Erbitux termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
Komposisi
- Erbitux merupakan obat berbentuk infus yang mengandung 5 mg/mL cetuximab sebagai senyawa aktifnya
Indikasi
- Erbitux diindikasikan untuk pengobatan kanker kolorektal (kanker usus besar) serta kanker leher dan kepala
Mekanisme Kerja Obat
- Setiap sel di dalam tubuh kita dapat melakukan pembelahan sel, baik untuk melakukan pertumbuhan maupun untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
- Namun, saat pembelahan sel terjadi secara tidak terkendali, hal ini dapat menimbulkan kondisi yang disebut kanker. Pada kondisi kanker, sel terus membelah diri secara cepat dan abnormal.
- Akibatnya, nutrisi yang dibutuhkan oleh sel normal akan dimonopoli oleh sel kanker dan sel-sel normal di sekitarnya tidak bisa berfungsi normal.
- Sering kali sel kanker tidak terpusat di satu organ namun menyebar ke berbagai organ yang kemudian akan menimbulkan gagal fungsi pada berbagai organ.
Cetuximab adalah salah satu obat yang bisa digunakan dalam pengobatan kanker. Cetuximab bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan sel kanker dan juga merangsang sel kanker untuk melakukan apoptosis. Apoptosis adalah suatu proses ‘self-destruction’ atau bisa disebut sebagai proses bunuh diri yang dilakukan oleh sel.
Dosis dan Cara Penggunaan
- Dosis awal Erbitux untuk kanker kolorektal serta kanker leher dan kepala adalah 400 mg/m2 luas permukaan tubuh yang diberikan sebagai infus intravena dalam 2 jam kemudian dilanjutkan dengan dosis 250 mg/m2 yang diberikan sebagai infus intravena dalam 1 jam setiap 1 minggu sekali
- Erbitux diberikan kepada pasien sebagai infus intravena, yaitu disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena dengan kecepatan infus tertentu, untuk obat ini kecepatan infusnya tidak boleh melebihi 10 mg/menit
- Erbitux hanya boleh diberikan kepada pasien oleh tenaga medis yang kompeten, misalnya dokter atau perawat dengan resep dari dokter spesialis onkologi
Kontraindikasi
Pasien dengan kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Erbitux:
- Hipersensitif (alergi) terhadap cetuximab
Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap hewan, cetuximab dapat menimbulkan kegagalan pembentukan organ pada janin dan dapat menimbulkan kematian pada janin. Belum ada penelitian yang dilakukan terhadap manusia, namun kemungkinan besar efek cetuximab terhadap kehamilan manusia akan serupa dengan efeknya terhadap kehamilan hewan percobaan
- Belum diketahui apakah cetuximab diekskresikan (dikeluarkan) oleh tubuh melalui ASI, namun cetuximab berpotensi menimbulkan efek samping terhadap bayi yang disusui sehingga pasien yang masih dalam masa menyusui dianjurkan untuk tidak menyusui bayinya sampai 2 bulan setelah dosis Erbitux terakhir diberikan kepadanya
Efek Samping
Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Erbitux:
- Ruam pada kulit
- Mual
- Kulit kering
- Konstipasi (sembelit)
- Pruritus
- Diare
- Muntah
- Sakit kepala
- Insomnia
- Demam
- Gangguan pencernaan
- Neuropati
- Hipomagnesemia (penurunan kadar magnesium dalam darah)
Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Erbitux. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Erbitux, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter agar bisa segera ditindaklanjuti.
Interaksi Obat
Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Erbitux:
- Obat-obat berikut dapat menurunkan kadar magnesium dalam darah, sama seperti cetuximab sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipomagnesemia (kadar magnesium dalam darah terlalu rendah): esomeprazole, lansoprazole, omeprazole. Hipomagnesemia dapat menimbulkan gangguan irama jantung, kram otot, tremor dan kejang
- Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek samping cetuximab jika digunakan secara bersamaan: capecitabine, cisplatin, fluorourasil
- Penggunaan carboplatin bersamaan dengan cetuximab dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi
- Penggunaan idelalisib bersamaan dengan cetuximab dapat menimbulkan diare yang parah
- Penggunaan talidomid bersamaan dengan cetuximab dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah yang dapat membahayakan
Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Erbitux tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda.
jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Erbitux, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Erbitux dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.
Perhatian
- Erbitux diberikan kepada pasien sebagai cairan infus intravena (disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena dengan kecepatan infus tertentu), pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang benar dan di tempat yang tepat untuk menghasilkan efek yang diinginkan dan menghindari terjadinya komplikasi, oleh karena itu pemberian obat ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten seperti dokter atau perawat
- Pemberian Erbitux hanya boleh dilakukan dengan resep dari dokter spesialis onkologi
- Erbitux dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain dan/atau metode pengobatan lain (misalnya terapi radiasi)
- Sebelum pemberian Erbitux, biasanya pasien akan diberi obat golongan antagonis H1 (misalnya difenhidramin 50 mg) untuk menghindari terjadinya reaksi hipersensitif atau reaksi alergi yang parah
- Erbitux sebaiknya disimpan pada suhu 2-80C
- Larutan di dalam vial Erbitux tidak boleh dikocok atau diencerkan