Mungkin Anda sudah cukup sering mendengar tentang neuropati perifer di mana ini merupakan sebuah kondisi di mana ada sekelompok kerusakan di bagian sistem saraf tepi yang lokasinya berada di luar sistem saraf pusat. Intinya, di luar saraf otak dan tulang belakanglah terjadi kerusakan saraf dan memang kondisi ini lebih banyak dialami oleh para lansia.
Sampai kini, neuropati perifer diketahui memiliki lebih dari 100 jenis dan tentunya setiap jenis mempunyai ciri-ciri khusus. Baik itu pada gejalanya, perkembangan kondisi, maupun hingga indikasi, setiap jenisnya memliki ciri khusus. Dan bila ditanya tentang seberapa umum neuropati perifer ini, maka jawabannya adalah memang cukup jarang.
Populasi yang terhitung mengalami penyakit neuropati perifer ini adalah antara 1,6-8,2 persen di mana paling sering dialami oleh pasien-pasien penderita diabetes. Jangan khawatir karena penyakit ini dapat dikendalikan, yakni dengan membuat faktor risikonya berkurang. Untuk itulah kita lebih baik mengenal tentang neuropati perifer lebih dulu seperti yang bisa disimak sebagai berikut.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit syaraf)
Penyebab
Sebuah kondisi penyakit tentu selalu ada penyebabnya, meski memang terkadang penyebab tersebut masih belum terlalu jelas. Neuropati perifer pun mempunyai beberapa faktor penyebab yang perlu Anda simak satu per satu. Dengan mengenal setiap kemungkinan pemicunya, maka penanganan pun juga akan menjadi jauh lebih mudah dengan didasarkan pada penyebabnya.
Banyak orang yang sebetulnya sudah tahu akan bahaya minuman keras bagi kesehatan, namun tetap tak bisa membatasi apalagi menghindari minuman beralkohol. Karena konsumsi alkohol terlalu berlebihan, inilah yang disebut dengan diet buruk. Efeknya sangat buruk bagi tubuh bila dalam jangka panjang Anda terus mengonsumsinya di mana tubuh akan kekurangan vitamin.
Kondisi ini pun tak bisa disepelekan karena mampu memperbesar potensi seseorang terkena neuropati perifer. Keadaan di mana sumsum tulang terganggu masih termasuk di dalam kategori protein abnormal dalam darah alias gammopathies monoklonal, amiloidosis, limfoma, dan juga myeloma osteosclerotic alias bentuk kanker tulang.
Pertumbuhan sel kanker tentunya tak bisa kita duga, dan ternyata kanker ganas yang bertumbuh dan berkembang di dalam tubuh, khususnya pada saraf akan sangat membahayakan. Bila bukan kanker jenis jinak, maka sel kanker ini akan memberikan tekanan di bagian saraf serta sekeliling saraf. Inilah yang kemudian memicu kondisi neuropati perifer.
Tak dapat dipungkiri, faktor genetik juga turut berperan besar dalam meningkatkan risiko neuropati perifer pada seseorang. Gangguan yang diwariskan pun demikian, seperti halnya penyakit Charcot-Marie-Tooth di mana ini merupakan jenis turun-temurun yang masih berasal dari penyakit neuropati. Maka dari itu, rajin mengecek kesehatan ke dokter adalah solusi pencegahannya.
Neuropati perifer juga berpotensi terjadi disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu, tak terkecuali HIV, difteri, hepatitis C, virus Epstein-Barr, herpes zoster, penyakit Lyme, dan penyakit kusta. Untuk memperjelas apakah benar tubuh Anda kemasukan bakteri dan virus, maka ada baiknya memang setelah gejala muncul, langsung periksakan ke dokter.
Ada berbagai jenis penyakit autoimun yang bisa menjadi penyebab dari neuropati perifer, seperti misalnya sindrom Sjogren. Tak hanya itu sindrom Guillain-Barre, rheumatoid arthritis, dan juga penyakit Lupus juga termasuk dari penyakit autoimun yang meningkatkan potensi seseorang terserang neuropati perifer sehingga memang pengecekan kondisi kesehatan sangatlah diperlukan.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga menjadi faktor peningkat risiko seseorang mengalami neuropati perifer. Obat-obatan yang dimaksud antara lain adalah seperti obat-obatan untuk kemoterapi alias bagi penderita kanker. Maka dari itu, penting juga untuk menanyakan efek dari kemoterapi kepada dokter agar setiap pasien bisa mewaspadai kondisi setelah kemoterapi.
Hati-hati dengan bahan kimia yang mungkin menjadi hal yang tak dapat dihindari di lingkungan Anda. Zat kimia dan logam berat merupakan zat beracun yang juga berpotensi tinggi membuat seseorang mengalami yang namanya neuropati perifer. Hindarilah paparan zat kimia sebisa mungkin demi mencegah neuropati perifer ini.
Penyebab lainnya yang juga diduga kuat sangat berpengaruh adalah kekurangan vitamin. Tubuh manusia memerlukan yang namanya vitamin E, niacin, vitamin B kompleks dan vitamin lainnya untuk kesehatan tubuh. Vitamin yang disebutkan itu pun termasuk vitamin yang sangat mendukung kesehatan saraf, jadi perhatikan asupan makanan supaya tubuh tak kekurangan vitamin.
Misalnya Anda pernah kecelakaan, cedera, atau jatuh, hal ini menjadikan trauma di mana saraf perifer dapat menjadi rusak atau putus. Jadi bila Anda pernah mengalami kecelakaan yang memang cukup parah, atau tak serius sekalipun, silakan untuk memeriksakan kondisi kesehatan tubuh Anda secara menyeluruh ke dokter.
Ketika menggunakan kruk, hal ini pun bisa menjadi suatu faktor penyebab di mana saraf tertekan dan akhirnya neuropati perifer muncul. Gerakan berkali-kali pun bisa saja memicu timbulnya kondisi tak mengenakan pada saraf. Gerakan yang dimaksud contohnya adalah mengetik di mana kegiatan ini dilakukan secara berulang.
Seperti yang sudah disebutkan secara singkat sebelumnya, penderita diabetes melitus lebih memiliki peluang besar untuk mengidap neuropati perifer. Hal ini akan lebih besar lagi risikonya apabila memang kadar gula darah sangatlah tinggi. Kadar gula darah yang sampai tak bisa dikendalikan adalah yang berbahaya sehingga pengecekan secara rutin sangat dianjurkan.
(Baca juga: pengaruh alkohol terhadap sistem saraf manusia)
Gejala
Penderita neuropati perifer akan menunjukkan beberapa gejala di mana gejala tersebut cukup beragam. Gejala yang muncul akan ditentukan oleh saraf manakah yang mengalami gangguan. Di bawah ini merupakan sedikit keterangan mengenai seperti apa saja kemungkinan gejala yang bisa timbul dan dialami oleh penderitanya.
Gejala pada penderita neuropati otonom atau gangguan saraf pengatur kinerja di luar kesadaran antara lain adalah:
Pada kondisi neuropati sensorik ini, saraf pembantu tubuh untuk merasakan suhu, sentuhan dan nyerilah yang terkena gangguan. Jadi bila kondisi ini yang terjadi, penderita rata-rata akan mengalami gejala-gejala seperti:
Untuk penderita dari kondisi neuropati motorik, saraf yang terkena gangguan adalah saraf pengatur gerakan tubuh. Maka bila kondisi ini yang terjadi, gejala yang dirasakan atau ditunjukkan antara lain adalah:
(Baca juga: kesehatan sistem saraf otak)
Diagnosa
Ketika gejala sudah begitu tak nyaman dan Anda merasa ada yang tak beres, segera ke dokter, khususnya kalau kesemutan, mati rasa, serta sensasi panas dan ditusuk-tusuk terjadi di area kaki. Seringnya rasa kram dan otot lemas juga bukan hal yang wajar sehingga Anda perlu ke dokter, menceritakan gejala-gejala tersebut berikut riwayat kesehatan Anda, barulah dokter bisa memberikan solusi.
Tak hanya riwayat kesehatan serta keluhan secara fisik, dokter pun pada umumnya baka menanyakan tentang obat-obatan yang kiranya dikonsumsi. Barulah setelah itu serangkaian pemeriksaan lain seperti di bawah ini bakal dilakukan:
(Baca juga: cara mengobati tangan gemetar)
Pengobatan
Karena penyebabnya sendiri sudah diketahui, maka pengobatan yang diberikan tidaklah hanya untuk membuat gejala berkurang saja, tapi juga menangani sumber penyebabnya. Di bawah ini merupakan serangkaian metode pengobatan dan perawatan yang perlu ditempuh oleh setiap penderita neuropati perifer. Pengobatan dan perawatan akan disesuaikan berdasarkan pada penyebabnya:
Ada pula obat-obat khusus yang bakal diberikan di mana memang berguna untuk meredakan rasa nyeri. Pemberian obat tersebut akan dilakukan apabila memang gejala nyeri timbul dan membuat saraf terganggu. Obat-obatan ini perlu didapatkan oleh pasien dengan resep dokter tentunya.
Neuropati perifer bukanlah suatu kondisi kesehatan yang bisa disepelekan karena ada pula beberapa kasus di mana penderita tak mampu bergerak. Otot yang lemas dan lumpuh menjadi masalah utamanya sehingga dokter pun akan memberi saran untuk menggunakan kursi roda atau tongkat selain dari terapi fisik.
Dokter tak akan memberikan obat-obatan tersebut secara sembarangan dan pemberian obat akan didasarkan pada letak dari nyeri serta tingkat keparahan neuropati perifer. Ketika levelnya masih tergolong ringan, maka contoh obat yang diberikan adalah ibuprofen dan paracetamol. Namun, ketika dokter menemukan bahwa kondisi pasien sudah terbilang serius, maka tramadol adalah pilihan utama ketika pengobatan lain tak mempan dalam mengatasi.
Ketika sudah termasuk parah, kondisi neuropati perifer dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan khusus pereda nyeri yang lebih kuat dibandingkan dengan ibuprofen dan paracetamol. Sedangkan untuk salep dan koyo bisa dipakai apabila nyeri yang dirasakan tergolong paling ringan dan hanya dialami pada bagian tubuh tertentu.
(Baca juga: makanan untuk penderita neuropati)
Itulah sekilas informasi mengenai neuropati perifer, mulai dari penyebab, gejala, diagnosa hingga metode pengobatan yang paling umum. Sebisa mungkin, Anda bisa menjauhi segala faktor penyebab kerusakan saraf supaya neuropati tak terjadi.