Pernahkah Anda mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh Anda? Pembengkakan bisa terjadi karena benturan, tulang yang terkilir atau mungkin alergi dengan jenis makanan. Namun perlu juga diwaspaidai apabila embengkakan yang terjadi disebabkan karena mengalami sindrom nefrotik. Sindrom nefrotik merupakan salah satu jenis sindrom yang menyerang ginjal dan mengganggu fungsi ginjal sehingga keseimbangan nutrisi, air dan garam yang seharusnya dapat diolah oleh ginjal tidak dapat seimbang. Sindrom nefrotik ini berasal dari kata nefron yakni bagian pada ginjal yang berfungsi melakukan penyaringan untuk membersihkan darah.
Ketika mengalami sindrom nefrotik berarti nefron dalam ginjal sedang mengalami kerusakan. Kerusakan yang trejadi pada ginjal ini mengakibatkan protein yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh tubuh malah keluar bersamaan dengan urin dan kotoran lainnya. Protein yang ikut keluar bersamaan dengan kotoran yakni albumin dan globulin. Padahal albumin memiliki fungsi mengendalikan volume darah sedangkan globulin berfungsi untuk membantu tubuh dalam melawan infeksi. Ketika nefron tidak dapat melakukan penyaringan dan protein terbuang, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti tanda-tanda gagal ginjal, ginjal kronis dan gagal jantung kongestif.
Meskipun termasuk salah satu sindrom yang jarang terjadi pada masyarakat umum, namun sindrome ini dapat menyerang siapa saja dan dapat terdeteksi pertama kali pada anak usia 2 tahun. Ketika seseorang mengalami sindrome nefrotik mata akan muncul beberapa gejala yang dapat diketahui bahwa nefron mengalami kerusakan.
Sindrome nefrotik menimbulkan gejala dan perubahan fisik sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang mengalami sindrom nefrotik. Beberapa gejala yang ditimbulkan yakni :
Ketika seseorang mengalami sindrome nefrotik, akan terjadi penumpukan cairan atau edema pada beberapa bagian tubuh seperti pada mata, kaki dan dan pergelangan. Penumpukan cairan yang terjadi ini biasanya menimbulkan efek seperti bengkak pada beberapa bagian tubuh yang mengalami edema. Selain beberapa bagian tubuh, edema juga dapat terjadi pada paru paru. Hal ini dapat menyebabkan penderita sindrom nefrotik akan sulit bernafas.
Orang yang mengalami sindrome nefrotik memiliki urin yang berbeda dengan orang normal. Hal ini disebabkan karena nefron tidak mampu menyarik protein sehingga protein akan terbuang bersama urin. Urin yang abnormal dan mengandung protein ini biasanya akan berbusa.
Penderita sindrome nefrotik biasanya akan mengalami masalah pencernaan, seperti sering mual setelah makan atau bahkan gejala diare.
Antibodi penderita sindrome nefrotik lama kelamaan akan mengalami penurunan. Selain karena penurunan jumlah antibodi, tubuh rentan terhadap infeksi disebabkan karena globulin yang berfungsi untuk melawan infeksi ikut terbuang bersama dengan urine.
Karena nefron pada ginjal yang berfungsi untuk melakukan penyaringan tidak dapat bekerja dengan baik, hal ini akan menyebakan tubuh menjadi lemah, mudah lelah dan tidak memiliki nafsu makan. Kondisi ini disebabkan karena kualitas penyaringan ginjal yang tidak baik sehingga akan mempengaruhi juga kualitas darah yang menyebar diseluruh bagian tubuh. Selain itu, akan terjadi pengecilan otot, hipotensi ortostatik dan juga menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada tubuh.
Meskipun sindrome nefrotik membuat penderitanya mengalami penurunan nafsu makan, namun tidak menimbulkan efek penurunan berat badan. Penderita sindrome nefrotik akan cenderung memiliki peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan karena ginjal akan menampung banyak cairan di dalam tubuh dan secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan berat badan.
Gejala yang ditimbulkan oleh sindrome nefrotik ini dapat dirasakan oleh penderitanya. Sehingga ketika sudah merasakan beberapa gejala seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukan cek sebelum keadaa menajdi lebih parah. Terjadinya sindrome nefrotik ini juga memiliki penyebab seperti kebanyakan gangguan kesehatan pada umumnya.
baca juga: akibat kekurangan kelori dan protein – cara mengatasi kekurangan protein
Meskipun sindrom nefrotik ini bukan merupakan penyakit, melainkan kerusakan pada ginjal, namun perlu diketahui penyebab timbulnya sindrome nefrotik agar tidak semakin parah. Beberapa penyebab terjadinya sindrome nefrotik yakni karena terjadi kerusakan pada organ ginjal lebih tepatnya pada bagian glumeruli.
Glomeruli atau pembuluh darah kecil merupakan salah satu bagian yang ada dalam ogan ginjal yang memiliki fungsi untuk menyaring aliran darah yang melewati ginjal. Glomeruli bekerja memisahkan setiap zat yang melewati ginjal. Apabila zat tersebut dianggap tidak penting maka akan dibuang dan menjadi urin. Selain itu, glomeruli juga bekerja untuk menjaga kadar protein yang ada pada tuuh. Masalah akan terjadi ketika glomeruli mengalami kerusakan. Semua fungsinya tidak akan dapat bekerja dengan baik dan banyak protein yang terbuang karena ginjal tidak dapat melakukan penyaringan zat yang diperlukan dan yang tidak diperlukan.
Kerusakan pada glumeruli atau glumerulus ini memiliki penyebab, sehingga dapat meningkatkan sindrome nefrotik. Beberapa penyebab kerusakan glumeruli yakni :
Focal segmental Glomerulosclerosis merupakan sebuah kondisi dimana terdapat jaringan parut yang terletak pada beberapa bagian di glumerulus. Adanya Focal Segmental Glomerulosclerosis ini diakibatkan karena adanya cacat genetik bahkan terkadang tidak diketahui dengan pasti penyebab utamanya.
Membranous Neprhropathy adalah gangguan pada ginjal karena terjadi penebalan yang terletak pada membran glomeruli. Meskipun tidak diketahui secara pasti penyebab dari penabalan yang terjadi pada ginjal ini, namun beberapa kondisi medis menyebutkan bahwa penebalan pada dinding glumeroli disebabkan karena adanya penyakit lain. Beberapa penyakit yang dianggap sebagai faktor terjadinya penebalan pada dinding glumeruli ini diantaranya hepatitis B, lupus, malaria dan kanker.
Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit salah satu penyebab yang mengakibatkan glumeroli mengalami kerusakan dalam menjalankan fungsinya. Penyakit ini menyebabkan peradangan dalam ginjal serta dapat mengakibatkan kerusakan serius pada ginjal. Hal ini menyebabkan fungsi organ ginjal dan kerja sistem di dalamnya menjadi terganggu.
Salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada glumeruli yakni disebabkan dengan penyakit seperti diabetes. Diabetes tipe 1 menyebabkan disfungsi glumeruli karena dapat merusak ginjal sehingga mempengaruhi kerja glumeruli.
Sindrom nefrotik yang terjadi karena kerusakan nefron juga disebabkan karena adanya penyakit gejala gagal jantung. Salah satu bentuk penyakit gagal jantung seperti perikarditis konstriktif menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sindrom nefrotik.
Amiloidosis adalah gangguan dimana zat protein amiloid terkumpul di dalam organ tubuh. Penumpukan zat amiloid dapat menyebabkan gangguan pada beberapa organ tubuh. Salah satu organ yang terganggu karena penumpukan zat amiloid ini yakni ginjal, sehingga dengan adanya penumpukan amiloid dapat menyebabkan fungsi ginjal terganggu.
Adanya infeksi dalam tubuh dapat menjadi pemicu gangguan nefron pada ginjal. Infeksi yang di anggap dapat meningkatkan disfungsi nefron yakni penyebab hepatitis B, Hepatitis C, dan juga gejala malaria.
Terjadinya penggumpalan darah dibeberapa bagian tubuh akan membuat organ letak darah tergumpal tersebut mengalami gangguan. Gumpalan darah yang terletak di organ tubuh seperti ginjal dapat menghampat sirkulasi darah sehingga peredaran darah ke seluruh tubuh tidak dapat berjalan dengan lancar. Ketidak lancaran aliran darah disebabkan karena terjadinya penggumpalan darah ini dapat menyebabkan gangguan pada nefron di dalam ginjal yang selanjutnya akan muncul sindrom nefrotik.
Seperti halnya dengan beberapa penyakit lainnya, terkadang tubuh akan menolak beberapa jenis obat dan tidak cocok dengan kondisi tubuh yang berbeda satu dengan yang lain. Obat yang digunakan sebagai anti inflamasi dan obat yang digunakan untuk melawan infeksi biasanya akan mengganggu fungsi nefron. Hal ini dapat menyebabkan sindrom nefrotik.
Fakor keturunan atau faktor genetik memang sering mempengaruhi penyebab penyakit yang terjadi pada keturunan. Bagi anak yang memiliki gangguan fungsi nefron dapat berkemungkinan mengalami sindrom nefrotik karena memiliki warisan gangguan dari orang tuanya. Meskipun tidak selalu semua gangguan kesehatan dari orang tua kepada anak tersebut menurun. Tetapi sering ditemu bahwa faktor genetik menjadi faktor utama timbulnya penyakit yang ada di dalam tbuh.
Ketika sudah mengetahui gejala dan penyebab dari gangguan nefron pada ginjal, perlu dilakukan cek terlebih dahulu kepada dokter apakah benar mengalami gangguan ginjal atau bukan. Terkadang dengan gejala yang sama dapat terdeteksi penyakit lain yang tidak terkait dengan penyakit yang kita diagnosa sendiri. Ketika menjalankan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui apakah benar mengalami sindrom nefrotik atau tidak biasanya akan dilakukan beberapa proses diagnosis.
baca juga: gejala limpa bengkak – cara mencegah malaria
Ketika sudah merasakan beberapa gejala yang dianggap mengalami gangguan pada nefron, tidak dapat dipastikan secara pasti apakah benar benar mengalami sindrom nefrotik atau tidak dengan melihat gejala yang dialami saja. Namun perlu dilakukan beberapa tahapan pemeriksaan untuk memastikan apakah benar mengalami sindrom nefrotik atau tidak. Beberapa pemeriksaan yang akan meliputi :
Tes urine dilakukan untuk mengetahui kadar protein yang terbuang bersamaan dengan urine yang keluar. Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti, akan dilakukan cek sampel urine dengan memperikan sampel urine selama 24 jam. Ketika kandungan dalam urin memang memiliki kadar protein yang tinggi, maka dapat diindikasi bahwa pasien tersebut mengalami sindrom nefrotik.
Tes darah digunakan dalam mendiagnosa terjadinya sindrom nefrotik dengan melakukan cek terhadap kandungan protein albumin dalam darah. Apabila kandungan protein albumin dalam darah pada kadar yang rendah, maka diapat diindikasikan bahwa pasien mengalami sindrome nefrotik. Selain itu, tes darah ini juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
Ketika mengalami gejala yang dianggap sebagai sindrome nefrotik maka akan dilakukan tes urin dan tes darah seperti yang dijelaskan di atas. Salah satu prosedur untuk memastikan mengalami sindrom nefrotik atau tidak yakni dengan biopsi ginjal. Biobsi ginjal adalah salah satu prosedur yang harus dijalani untuk memastikan menderita sindrom nefrotik atau tidak. Caranya yakni dengan mengambil sampel pada ginjal. Sampel inilah yang nantinya akan diambil dan di cek di laboratorium dan untuk menentukan seseorang mengalami sindrom nefrotik atau tidak.
Ketika dari gejala yang dialami dan kemudian melakukan beberapa tahapan tes sehingga mendapatkan hasil bahwa benar mengidap sindrom nefrotik, maka harus segera melakukan pengobatan agar sindrom yang terjadi tidak semakin parah.
baca juga: cara mencegah sakit buah pinggang – penyebab radang paru-paru – penyebab urin berwarna kuning
Agar tidak semakin parah, sindrom nefrotik harus segera diatasi. Setiap penanganan pada penderita sindrom nefrotik berbeda beda tergantung pada penyebab dari timbulnya sindrome nefrotik. Penanganan yang dilakukan oleh dokter untuk mengatsai sindrome nefrotik biasanya dengan memberikan obat obatan yang dapat mengurangi gejala dan mencegah terjadinya kompilkasi yang dapat terjadi karena kerusakan fungsi ginjal. Beberapa cara jenis obat yang diberikan kepada penderita sindrome nefrotik ini yakni :
Karena darah yang melewati ginjal tidak tersaring dengan baik, maka kualitas ginjal juga akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan darah tinggi atau hipertensi. Untuk itu salah satu obat yang digunakan untuk mengatasinya dalah obat anti hipertensi.
Obat jenis ini dapat membantu funsi ginjal dengan membuang cairan berlebih dala tubuh. Cairan yang berlebih ini nantinya akan dikeluarkan bersamaan dengan keluarnya urine.
Steroid diberikan kepada penderita sindrom nefrotik untuk menangani peradangan atau glumerulonefritis perubahan minimal yang terjadi akibat edema. 90 persen penderita glomerulonefritis dapat diobati secara efektif dengan menggunakan steroid ini.
Pemberian obat jenis imunosupresan ini bertujuan untuk mengurangi inflamasi yang terjadi pada penderita sindrome nefrotik. Selain itu, dengan pemberian imunosupresan ini dapat juga menekan respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
Selain ke empat cara pengobatan tersebut, bagi penderita sindrome nefrotik mengalami gangguan nefron bawaan atau kongenital, pengobatan dilakukan dengan cara memberikan infus albumin. Selain melakukan infus albumin, penderita sindrome nefrotik juga akan disarankan oleh dokter untuk melakukan cuci darah, selain itu juga akan disarankan operasi pengangkatan atau bisa juga transplantasi ginjal.
Pengobatan sindrome nefrotik berbeda beda tergantung pada penyebab awal terjadinya gangguan nefron di dalam ginjal. Lama penyembuhan sindrome nefrotik juga tergantung padapenyebab awal terjadinya gangguan nefron, tingkat keparahan kerusakan nefron dan kondisi tubuh dalam melakukan respon terhadap obat yang diberikan. Bagi penderita yang masih memiliki umur yang muda seperti anak anak akan lebih mudah sembuh. Namun, meskipun lebih cepat sembuh sindrome nefrotik dapat kembali menyerang pada usia lanjut.
baca juga: cara mengobati eksim – penyakit yang disebabkan oleh virus
Komplikasi yang Disebabkan Sindrome Nefrotik
Ketika sindrome nefrotik tidak segera disembuhkan, sindrome ini akan menjadi lebih parah dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang dapat ditimbulkan dari sindrome nefrotik diantaranya :
Sindrome nefrotik memang bukanlah penyakit, namun apabila tidak segera diatasi dapat menimbukan berbagai masalah kesehatan sehingga mengganggu tubuh dalam melakukan berbagai aktivitasnya. Segera lakukan cek kepada dokter apabila merasakan gejala yang sudah dijelaskan seperti diatas. Hal ini bertujuan agar, apabila mengalami sindrome nefrotik dapat segera mendapatkan penanganan.