Kesehatan Otot

Polimiositis – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Polimiositis merupakan peradangan otot yang mampu melemahkannya juga dan penyakit satu ini bahkan bisa berdampak buruk pada kinerja otot seluruh tubuh. Meski demikian, pada kebanyakan kasus polimiositis hanya bagian otot pinggul, paha dan bahulah yang lebih sering terserang radang. Hingga kini memang belum diketahui bagaimana cara menyembuhkan penyakit ini, namun tentu ada solusi untuk meredakan gejalanya.

Penyebab dan Gejala

Penyebab pasti dari kondisi polimiostis belumlah diketahui hingga kini, namun memang karakteristik dari penyakit satu ini menandakan bahwa ada hubungan erat dengan gangguan autoimun. Jenis penyakit autoimun merupakan suatu kondisi daya tahan tubuh yang menyerang jaringan otot tubuh sendiri karena menganggapnya sebagai benda asing di mana hal ini adalah suatu kesalahan dari imun tubuh.

Meski penyebab dari polimiositis belumlah jelas, namun gejalanya penting untuk diketahui agar mampu mengatasinya dengan benar. Gejala umum dari kondisi polimiositis adalah lemahnya otot pada kedua sisi tubuh yakni kiri dan kanan. Otot leherlah yang paling merasakan kelemahan tersebut, berikut punggung serta bahu. Namun tetap ada beberapa kondisi gejala lain yang dikeluhkan, seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Nyeri pada sendi
  • Nyeri pada otot
  • Bengkak pada otot
  • Sulit menelan
  • Fenomena Raynaud atau jari-jari kaki atau tangan mengalami perubahan warna dan menjadi dingin. Hal ini terjadi sebagai efek dari gangguan peredarah darah.
  • Penurunan berat badan.
  • Nafas pendek atau sesak nafas yang dipicu gangguan pada paru-paru dan jantung.
  • Area sekitar mata berwarna merah atau ungu.
  • Pada beberapa kasus, kemerahan terjadi di bagian kulit siku, buku jari dan lutut.
  • Pada beberapa asus, ruam merah muncul di dada atas dan leher.

Anda perlu untuk segera ke dokter ketika melihat timbulnya kondisi-kondisi tersebut, terlebih apabila kelemahan otot terjadi secara signifikan tanpa Anda tahu apa alasannya.

Diagnosa

Ketika menemui dokter, ada kemungkinan bahwa dokter akan mencurigai bahwa Anda memiliki polimiositis. Karena masih dugaan, penting untuk pasien menempuh beberapa pemeriksaan atau metode diagnosa sesuai dengan permintaan atau anjuran dokter, seperti tes-tes berikut ini.

  • Elektromiografi – Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan elektroda jarum tipis untuk bisa sampai ke dalam otot melalui kulit. Ketika pasien rileks atau mengencangkan otot, pengukuran aktivitas listrik dilakukan. Penyakit otot polimiositis dapat terkonfirmasi ketika aktivitas listrik yang mengalami perubahan pola terdeteksi. Perlu juga kiranya bagi dokter untuk memeriksa otot yang berbeda untuk lebih yakin.
  • Pemeriksaan Darah – Tes darah merupakan sebuah metode pemeriksaan yang akan membantu dokter dalam mengetahui apakah pasien mengalami peningkatan kadar enzim otot. Bila memang ada, maka ini adalah indikator dari adanya kerusakan otot. Tes darah sendiri pun mampu menjadi pendeteksi autoantibodi spesifik yang berkaitan dengan gejala-gejala polimiositis sehingga bisa diandalkan pula untuk menentukan perawatan apa yang sesuai bagi penderita polimiositis.
  • Biopsi Otot – Selama pemeriksaan ini, jaringan otot akan diambil oleh dokter sedikit untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Dari hasil analisa, kemungkinan akan ada keabnormalan pada jaringan otot tersebut, seperti kerusakan, inflamasi, atau defisiensi enzime atau protein tertentu.
  • Pemeriksaan MRI – MRI atau Magnetic Resonance Imaging adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat apakah ada tanda-tanda radang menyerang otot.

Pengobatan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa tak belum ada pengobatan bagi penyakit polimiositis, namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan demi meningkatkan kekuatan dan fungsi otot penderitanya. Setelah memeriksa dan memang hasil diagnosa menunjukkan bahwa kondisi gejala benar-benar disebabkan oleh polimiositis, maka dokter akan memberikan beberapa solusi sesuai dengan gejala yang terjadi, faktor usia penderita, serta kondisi kesehatan.

  1. Kortikosteroid

Jenis obat kortikosteroid yang jelas efektif dan bisa diandalkan untuk membantu para penderita polimiositis biasanya adalah prednison di mana gejala-gejala dari polimiositis akan menjadi lebih ringan karenanya. Namun meski begitu, perlu diketahui bahwa penggunaan jangka panjang akan obat ini bisa mengakibatkan timbulnya sejumlah efek samping cukup serius. Itulah mengapa, dokter perlu menurunkan dosis menjadi lebih rendah ketika efek samping mulai terjadi.

  1. Imunosupresan

Jenis obat satu ini biasanya perlu diberikan oleh dokter bila memang diperlukan. Tujuan dari pemberian obat ini adalah untuk menekan maupun menjadi penghambat sistem imun karena polimiositis masih diperkirakan berhubungan erat dengan penyakit autoimun.

  1. Fisioterapi

Polimiositis adalah suatu kondisi gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pelemahan atau radang otot. Otot yang terserang otomatis akan mengalami gejala-gejala yang cukup menghambat aktivitas harian penderitanya. Oleh karena itu, fisioterapi sebagai bentuk latihan fisik diperlukan. Ada berbagai macam latihan yang bertujuan untuk membuat otot-otot meregang sekaligus juga lebih kuat sehingga Anda akan jauh lebih baik nantinya setelah mendapatkan perawatan berupa terapi fisik ini.

  1. Terapi Wicara

Terapi wicara adalah suatu jenis perawatan atau pengobatan polimiositis yang akan membantu para penderita dengan gejala sulit menelan. Sulit menelan artinya hal ini menandakan adanya otot-otot menelan yang menjadi lebih lemah. Terapi ini akan sangat membantu dalam membawa perubahan dan kemajuan pada kondisi tersebut sehingga penderita tak lagi perlu khawatir.

  1. Diet

Tips diet sehat pun diperlukan di mana penderita perlu berdiskusi lebih dulu dengan para ahli nutrisi. Seorang ahli nutrisi akan membimbing Anda untuk tahu bagaimana menyiapkan makanan-makanan bergizi namun juga mudah untuk disiapkan dan dinikmati.

  1. Imunoglobulin Intravena

Solusi pengobatan lainnya bagi penderita polimiositis adalah produk darah murni dengan kandungan antibodi sehat yang berasal dari para pendonor darah. Ketika polimiositis terjadi, otot diserang dan dirusak oleh antibodi yang melakukan kesalahan. Antibodi sehat yang berasal dari produk darah murni inilah yang akan menghalangi antibodi-antibodi penyerang tersebut. Proses pemberiannya sendiri adalah dengan infus melalui pembuluh darah dan pengulangan akan perawatan ini penting dilakukan secara teratur.

Komplikasi

Hampir setiap kondisi penyakit memiliki bahaya komplikasi dan berikut ini merupakan jenis-jenis kondisi komplikasi polimiositis yang wajib Anda ketahui sekaligus waspadai sehingga diperlukan perawatan cepat dan tepat.

  • Pneumonia aspirasi. Berawal dari sulit menelan, rupanya kita bisa menghirup cairan termasuk air liur serta makanan hingga sampai pada paru-paru. Inilah kondisi yang kemudian memicu pada pneumonia.
  • Gangguan pernapasan. Otot dada pada beberapa kasus dapat terkena dampaknya, ini yang bisa membuat kita mengalami kesulitan dalam bernapas, contohnya seperti sesak nafas atau napas pendek. Bahkan pada kondisi yang lebih buruk, gagal nafas pun bisa terjadi.
  • Disfagia. Disfagia atau sulit menelan adalah kondisi yang tampak umum, namun hal ini bisa terjadi sebagai efek dari polimiositis yang gejalanya diabaikan terlalu lama. Bila sulit menelan, otomatis selera makan menurun dan akhirnya mengalami penurunan berat badan serta kekurangan gizi.
  • Penyakit kardiovaskular. Otot jantung dapat terkena peradangan juga karena polimiositis di mana radang otot jantung ini kita sebut dengan miokarditis. Gagal jantung kongestif serta aritmia berisiko untuk berkembang pada penderita polimiositis.
  • Penyakit jaringan konektif. Penyakit lupus, sindrom Sjogren, dan rheumatoid arthritis adalah contoh serangkaian penyakit yang bisa menjadi komplikasi dari polimiositis.
  • Fenomena Raynaud. Kondisi ketika jari tangan, jari kaki, hidung, pipi serta telinga menjadi lebih pucat dari biasanya dan tak normal ketika terkena suhu dingin, inilah yang dinamakan dengan fenomenal Raynaud.
  • Penyakit paru-paru. Penyakit paru interstisial masih termasuk dalam goongan kelainan penyebab fibrosis atau jaringan parut di jaringan paru-paru. Dengan begitu, paru-paru menjadi kurang elastis alias mengalami kekakuan.

Polimiositis sebaiknya tidak disepelekan melihat bagaimana kondisi bahaya komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Belum diketahui bagaimana pastinya dalam mencegah kondisi ini, namun menjauhi penggunaan obat tertentu dapat membantu, jadi selalu berkonsultasilah dengan dokter ketika hendak menggunakan obat-obatan tertentu.