Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Letospira yang disebarkan melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi oleh bakteri leptospira tersebut. Adapun beberapa jenis binatang yang berpotensi membawa atau terinfeksi oleh bakteri tersebut seperti anjing, hewan pengerat (seperti tikus), dan juga kelompok binatang ternak seperti sapi dan babi.
Leptospirosis juga bisa menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang telah terinfeksi urin binatang yang membawa bakteri leptospira. Penyakit ini paling rentan diderita oleh orang-orang yang sering berurusan dengan bianatang. penyakit ini sangat jarang atau bahkan hampir belum pernah ditularkan melalui sesama manusia.
Gejala Leptospirosis
Masa inkubasi penyakit leptospirosis pada manusia berkisar antara 2 sampai 26 hari. Leptospirosis bisa menunjukkan gejala yang bervariasi, bahkan terkadang terjadi kesalahan diagnosis karena gejala mirip dengan gejala penyakit lain. Sekitar 15% sampai 40% kasus penderita leptospirosis tidak menunjukkan gejala namun ternyata ia positif terinfeksi oleh bakteri leptospira. Sementara itu, 5% sampai 10% penderita mengalami kondisi berat atau yang sering disebut dengan penyakit Weil. Namun hampir 90% penderita leptospirosis mengalami kondisi dalam taraf yang ringan. Fase leptospirosis meliputi 2 tahap, yakni fase septisemik dan fase imun. Sementara itu, pada penderita yang tergolong berat atau disebut dengan sindrom Weil juga sering menunjukkan gejala yang spesifik.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa gejala penyakit leptospirosis yag sering dijumpai pada penderita.
1. Gejala Flu
Pada tahap awal yakni fase septisemik, bakteri akan mengisolasi darah, cairan serebrospinal, serta sebagian besar jaringan tubuh. Saat kondisi ini berlangsung, tubuh akan mengalami gejala seperti ketika mengalami penyakit flu, yaitu demam, kedinginan, dan nyeri otot atau melemahnya otot-otot tubuh. Selain itu, penderita mungkin juga akan mengalami sakit tenggorokan seperti saat flu.
(Baca juga: penyebab sakit tenggorokan)
2. Batuk dan Nyeri Dada
Saat bakteri leptospira menginfeksi organ paru-paru. penderita leptospirosis kemungkinan akan mengalami rasa nyeri pada bagian dadanya. penderita juga akan mengalami gejala batu akibat infeksi di bagian paru-paru.
(Baca juga: penyebab dada sakit)
3. Muntah Darah
Bakteri leptospira juga akan menginfeksi organ hati dan juga darah. Jika darah sudah terinfeksi oleh bakteri ini, penderita akan mengalami muntah darah. Selain karena infeksi pada darah, muntah darah juga disebabkan oleh infeksi bakteri pada organ hati. Hati yang mengalami kerusakan akan menyebabkan pendarahan pada saluran pencernaan.
(Baca juga: penyebab muntah darah)
4. Radang Selaput Otak atau Meningitis
Bakteri penyebab leptospirosis juga bisa menginfeksi cairan serebrospinal yang ada di selaput otak. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan seseorang juga menderita radang selaput otak atau yang sering disebut dengan meningitis. Beberapa gejala yang mengikuti gejala ini adalah sensitif terhadap cahaya, nyeri kepala, serta gangguan mental.
5. Depresi
Munculnya gejala ini ialah ketika tahap infeksi memasuki fase imun, di mana sirkulasi antibodi dapat dideteksi dengan adanya isolasi kuman dalam urin, dan kemungkinan bakteri sudah tidak dapat dideteksi dalam darah atau cairan serebrospinalis lagi. Dalam fase ini jika yang diserang adalah organ otak maka akan memunculkan gejala depresi pada penderita. Kondisi ini kemungkinan karena bakteri menyebabkan gangguan pada sistem saraf penderitanya.
6. Sakit Kepala
Kondisi ini muncul juga sebagai akibat infeksi bakteri pada otak. Bakteri yang menyerang otak akan menyebabkan sakit kepala pada penderita leptospirosis. Selain itu, penderita mungkin juga akan merasakan cemas secara berlebih.
Jika pada tahap pertama ternyata bakteri menyerang organ paru-paru, penderita leptospirosis kemungkinan akan mengalami gangguan pernapasan seperti asma atau sesak napas. Pada kondisi yang parah, penderita kemungkinan juga bisa mengalami batuk berdarah.
Bakteri leptospira juga sangat mungkin menyerang organ jantung. Jika hal tersebut tidak segera ditangani, penderita mungkin akan mengalami gagal jantung.
Salah dampak infeksi bakteri leptospira (biasanya bakteri L. grippotypossa) ialah menyebabkan gangguan pencernaan. Sebanyak 30% pasien penderita leptospirosis mengalami infeksi bakteri tersebut. Mereka biasanya akan mengalami beberapa gangguan dalam sistem pencernaan, seperti diare, muntah-muntah, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini sudah tentu akan diikuti dengan gejala penurunan berat badan yang cukup drastis.
10. Gagal Ginjal
Pada penderita leptospirosis yang tergolong ke dalam kondisi parah atau berbahaya ialah ketika mereka berada dalam fase sindrom Weil. Pada kondisi ini, penderita akan mengalami gagal ginjal. Akibat kegagalan fungsi ginjal, penderita mungkin akan mengalami pembengkakan tubuh akibat adanya penimbunan cairan di dalam tubuh. Kondisi ini sangat rentan dialami oleh penderita leptospirosis pada lanjut usia.
Itulah beberapa gejala leptospirosis yang bisa dijumpai pada setiap fase penyakit tersebut. Selain beberapa gejala di atas, penderita leptospirosis yang berada dalam tahap parah (sindrom Weil) kemungkinan juga akan mengalami kegagalan fungsi paru-paru, hati, dan juga jantung yang berujung pada kematian. Adapun resiko untuk mengalami sindrom Weil ini berkisar pada 20 sampai 40% pada orang-orang berusia lanjut.
Pengobatan Leptospirosis
Pengobatan leptospirosis biasanya akan dilakukan dengan pemberian suntikan antibiotik untuk membunuh kuman atau bakteri penyebab leptospirosis. Jenis obat-obatan antibiotik yang sering digunakan adalah penisilin dan tetracylin. Proses pengobatan ini biasanya akan dilakukan selama 1 minggu dan dokter akan terus memantau kondisi pasien untuk benar-benar mematikan bahwa bakteri penyebab leptospirosis benar-benar hilang dan juga sebagai upaya untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi ulang.
Selain antibiotik, beberapa obat-obatan penghilang rasa sakit seperti parasetamol mungkin juga dibutuhkan untuk menangani gejala awal penyakit ini. Obat pereda rasa sakit tersebut biasanya digunakan untuk menghilangkan gejala sakit kepala, nyeri otot, dan demam.
Untuk kasus gejala leptospirosis yang berada pada tahap parah (sindrom Weil),penderita harus dirujuk untuk mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit. Penderita biasanya akan mendapatkan penyuntikan antibiotik langsung e pembuluh darah. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran o=infeksi ke organ-organ penting dalam tubuh dan juga janin (jika sedang hamil). Apabila infeksi telah menyerang organ-organ dalam tubuh, maka akan dilakukan perawatan tambahan, seperti:
Proses penyembuhan leptospirosis di rumah mungkin akan membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, bergantung pada tingkat keparahan penyakit.
Pencegahan Leptospirosis
Beberapa metode berikut ini mungkin bisa Anda terapkan untuk mencegah infeksi bakteri penyebab leptospirosis:
Itulah beberapa metode pencegahan yang bisa Anda lakukan. Selalu waspada adalah kunci untuk menangani atau mencegah kemungkinan terjadinya infeksi. Menjaga kebersihan, baik kebersihan diri maupun kebersihan hewan peliharaan akan mencegah resiko infeksi bakteri. Segera periksakan diri jika Anda mengalami gejala flu yang tidak kunjung sembuh atau justru bertambah parah.