biasanya akan menentukan tekstur serta warna dari fesesnya, sehingga bau dan warnanya memang akan sesuai dengan makanan yang dimakan dan sering berubah. Tapi, satu yang Anda dapat yakini bahwa itu merupakan ciri diare adalah ketika feses yang keluar lebih banyak, berubah sangat encer serta frekuensi BAB yang lebih sering.
Membedakan feses atau tinja yang normal dan saat sakit diare memang sulit, apalagi pada bayi. Ini dikarenakan ketika bayi mengonsumsi ASI (Air Susu Ibu) akan menghasilkan tinja yang lebih encer. Namun sebaliknya, kondisi bayi dapat dikatakan konstipasi apabila bentuk dari tinja yang keluar adalah bulatan-bulatan kecil yang agak keras. Untuk dapat mendeteksi warna tinja bayi, simak ulasan berikut ini:
(Baca juga: efek bab tidak setiap hari)
Pencernaan yang kurang sehat sehingga menyebabkan diare pada bayi Anda bisa juga menjadikannya mengalami demam tinggi, bahkan suhu tubuhnya dapat mencapai 39 derajat Celsius atau bahkan di atas itu. Demam tersebut biasanya dipicu oleh adanya infeksi di saluran pencernaan dan virus atau bakterilah penyebab utamanya. Untuk mengetahui secara jelas faktor penyebabnya, maka ciri-ciri diare pada bayi Anda lainnya harus diketahui, seperti ada tidaknya darah pada feses, berapa kali buang air besar dalam sehari, serta apakah disertai muntah.
(Baca juga: cara kompres yang benar untuk demam)
Saat bayi Anda buang air besar, tak hanya darah yang bisa menyertainya ketika keluar, tapi nanah pun juga kemungkinan dapat keluar bersama dengan tinja. Maka orang tua pun harus jeli akan seperti apa tinja yang dikeluarkan dari tubuh si kecil agar dapat diketahui ketidakwajaran seperti apa yang terjadi pada sang buah hati.
Seperti yang terjadi pada kebanyakan orang dewasa, diare akan otomatis menyebabkan frekuensi buang air besar bertambah per harinya. Bila paling banyak mungkin 2 kali dalam sehari, bayi Anda kemungkinan bisa buang air besar secara lebih sering di mana pada umumnya akan terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari dengan jangka waktu 4-6 jam sekali. Inilah yang kemungkinan akan membuat bayi Anda lebih sering juga untuk menangis karena si kecil tidak merasa nyaman di bagian perut dan juga di bagian duburnya.
(Baca juga: penyebab perut melilit dan mencret)
Seperti yang kita tahu, bayi belum bisa bicara dan hal ini menjadi satu hambatan dan kesulitan bagi orang tua untuk mengerti apa yang dirasakan si kecil sebenarnya. Karena perut si kecil akan terasa sakit dan bahkan bisa muntah-muntah, maka otomatis saat waktunya makan bayi Anda akan menolaknya seperti sudah kehilangan nafsu makan. Pemulihan diare biasanya bisa 2-4 hari, tapi tetap sebaiknya bawa bayi ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.
Hati-hati karena bayi pun bisa juga mengalami dehidrasi di mana tubuhnya akan kekurangan cairan karena segala asupan yang masuk ke dalam tubuh akan keluar lebih sering daripada yang masuk. Bila dibiarkan tanpa membawa sang buah hati ke dokter, diare akan semakin berbahaya bagi bayi Anda. Dehidrasi dapat menjadil hasil dari ketidakseimbangan antara garam atau elektrolit dan air di dalam tubuhnya.
Jika tak segera ditangani dan harus menunggu beberapa hari, maka dehidrasi ini dapat menjadi hal yang mengancam nyawa anak Anda, khususnya jika bayi kondisinya baru saja lahir. Perlu untuk diketahui para orang tua gejala dehidrasi apa saja yang bisa dialami bayi supaya penanganan yang diambil pun benar.
Karena bahaya dehidrasi ini begitu serius, para orang tua wajib membawa bayi langsung ke dokter untuk mendapat pertolongan medis. Jangan biarkan sampai bertambah lama karena kondisi tubuh si kecil bisa diperburuk bila mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda seperti itu.
(Baca juga: cara mencegah disentri)
Apa yang harus orang tua lakukan agar mencegah bayi dari diare? Langkah-langkah berikut ini cukup sederhana dan membantu bagi para orang tua yang khawatir.
(Baca juga: ciri-ciri infeksi lambung)
Kebanyakan orang tua tak tahu harus berbuat apa seharusnya jika bayi mereka terserang diare. Melihat dari ciri-ciri umum di atas, kondisi sang bayi begitu mengkhawatirkan, tapi sejumlah langkah ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah gangguan nutrisi dan dehidrasi semakin memburuk.
(Baca juga: penyakit menular melalui air)
Ada beberapa bahan alami yang bisa Anda coba di rumah untuk mengobati diare pada bayi atau balita Anda. Bahan-bahan berikut tidak begitu sulit untuk Anda jumpai karena semuanya pasti sangat familiar.
Kayu manis tak hanya mampu dimanfaatkan para orang dewasa untuk menurunkan kadar gula darah tinggi saja, tapi diare pada bayi dan balita juga terbilang ampuh. Silakan merebus beberapa kayu manis yang kemudian air rebusan bisa dijadikan obat diare. Minumkan pada bayi Anda supaya keadaannya makin membaik.
Cara lainnya yang bisa dicoba dan sangat efektif adalah dengan menyediakan bubuk kayu manis. Gunakan bubuk kayu manis dengan cara mencampurkannya ke air hangat yang kemudian bisa ditambah dengan madu. Ramuan ini akan sangat baik untuk buah hati kesayangan Anda yang sedang menderita diare.
(Baca juga: makanan untuk menghilangkan stres)
Bahan satu ini pun diyakini sangat baik dan berguna dalam penyembuhan diare pada anak, termasuk bayi dan balita. Biasanya orang tua dapat membuat jus jambu untuk diberikan kepada buah hatinya, tapi karena tidak boleh memberikan jus buah karena bakal menaikkan risiko diare menjadi parah, pengolahan lainnya akan membantu.
Daripada membuat jus, gunakan daun jambu biji di mana Anda bisa mengambil beberapa lembar lalu direbus. Tambahkanlah gula dan garam sedikit dan campurkan semuanya sampai rata, baru ramuan dapat diminumkan ke bayi Anda yang dijamin pasti memberikan manfaat besar sehingga ia cepat sembuh.
Bahan alami lainnya yang juga berkhasiat dalam menyembuhkan diare pada bayi adalah kunyit. Anda hanya tinggal menyiapkan beberapa rimpang, seperlunya saja. Kemudian rebuslah karena air rebusannyalah yang mampu menjadi obat ampuh. Ide bagus untuk menambahkan madu sedikit supaya rasa agak manis; madu untuk penderita diare sangat berkhasiat dan ini adalah tambahan yang bermanfaat untuk mengatasi gejala yang menjadikan badan si kecil lemas.
Buah pisang sangat identik menjadi makanan yang biasa dikonsumsi oleh bayi, dan jangan lewatkan untuk memberikan si kecil buah pisang. Pisang adalah buah bermanfaat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan sehingga fungsinya akan tetap norma. Potasium di dalam pisang juga termasuk tinggi sehingga elektrolit pada bayi Anda yang terganggu bisa diganti dengan cepat. Teksturnya yang juga lembut tidak akan membuat bayi Anda kesulitan dalam mencernanya.
(Baca juga: khasiat buah pisang untuk kesehatan)
Cara alami yang dapat dijadikan alternatif adalah ramuan daun kayu putih di mana sangat bagus untuk dijadikan obat diare. Cukup menggunakan air tawar 2 gelas saja dan juga menyiapkan daun kayu putih kering sebanyak 6-10 gram, Anda sudah bisa merebusnya bersama. Biarkan sampai ramuan airnya tersisa menjadi 1 gelas. Minumkanlah ke buah hati Anda sedikit-sedikit dan diare akan berangsur berhenti serta keadaan si kecil pun akan membaik dengan cepat.