Bayi lahir prematur mungkin sudah umum, namun kali ini seorang bayi bernama Kallie Bender cukup mengejutkan karena lahir dengan berat 0,3 kg. Menurut laporan, bayi ini lahir dengan kondisi cacat jantung saat berada di usia kandungan 2 minggu. Ebonie, sang ibu kala itu tengah memeriksakan diri dan menempuh USG lalu mengalami air ketuban habis.
Dilansir dari Fox News, air ketuban Ebonie sampai habis karena pengaruh dari kondisi Kallie yang rupanya membuat aliran darah dan nutrisi terhambat. Karena kondisi darurat inilah, sang dokter menyarankan Kallie harus segera dikeluarkan. Ebonie mengatakan bahwa yang paling menakutkan baginya adalah kelahiran anaknya yang bobotnya tak lebih dari 0,3 kg, ia khawatir bagaimana mengenai kesempatan hidup buah hatinya nanti.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), bayi lahir prematur adalah ketika kelahirannya terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, namun ketika sang bayi lahir dalam usia kehamilan di bawah 28 minggu, ini disebut dengan kondisi prematur ekstrem. Dengan kelahiran prematur ekstrem, risiko kecacatan atau komplikasi serius jauh lebih tinggi jadinya.
Kelahiran bayi dengan kondisi usia kehamilan antara 23-25 minggu jauh lebih besar mengalami risiko komplikasi tersebut. Hanya saja, beruntung Kallie tidak mengalami tanda-tanda keterlambatan neurologis sejak lahir sampai 5 bulan walau memang dokter mendapati bahwa Kallie mengalami cacat jantung.
Dokter mengingatkan sang ibu mengenai adanya kemungkinan tidak memadainya tabung makan dan bernapas bagi tubuh Kallie yang teramat kecil dan mungil. Tak hanya itu, popok paling kecil di NICU saja masih kebesaran untuk Kallie karena ia terlahir dengan sangat kecil. Dameon, ayah Kallie, mengatakan bahwa ia diajari untuk tetap tenang dan ia merasa sejak kelahiran Kallie, hal tersebut adalah perjalanan baru baginya.
Orangtua Kallie baru boleh menggendong buah hati mereka ketika sudah 37 hari dan usai 5 bulan, akhirnya diperbolehkan pulang. Saat sudah boleh pulang, bobot Kallie sudah mencapai 3 kg, namun belum bisa lepas dari tabung pembantu asupan makanan dan tabung oksigen. Untuk ke depannya, para dokter justru optimis bahwa Kallie bisa lepas dari kedua alat ini karena kesehatannya akan jauh lebih baik nantinya.