Migrain merupakan gangguan sakit kepala yang terjadi hanya pada satu sisi saja. Intensitas seseorang terkena migrain biasanya bervariasi, ada beberapa orang yang mengalami migrain satu atau dua kali dalam setahun, namun ada juga yang mengalami migrain hampir setiap minggu. Sakit migrain biasanya akan uncul pada usia dewasa. Migrain lebih sering diderita oleh kaum wanita. Menurut perkiraan, migrain menyerang 1 dari 5 wanita dan 1 dari 15 pria. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat bahwa 10% kasus sakit kepala yang berusia 18 hingga 65 tahun disebabkan oleh migrain.
Jenis-jenis Migrain
Sakit kepala sebelah kiri atau migrain ternyata ada beberapa jenis. Jenis-jenis migrain tersebut didasarkan pada rasa sakit yang dialami. Inilah beberapa jenis migrain yang dimaksud:
Migrain memang lebih sering dialami oleh wanita. Pada usia 35 sampai 45 tahun gejala migrain biasanya akan semakin meningkat. Meskipun pada usia tersebut migrain lebih mudah muncul, bukan berarti pada usia anak-anak atau remaja seseorang tidak akan terkena migrain. Migrain bisa saja menyerang remaja atau bahkan anak-anak meskipun biasanya intensitasnya sangat rendah.
Gejala Sakit Kepala Sebelah atau Migrain
Kebanyakan kasus munculnya migrain memang seringkali tidak menunjukkan gejala awal. Migrain kebanyakan akan muncul secara tiba-tiba dan menimbulkan rasa sakit yang mengganggu aktifitas. Jika Anda memiliki gaya hidup yang tidak sehat, kurang istirahat, atau sering merokok maka Anda patut waspada karena migrain akan lebih berpotensi untuk diidap orang-orang dengan pola hidup yang tidak sehat, sering merokok dan kurang istirahat. Meskipun memang ada beberapa kasus migrain yang disebabkan oleh hormon atau faktor genetik. (baca juga: 20 gaya hidup sehat untuk awet muda bebas dari penyakit)
Meskipun kebanyakan kasus migrain tidak pernah menunjukkan gejala awal, namun ada pula migrain yang awalnya ditandai oleh gejala-gejala tertentu. Berbagai gejala migrain tersebut di antaranya:
Migrain bisa jadi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi, apalagi bagi Anda yang memiliki pola hidup yang tidak sehat. Gejala migrain memang tidak perlu ditangani dengan cara yang terlalu serius. Namun, apabila Anda mengalami migrain dalam kurun waktu yang relatif sering, hampir setiap minggu atau lebih dari 5 kali dalam sebulan, maka Anda wajib melakukan pemeriksaan medis. Jika Anda sering mengalami migrain dan memiliki pola hidup yang tidak sehat maka Anda harus segera mengubah pola hidup Anda itu. Penelitian telah menemukan berbagai hal yang menjadi faktor pendorong timbulnya migrain, salah satunya adalah pola hidup yang tidak sehat. Lalu apa saja penyebab migrain selain pola hidup yang tidak sehat? Berikut penjelasannya.
1. Makanan
Makanan bisa jadi menjadi salah satu faktor yang memicu migrain. Seseorang mungkin sensitif terhadap jenis makanan tertentu hingga memicu terjadinya migrain. Beberapa kasus menunjukkan penderita migrain tidak bisa menolerir beberapa jenis asupan makanan seperti keju, coklat, kafein, jeruk, dan sebagainya. Beberapa jenis makanan itu bisa jadi sebagai faktor pemicu munculnya migrain. Bukan hanya itu, makanan yang mengandung banyak pengawet atau penyedap rasa juga bisa memicu migrain. Terkadang minuman yang mengandung pewarna sintetis atau pemanis buatan juga akan menyebabkan migrain. Sebagian orang mungkin tidak akan merasakan dampak langsung dari bahan tambahan makanan yang bersifat sintetis. Namun beberapa orang bisa jadi sangat sensitif atau bahkan merasakan dampak langsung dari berbagai tambahan makanan tersebut, salah satu dampak yang dimaksud adalah munculnya migrain. (baca juga: kandungan vitamin B6 pada makanan)
2. Stres
Stres merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan munculnya migrain. Penelitian juga telah menyebutkan bahwa seseorang biasanya akan merasa stres di akhir pekan. Biasanya, masa ketika seseorang seharusnya beristirahat di akhir pekan justru harus menyelesaikan tugasnya yang menumpuk sehingga muncullah stres. Bagaimana stres bisa menyebabkan migrain. Stres merupakan salah satu penyebab meningkatnya tekanan darah seseorang. Tekanan darah yang meningkat lambat laun akan menghambat aliran darah ke otak. Akibatnya, kepala akan terasa sakit salah satunya ialah sakit kepala migrain. Untuk mengatasi masalah ini ada baiknya seseorang menghindari stres dengan melakukan relaksasi. (baca juga: makanan untuk menghilangkan stres)
3. Faktor Hormonal
Kenapa wanita lebih sering mengalami migrain dibandingkan pria? Alasannya adalah faktor hormonal. Jika dibandingkan dengan pria, wanita lebih sering mengalami fluktuasi hormon yang mengakibatkan munculnya migrain. Biasanya, wanita yang sedang hamil atau memasuki masa menstruasi akan mengalami migrain. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan hormon estrogen. Migrain tidak hanya muncul karena peningkatan hormon estrogen. Penurunan hormon estrogen juga bisa memicu migrain. Hasil penelitian juga telah menunjukkan bahwa penurunan hormon estrogen dapat menyebabkan migrain. Wanita yang telah memasuki masa menopause akan memiliki kadar estrogen yang relatif rendah sehingga memicu terjadinya migrain. Bahkan, wanita yang telah gejala menopause bisa mengalami sakit kepala sebelah yang relatif menyiksa.
4. Genetik
Pada dasarnay migrain bisa menyerang di usia kapan saja, termasuk pada usia anak-anak. Jika migrain diderita pada usia anak-anak dan pada usia remaja biasanya salah satu faktor pemicunya adalah faktor genetik. Bahkan sebagian besar penderita migrain biasanya memiliki anggota keluarga yang juga sering mengalami migrain.
5. Faktor Sensorik
Pemicu migrain selanjutnya bisa jadi adalah faktor indera. Biasanya indera penciuman dan penglihatan adalah pemicu utamanya. Seseorang bisa jadi merasa sangat sensitif terhadap beberapa jenis aroma yang menyengat, seperti aroma parfum, buah jeruk, atau asap. Selain aroma yang terlalu menyengat, bisa jadi indera penglihatan kita terlalu sensitif sehingga menyebabkan migrain. Misalnya lampu yang terlalu terang atau lampu yang berkedip-kedip akan membuat penglihatan terganggu dan lambat laun membuat kepala terasa sakit hingga muncullah migrain. (baca juga: sakit kepala sebelah kanan atas kening)
6. Tidur
Pola tidur yang berubah-ubah bisa jadi menyebabkan kepala Anda sakit atau terkena migrain. Perubahan pola tidur yang dimaksud bisa dalam hal intensitasnya atau perubahan waktu. Sebagai contoh, biasanya kita tidur 8 jam per hari tapi tiba-tiba kita mengubah pola tidur menjadi 5 jam per hari atau 10 jam per hari. Jadi tidur terlalu lama atau kurang tidur akan menyebabkan migrain pada sebagian orang. Contoh lain, misalnya Anda selalu tidur di malam hari, tetapi karena suatu pekerjaan Anda tidak tidur malam dan menggantinya di siang hari sehingga pola waktu tidur Anda mengalami perubahan. Hal tersebut juga bisa menyebabkan munculnya migrain. (baca juga: penyakit akibat kurang tidur)
7. Obat-obatan
Mengkonsumsi jenis obat-obatan dalam jangka waktu yang lama juga akan menyebabkan migrain. Bisa jadi Anda mengalami migrain karena selalu mengkonsumsi obat sakit kepala dalam periode yang relatif lama. Selain itu, beberapa jenis obat untuk membantu sistem hormonal atau alat kontrasespsi oral dan juga jenis obat-obatan yang dapat melebarkan pembuluh darah juga dapat memicu timbulnya migrain.
8. Kekurangan Magnesium
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebanyak 50% hingga 60% kasus penderita migrain disebabkan oleh kurangnya asupan magnesium ke dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan akan magnesium. Magnesium merupakan nutrisi penting yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf. Jika tubuh kekurangan magnesium, kerja saraf akan terganggu dan mengalami kemacetan. Akibatnya, terjadi gangguan penglihatan dan muncul migrain. Hingga saat ini, beberapa jenis suplemen dalam bentuk makanan yang mengandung magnesium terbukti mampu menekan resiko munculnya penyebab migrain. (baca juga: akibat kekurangan magnesium)
9. Kadar Gula Darah Rendah
Kadar gula darah rendah biasanya juga akan diikuti dengan sakit kepala, migrain salah satunya. Kadar gula darah rendah akan mengakibatkan tubuh menjadi lemas diikuti dengan menurunnya kinerja otak. (baca juga: bahaya akibat gula darah rendah)
10. Kurang Beristirahat
Terlalu banyak melakukan aktifitas seperti bekerja dan membuat mata kita terjaga terlalu lama juga bisa menyebabkan migrain. Terjaga terlalu lama diikuti dengan kurang tidur atau beristirahat akan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan. Salah satunya adalah munculnya migrain. Biasanya ketika kita terjaga terlalu lama di malam hari dan intensitas tidur kurang maka saat bangun tidur tubuh akan terasa lemas dan membuat kepala menjadi sakit.
11. Kurang Minum
Mencukupi kebutuhan air putih merupakan salah satu penunjang hidup sehat. Jika tubuh kekurangan cairan, secara otomatis aliran darah ke otak akan menurun, diikuti dengan gangguan kerja otak karena darah yang mengalir menuju otak membawa oksigen yang sangat dibutuhkan oleh otak. Akibatnya kepala akan terasa pusing atau bisa juga terkena migrain. Karena itu, mulailah untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan minum air putih 8 gelas atau 2 liter per hari secara bertahap. (baca juga: bahaya dehidrasi)
12. Minum Beralkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebih bisa berakibat pada menurunnya kinerja otak, diikuti dengan sakit kepala migrain. Terlebih jika minuman yang dikonsumsi adalah minuman dengan kadar alkohol yang tinggi. Bisa jadi tidak hanya migrain saja yang menyerang tubuh, organ-organ dalam tubuh juga lebih rentan terhadap kerusakan. (baca juga: pengaruh alkohol terhadap sistem saraf manusia)
Jika Anda mengalami migrain hanya sekali setiap bulan atau bahkan sekali dalam dua bulan maka Anda tidak perlu khawatir, karena artinya intensitasnya masih dalam taraf normal. Namun jika Anda mengalami migrain hampir setiap minggu sekali atau lebih dari 5 kali dalam sebulan maka Anda patut waspada dan wajib melakukan pemeriksaan medis. Bisa jadi, migrain tersebut menandakan gejala penyakit tertentu. Apa saja penyakit yang dimaksud?
1. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit di bagian kepala, di mana lapisan sinus di kepala mengalami peradangan, alergi, atau terinfeksi bakteri tertentu. Rasa sakit yang diderita penyakit ciri-ciri inusistis hampir menyerupai migrain. Karena itu, banyak yang menyepelekan keadaan migrain semacam ini, padahal sinusitis adalah gangguan kesehatan yang cukup serius.
2. Tumor Otak
Jika Anda sering mengalami migrain dan rasa sakit kepala itu berada di kepala bagian kiri maka Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan medis. Jika migrain sering terjadi di bagian kepala sebelah kiri bisa jadi hal tersebut adalah gejala tumor otak. Jika tumor yang berada di kepala penderita telah mencapai ukuran tertentu, biasanya akan menyebabkan rasa sakit kepala sebelah. Struktur tengkorak kepala padat dan ruang perkembangannya relatif sempit. Jika perkembangan tumor di dalam tengkorak terus membesar sedangkan ruang perkembangannya sempit, maka tumor akan menekan area lain sehingga menyebabkan rasa sakit di area kepala. (baca juga: pendarahan otak)
3. Stroke
Salah satu penyebab penyakit stroke adalah adanya penyumbatan pembuluh darah di otak sehingga aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi akan terhambat. Akibatnya, otak akan kekurangan oksigen dan juga nutrisi penting. Jika hal tersebut terjadi, kepala akan terasa sakit. Selain rasa sakit di kepala, biasanya gejala stroke akan diikuti dengan gejala lain seperti mati rasa, tubuh lemah, sulit berbicara, dan kehilangan koordinasi tubuh.
4. Sakit Kepala Tegang
Sakit kepala tegang biasanya terjadi dengan gejala nyeri tumpul dan juga tekanan pada satu sisi kepala dan diiringi dengan rasa sakit pada bagian leher dan juga bahu. Sakit kepala tegang biasanya akan disebabkan oleh beberapa faktor, yang meliputi stres, kurang tidur, telat makan, ketegangan otot, dan postur tubuh yang tidak baik. (baca juga: cara mengatasi sakit kepala)
5. Sakit Kepala Klaster
Sakit kepala klaster biasanya akan terjadi dengan migrain di kepala sebelah kiri. Biasanya penyebab migrain juga akan diikuti dengan beberapa gejala lain seperti hidung tersumbat atau berair, sakit pada mata, serta pembengkakan pada sebagian wajah. Sakit kepala klaster biasanya diakibatkan oleh beberapa hal seperti silaunya cahaya, kebiasaan merokok, narkoba, cuaca panas, dan berada di tempat tinggi. Kebanyakan kasus menunjukkan bahwa sakit kepala klaster lebih sering diderita oleh pria. Sakit kepala klaster juga merupakan penyakit yang bersifat genetis/turunan. Sakit kepala klaster biasanya akan menyerang pada kurun waktu tertentu dan akan menghilang pada kurun waktu tertentu pula. (baca juga: penyebab sakit kepala)
Untuk mencegah migrain, Anda bisa melakukan beberapa upaya berikut:
Beberapa hal di atas adalah aktifitas yang dapat Anda lakukan untuk menghindari migrain. Namun, apa yang harus dilakukan jika Anda sedang terkena migrain? Ada beberapa jenis obat yang bisa dikonsumsi untuk meredakan migrain. Berikut penjelasannya.
Itulah beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk meredakan migrain. Untuk beberapa orang, mengkonsumsi jenis obat-obatan di atas akan menimbulkan alergi. Karena itu, pengobatan dengan cara tradisional untuk mengurangi rasa sakit migrain bisa dilakukan dengan mengompres kepala menggunakan handuk yang telah dibasahi air hangat. Akan tetapi, jika Anda belum mengalami migrain, ada baiknya Anda melakukan pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat.