Tes mantoux atau TST kulit adalah tes standar atau screening kulit untuk mengetahui apakah seseorang pernah terpapar Mycobacterium yang menjadi penyebab penyakit TBC atau tidak. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara disuntikkan di kulit sehingga disebut juga TST kulit. Dan mengapa perlu diketahui seseorang pernah atau tidak terpapar bakteri jenis ini? Karena meskipun seseorang belum terlihat atau menampakkan gejala TBC, virus ini memang dapat berada dalam jangka waktu lama pada tubuh. Ketika daya tahan tubuh seseorang melemah, dia baru diserang penyakit ini. Bahkan Mycobacterium dapat bertahan sekitar 6 bulan.
Tes mantoux dilakukan dengan prinsip melihat respon imun (kekebalan tubuh). Hasil tes mengukur dampak tubuh melawan Mycobacterium dengan membentuk antibodi untuk mencegah masuknya bakteri lebih lanjut. Dampak pembentukan antibodi inilah yang kemudian diukur pada tes.
Penyakit TB sendiri merupakan infeksi yang sangat mudah menular, sehingga banyak orang yang terkena. Bahkan di negara-negara miskin di dunia 80 persen penduduknya dinyatakan menderita TB. Cara penularan TBC tidak dengan kontak langsung seperti berjabat tangan, bersentuhan, dan lain-lain. Bakteri TB dapat menular melalui orang yang bersin, batuk, dan bicara memercikkan ludah atau meludah. Bakteri ini dapat hidup di udara berjam-jam dan terhirup siapa saja yang kebetulan berada di dekatnya.
Ketika bakteri terhirup dan sistem imun tubuh tidak dapat / gagal menolaknya, maka bakteri akan mengendap berbulan-bulan dalam organ tubuh. Orang akan terinfeksi dan menimbulkan gejala-gejala sakit TB saat tubuh menurun daya tahannya. Itu sebabnya bakteri ini kebanyakan dapat dengan mudah ditularkan oleh orang yang berkali-kali atau sering berinteraksi, bukan dengan orang yang kebetulan lewat. meskipun kemungkinan tersebut tetap ada.
Artikel terkait :
Seperti telah disebutkan di atas, tes mantoux adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui seseorang terpapar atau tidak dengan Mycobacterium. Manfaat tes antara lain sebagai berikut :
Tes mantoux disarankan / wajib dilakukan selain foto rontgen terhadap orang-orang yang beresiko tinggi terpapar Mycobacterium. Orang-orang yang termasuk beresiko tinggu yaitu :
Sebelum membahas lanjut tes mantoux, sebaiknya kita mengetahui beberapa istilah dalam penyakit TBC :
Tes mantoux dilakukan dengan menyuntikkan reagen atau campuran bahan kimia yang disebut PPD 5 TU atau PPD 2 TU. Reagen / anti gen ini berisi protein dari bakteri TBC. Dengan menyuntikkan reagen sebesar 0,1ml berarti dokter telah memasukkan jenis bakteri ke dalam tubuh melalui kulit untuk mengetahui reaksinya.
Suntikan mantoux dilakukan pada pertengahan bagian atas, lengan bawah kiri yang menghadap depan. Menyuntik antigen yang diapkan sampai bagian dalam kulit. Setelah selesai melakukan suntikan, dokter akan menandai tempat / daerah menyuntik dengan spidol. Hasil pemeriksaan akan diperiksa 48 sampai 72 jam kemudian.
Dokter akan meminta Anda untuk kembali untuk mengukur benjolan yang terbentuk di area penyuntikan yang ditandai spidol. Suntikan ini bisa dilakukan mulai dari bayi berusia minimal 1 bulan. Bayi yang belum berusia 1 bulan tidak dapat melakukan tes ini, karena sistem imun tubuh bayi belum sempurna, sehingga dikhawatirkan menghasilkan tes negatif salah. Apa yang harus dilakukan dengan bekas suntik mantoux? Ini yang harus Anda lakukan apabila mengalaminya :
Ada beberapa interprestasi yang mungkin diberikan oleh dokter setelah tes mantoux. Interprestasi tersebut umumnya dikombinasikan dengan semua hasil diagnosis yang ada. Interprestasi terhadap tes ini, yaitu :
1. Apabila pada bekas suntikan tidak terjadi pembengkakan atau tidak ada benjolan yang terjadi sampai 72 jam setelahnya, berarti tidak ada reaksi dari imun tubuh terhadap antigen yang masuk. Ini berarti dalam tubuh pasien tidak ada Mycobacterium atau hasil tes mantoux negatif.
2. Apabila ada benjolan / indurasi dengan ukuran sekitar 5 mm, yang diukur melintang dari lengan, berarti ada reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap antigen yang masuk. Adanya benjolan / indurasi dengan ukuran sekitar 5 mm, berarti positif terinfeksi Mycobacterium. Indurasi 5 mm dianggap positif oleh dokter apabila pasien memenuhi kriteria berikut :
3. Indurasi sekitar 10 mm, dianggap positif oleh dokter apabila pasien memenuhi keriteria di bawah ini :
Interprestasi atau pembacaan tes mantoux dilakukan setelah 48 sampai 72 jam. Apabila pasien datang dan hasilnya positif maksimal sampai 96 jam setelah disuntik, maka hasilnya dianggap valid / benar. Namun sebaliknya, jika pasien datang lebih ari 72 jam sampai 96 jam dan hasilnya negatif, maka tes harus diulang.
Biaya tes mantoux tidaklah terlalu mahal, kecuali dikombinasikan dengan tes lain untuk diagnosis. Misalnya, ditambah dengan foto rontgen. Biaya tes yang dilakukan di Puskesmas atau pasien BPJS bahkan gratis. Tergantung tempat / rumah sakit / klinik tempat dilakukan tes mantoux, biaya bervariasi antara Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu di mana biaya tersebut tidaklah mahal bukan? Apalagi sampai saat ini tes mantoux dapat dianggap sebagai tes yang paling tepat untuk menentukan infeksi Mycobacterium tuberkolosis atau penyakit TBC paru.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kedokteran atau teknologi kesehatan, tes mantoux sebenarnya hampir tidak memiliki efek samping yang berarti. Rasa nyeri, panas, gatal, dan pembengkakan yang terjadi di bagian bekas suntikan adalah efek biasa. Efek tersebut akan hilang setelah beberapa hari. Namun, bila ditemui efek selain yang telah disebutkan di atas atau efek biasa tersebut tidak hilang lebih dari seminggu, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar cepat diatasi.
Tes mantoux akan menjadi berbahaya apabila merupakan hasil positif yang salah. Karena ketika seseorang mendapatkan hasil positif dari tes ini, dokter segera memberi obat TBC minimal 6 bulan lamanya, beserta 2 macam antibiotik. Bahaya dari kesalahan ini, yaitu :
Bahaya ini bisa terjadi karena orang beranggapan gejala cepat lelah, nafsu makan menurun, dan lain-lain identik dengan penyakit TBC. Kenyataannya ada beberapa penyakit lain yang mempunyai gejala sama. Apabila orang tidak berpenyakit TBC diberi obat TBC, maka dampaknya tidak akan terasa. Setelah 6 bulan pengobatan pertama orang tersebut tetap mempunyai gejala yang sama ; nafsu makan menurun, cepat lelah, malas, dan berat badan kurang.
Penyakit yang mempunyai siri atau gejala sama dengan infeksi Mycobacterium tuberculosis di antaranya gagal tumbuh, ciri batuk asma, penderita alergi saluran pernapasan, dan picky eaters (penyakit tidak nafsu makan). Perlu diketahui tes mantoux belum bisa mengetahui infeksi Mycobacterium secara spesifik. TBC atau TB paru merupakan salah satu dari penyakit yang disebabkan virus ini dan umumnya disimpulkan hampir pada setiap hasil positif tes. Penyakit TB selain menyerang paru-paru dapat menyerang kulit (TB kulit / skrofuloderma), TB tulang dan sendi, TB tulang punggung, TB mata, dan TB Otak dan syaraf.
TB tulang mempunyai gejala gibbus tulang panggul (koksitis), pincang, pembengkakan di pinggul, tulang lutut pincang dan atau bengkak, begitu pula dengan tulang kaki dan tangan. TB mata mempunyai gejala konjungtifitis dan tuberkel kolid, yang hanya dapat didiagnosis dengan funduskopi. Sementara TB otak mempunya gejala meningitis, iritabel, kaku kuduk / leher, muntah terus menerus, dan kesadaran penderita yang terus menurun.
Artikel terkait :
Demikian artikel yang membahas tentang tes mantoux ini. Di Indonesia, penyakit TBC paru masih merupakan penyakit yang diderita banyak orang dan menjadi salah satu penyakit yang menakutkan karena penularannya yang mudah dan bakteri yang dapat bertahan berbulan-bulan. Semoga dengan ulasan mengenai tes mantoux pada artikel secara lengkap mampu membantu dan dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya dilakukan tes mantoux dalam menjaga kesehatan.