Gula adalah sumber energi bagi tubuh manusia, namun waspadai akibat terlalu banyak mengkonsumsi gula di mana artinya konsumsi standar gula berlebih setiap harinya. Perlu diketahui bahwa sesendok gula untuk ditambahkan pada kopi atau teh tak memengaruhi kadar gula di dalam tubuh, begitu juga ketika Anda mengonsumsi setengah cangkir es krim.
Rekomendasi dari WHO yang terdahulu adalah bahwa sebaiknya tak 10 persen lebih manusia mengonsumsi gula per harinya dan kini telah diturunkan menjadi sebesar 5 persen. Dan itu artinya, 5 persen setara dengan 25 gram gula alias kurang lebih 6 sendok teh gula setiap harinya. Bila terlalu berlebihan, maka ada beberapa dampak buruk yang bisa terjadi.
Waspadai penyakit gout dikarenakan mengonsumsi terlalu banyak gula. Gout atau asam urat telah dibuktikan oleh sebuah hasil studi di tahun 2008 dari British Medical Journal menjadi akibat kebanyakan konsumsi gula karena asam urat diketahui sebagai hasil metabolisme fruktosa.
Pria yang mengonsumsi gula manis dari minuman ringan serta juga fruktosa memiliki risiko gout sangat tinggi dan ini adalah hasil dari kesimpulan studi di tahun 2008 yang sudah dilakukan satu dekade lebih dengan melibatkan lebih dari seribu pasien. Jaga kesehatan tubuh Anda dengan baik dengan mengurangi konsumsi gula berlebihan.
Dikatakan oleh Kathleen Page, MD, dari Medicine-USC bahwa pada dasarnya otak juga membutuhkan gula namun bukan lantas berarti kita bisa mengonsumsi gula sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin. Justru karena gula berlebih di dalam tubuh, ini yang menjadi penyebab BDNF (brain-derived neurotrophic factor) menurun yang juga berakibat pada penurunan kemampuan kognitif seseorang.
Hormon leptin adalah hormon yang bertugas memberi sinyal bagi tubuh untuk kapan waktunya berhenti makan. Ketika hormon beresistensi, berat badan akan menjadi sulit dikendalikan. Menurut American Journal of Physiology tahun 2008, fruktosa yang dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan resistensi leptin yang kemudian berakibat pada rasa lapar terus-menerus dan perkembangan lemak yang cepat.
Menurut hasil studi pada tahun 2008, perkembangan lemak akan begitu cepat terjadi sehingga menyebabkan obesitas karena rasa lapar yang dirasakan secara terus-menerus yang berawal dari konsumsi gula berlebihan. Makanan yang mengandung kalori tinggi biasanya juga mengandung banyak gula dan terasa manis, maka sebaiknya mulailah menahan diri untuk mengonsumsinya.
Ada sekitar 68 studi di tahun 2013 yang berbeda-beda sudah menjumpai adanya bukti kalau diet menurunkan berat badan pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara meminimalisir konsumsi gula. Jadi tunggu apa lagi? Asupan gula yang semula berlebih kini bisa Anda kurangi agar tidak telanjur menyebabkan obesitas.
Tak hanya menyebabkan obesitas, rupanya kulit juga dapat terpengaruh oleh konsumsi gula yang terlalu banyak, seperti misalnya kulit yang berjerawat. Rebecca Kazin, M.D., yang merupakan seorang dermatologist menjelaskan bahwa asupan gula berlebihan bisa menyebabkan kenaikan insulin dan untuk sejumlah orang dengan kulit sensitif akan lebih mudah muncul jerawat di kulit wajahnya.
Gula memberikan efek ketagihan apabila dikonsumsi terus-terusan dan berlebihan dan hal ini juga dikemukakan oleh Brooke Alpert, M.S., R.D., di mana hormon bakal memberikan reaksi tubuh layaknya gelombang. Kenaikan kadar gula bisa terjadi namun kemudian turun kembali yang akhirnya menjadi pemicu tubuh untuk mengonsumsi gula lebih.
Seperti orang yang kecanduan obat, tubuh dapat mengalami kecanduan akan gula karena drastisnya gula darah yang naik dan turun. Penulis ‘The Sugar Detox: Lose Weight, Feel Great and Look Years Younger’ tersebut juga menambahkan bahwa lidah pada akhirnya terbiasa akan rasa manis sehingga ingin terus memperolehnya.
Brooke juga menyatakan adanya efek atau akibat lain dari terlalu sering dan banyak mengonsumsi gula, yakni seseorang bisa mengalami kelesuan tubuh sepanjang hari. Ketika naik dan turunnya kadar gula darah begitu drastis, otomatis energi tubuh juga ikut naik dan turun. Saat makan nasi dan kue berikut juga minum soda, maka tubuh akan cepat lelah dan lesu.
Bila orang tua kerap memarahi anaknya karena terlalu sering makan makanan manis karena bisa merusakkan gigi, maka itu ada benarnya. Hasil studi pada tahun 1967 menjelaskan bahwa gula berlebihan mampu merusakkan rongga gigi. Pada The New York Times pun Anahad O’Connor menjelaskan bahwa bakteri pada gigi bakal memakan gula yang juga ada di gigi tersebut di mana bakteri mengalami pembusukan.
Dari pembusukan itulah, lalu tercipta asam yang akhirnya menjadi penghancur enamel gigi. Inilah yang menjadi salah satu penyebab gigi berlubang dan juga sakit gigi. Itulah mengapa anak-anak sering tak diperbolehkan oleh orang tua mereka untuk makan yang manis-manis terlalu banyak.
Menurut hasil data dari USDA, konsumsi gula terlalu banyak tandanya orang tersebut memiliki nutrisi esensial paling rendah, terutama asupan folat, vitamin C, kalsium, vitamin A, vitamin B12, besi, magnesium, dan fosfor. Hal ini rata-rata justru dialami paling banyak oleh anak-anak dan remaja.
Perlu diketahui bahwa menurut American Diabetes Association, konsumsi terlalu banyak gula tidaklah menjadi penyebab diabetes, tapi justru menjadi penyebab hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah. Para penderita diabetes yang mengalami hiperglikemia secara konsisten akan berisiko tinggi mengalami komplikasi diabetes, seperti:
Bahkan karena hiperglikemia yang serius, pada beberapa kasus penderitanya dapat mengalami koma dan juga kematian. Itulah mengapa gula terlalu banyak, terutama pada penderita diabetes perlu dikurangi, seperti makanan-makanan penutup super manis dan juga permen. Tak hanya itu, ikuti tips diet sehat dengan mengontrol porsi makanan.
Seorang profesor ilmu psikologi dari Purdue University, Susan E. Swithers menyatakan bahwa konsumsi gula apalagi pemanis buatan yang terlalu berlebihan dan sering akan memicu makan berlebih yang pada akhirnya berakibat pada gangguan metabolisme tubuh.
Pada tulisannya edisi Juli 2013 lalu dalam ‘Trends in Endocrinology & Metabolism’ di sana Swithers juga menyatakan bahwa adanya gangguan pada proses metabolisme tubuh hanya akan memperlambat dan menurunkan tingkat metabolisme yang otomatis berdampak pada sulitnya menurunkan berat badan, terutama bagi yang sudah memiliki masalah obesitas sebelumnya. Jadi, konsumsi gula sebaiknya benar-benar pada porsi yang benar agar tak merugikan tubuh.
Menurut sebuah hasil studi pada Journal of the American Medical Association, orang-orang yang mengonsumsi gula terlalu banyak mengalami yang namanya peningkatan trigliserida dan kolesterol dalam darah serta memiliki HDL paling rendah. Inti teori ini adalah kelebihan asupan gula dapat menjadi pemicu organ hati untuk mengeluarkan LDL lebih banyak. Dengan demikian, sebagai akibatnya kemampuan tubuh dalam membersihkan pun menjadi terhambat.
Kelebihan gula dianggap menjadi pemicu “diabetes tipe 3” oleh Suzanne de la Monte, MD, yang merupakan ahli neuropatologi di Brown University. Ini ada kaitannya erat dengan diet tinggi lemak, penyakit Alzheimer dan juga resistensi insulin. Intinya adalah bahwa kemampuan salah satu fungsi otak dalam menggunakan glukosa dan menciptakan energi akhirnya terganggu dan mengalami kerusakan dan bila boleh diistilahkan, kondisi ini seperti mengalami diabetes tapi pada organ otak saja.
Gula yang diasup tubuh terlalu banyak mampu menciptakan kelebihan insulin di dalam aliran darah sehingga peredaran darah dalam tubuh pun terkena dampak buruk. Kelebihan kadar insulin yang sangat parah akan mengganggu sel-sel otot halus di sekitar pembuluh darah untuk tumbuh lebih cepat. Menurut The Sugar Smart Diet, inilah yang kemudian menjadi faktor terjadinya ketegangan pada arteri dan menimbulkan beberapa efek serius lainnya seperti kondisi:
Itulah beberapa akibat terlalu banyak mengkonsumsi gula paling berbahaya yang wajib untuk kita semua ketahui. Tak salah untuk mengonsumsi gula karena tubuh manusia juga pada dasarnya memerlukan gula, namun konsumsi berlebihan sebaiknya dihindari agar segala bentuk akibat serius di atas tidak terjadi pada Anda.