7 Bahaya Gigantisme Jangka Panjang untuk Anak-anak

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Gigantisme secara umum adalah sebuah kelainan berat badan yang berlebihan dan umumnya berat badannya tidak sesuai dengan umur dan tinggi badannya. Kondisi tidak seimbang ini terjadi karena berbagai sebab. Penyebab gigantisme bisa jadi karena gen, atau karena masalah hormon, dan lain sebagainya.

Ketika seseorang memiliki kelainan gigantisme, diperlukan perawatan khusus untuk membuatnya memiliki berat badan normal. Sebab, gigantisme bisa menimbulkan beberapa bahaya jangka panjang.

Berikut bahaya gigantisme yang harus anda ketahui.

1. Risiko Tumor

Bahaya gigantisme dalam jangka panjang untuk anak-anak salah satunya ialah risiko tumor. Menurut Rumah Sakit dan Pusat Medis St. Joseph, 80 persen kasus anak dengan gigantisme akan beresiko tumor. Jenis tumor itu ialah tumor pituitari. Tumor ini dapat dihilangkan dengan operasi namun tidak ada jaminan bahwa tumor ini tidak dapat kembali.

Untuk mencegah tumor kembali, medis menyarankan setiap anak dengan gigantisme dan menunjukkan gejala tumor adalah dengan minum obat yang sesuai untuk mengurangi gejala gigantisme sehingga memungkinkan anak untuk memiliki kehidupan dalam jangka panjang.

2. Risiko Kekurangan hormon Hipofisis

Anak dengan gigantisme hidup dengan bayang-bayang beraneka macam bahaya dari gigantisme. Ketika salah satu tanda bahaya resiko gigantisme berupa tumor muncul, diperlukan tindakan medis. Sementara tindaka medis inipun bisa menimbulkan resiko berupa anak mengalami kekurangan hormon hipofisis.

Di mana ketika anak kekurangan ini, anak dapat mengalami komplikasi gigantisme berupa pendarahan, infeksi, kehilangan indra penciuman dan kelenjar pituitari bisa berkurang. Obat yang dapat membantu mengatasinya ialah tablet hormon tiroid. Bisa juga dengan terapi radiasi ke kelenjar pituitari.

Namun sayangnya, anak gigantisme yang menjalani pengobatan gigantisme berupa radiasi kelenjar pituitari juga dibayang-bayangi bahaya dari gigantisme lainnya yakni peningkatan resiko stroke dini atau memburuknya daya ingat anak.

3. Dapat Menyebabkan Gangguan Fungsi Hati

Bahaya gigantisme berikutnya ialah terjadi gangguan fungsi hati. Sebab anak-anak yang mengalami gigantisme berarti ada bagian tubuh tertentu yang tidak berfungsi dengan baik. Sementara ketika diobati, juga dapat memberikan risiko tambahan.

Misalnya saja ketika anak mendapatkan terapi obat berbahan dopamin. Risikonya adalah obat ini dapat menyebabkan anak kurang nafsu makan, merasa mual, muntah, dan pusing.

Anak bisa saja menerima obat berupa Somatostati analog, namun inipun bisa meningkatkan risiko kulit dan otot menjadi kaku. Anak juga bisa lebih sering mengalami sakit perut. Paling sering ialah diare dan kram perut.

Sementara itu, sekitar 20 persen pasien dengan gigantisme mengalami batu empedu setelah jangka panjang. Biasanya akan menimbulkan gangguan hati dan dipelrukan tes darah rutin untuk memantau kondisi tubuhnya. [AdSense-B]

4. Kerusakan Saraf Perifer

Dalam jangka panjang, gigantisme tanpa diagnosis dari dokter dan tidak ada penanganan membuat penderita gigantisme mengalami kerusakan saraf perifer yang akan mempengaruhi mobilitas. Sebab otot anak-anak akan mengalami pelemahan. Bisa juga menjadi osteoarthritis.

Hal itu terjadi karena pengaruh perkembangan hormon yang tidak teratur. akibatnya, aktivitas sehari-hari anak-anak dengan gigantisme akan berbeda dengan anak-anak normal, hal-hal keseharian yang akan terpengaruh misalnya ukuran perabotan, ukuran mobil, pakaian, sepatu, yang membuatnya harus memiliki benda-benda itu di luar ukuran normal. Karena itu perlu dilakukan pencegahan gigantisme sejak dini, sejak sebelum ibu hamil.

5. Meningkatkan Masalah Psikologis

Ketika anak dengan gigantisme tidak dapat memiliki benda-benda tertentu yang sesuai ukurannya misalnya sepeda, mobil, motor, pakaian, gadget dan lain-lain. bahaya gigantisme yang mengintainya ialah kondisi psikologisnya dapat terganggu.

Beberapa kondisi langka bisa disebabkan oleh masalah psikologis ini, misalnya anak menjadi mudah marah karena keinginannya tidak terpenuhi. Anak juga bisa mengalami gangguan hormon pertumbuhan yang menyebabkan menjadi nampak aneh di mata orang lain secara fisik, dengan ini akibatnya anak menjadi lebih mudah depresi karena tidak dapat bermain dengan teman-temannya. Dalam jangka panjang ini bisa beresiko menjadikannya sosiopat atau psikopat yang berbasis pada rasa minder. [AdSense-C]

6. Meningkatnya Resiko Penyakit Jantung

Seseorang dengan gigantisme hidup dengan bayang-bayang gigantisme berupa meningkatknya risiko penyakit jantung. Hal itu terjadi karena ukuran tubuh yang melebihi ukuran normal membuat jantung harus bekerja keras. Resikonya, jantung harus bekerja ekstra dua kali lipat untuk melayani distribusi darah ke seluruh bagian tubuh. Hal ini akan meningkatkan resiko serangan penyakit jantung dan juga stroke ketika pompa darah ke seluruh tubuh tidak dapat berjalan maksimal.

7. Mengalami Gangguan pada Sistem Eskresi

Bahaya gigantisme selanjutnya ialah anak atau seseorang dapat mengalami gangguan pada sistem eskresi tidak hanya mengalami gangguan hormon pertumbuhan. Kelainan sistem eksresi berhubungan dengan paru-paru yang merupakan ruang utama untuk menyaring oksigen.

Bila muncul penyakit pada sistem eksresi, seseorang menjadi sulit bernafas karena asma yang disebabkan ada gangguan pada fungsi yang sebenarnya di paru-paru. Bahkan bisa meningkatkan resiko serangan kanker paru-paru, emfisema, pneumonia, tuberkulosis, bronkitis, dan lain sebagainya.

Demikian pemaparan tentang bahaya gigantisme untuk kita, supaya lebih bijak dalam menjaga kesehatan dan memilih makanan yang baik supaya menjauhkan diri dari penyebab gigantisme atau menurunkan keturunan gigantisme.

fbWhatsappTwitterLinkedIn