Merasa gugup dan cemas sebenarnya merupakan hal yang biasa dan normal, seperti ketika kita berbicara di depan banyak orang atau saat hendak melakukan wawancara kerja. Hanya saja, ada sejumlah orang yang memiliki tingkat kecemasan lebih daripada sewajarnya. Inilah beberapa ciri kecemasan berlebihan yang bisa membantu Anda membedakannya dari kecemasan biasa.
Menurut hasil sebuah penelitian pada Journal of Anxiety Disorder di tahun 2006, seseorang yang memiliki post-traumatic stress disorder atau PTSD memang kerap mengalami yang namanya cemas berlebih. Trauma akan terjadinya masa lalu yang pernah buruk adalah salah satu penyebab cemas berlebih dan menjadikan seseorang tersebut diliputi rasa cemas yang tak sewajarnya dan cenderung berlebihan.
Seseorang yang mudah panik ada kemungkinan hal ini menandakan kecemasan berlebihan pada orang tersebut. Saat tubuh mengalami keringat berlebih, jantung yang berdetak lebih kencang, disertai pula dengan sesak nafas biasanya menjadi tanda bahwa kepanikan ada kaitannya dengan kecemasan berlebih. Apabila kepanikan seperti ini berulang kali Anda rasakan, maka potensi besar Anda memiliki kecemasan berlebihan.
Saat rasa khawatir menghampiri dan hal ini terus-menerus dirasakan oleh penderita setiap hari dan selama beberapa bulan, tentu Anda harus tahu bahwa ada yang tak beres di sini. Saat kekhawatiran tersebut sampai mengganggu segala aktivitas Anda, dan menimbulkan rasa cepat lelah, segera tangani.
Dilansir dari laman Lifestyle Kompas, menurut direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland di Towson, Sally Winston, kekhawatiran yang merupakan gangguan kecemasan dan kekhawatiran biasa itu berbeda. Ketika seseorang sampai harus mengalami disfungsi dan menghambat kegiatannya, maka inilah yang disebut gangguan kecemasan berlebihan.
Susah tidur merupakan salah satu ciri yang juga paling umum dari gangguan kecemasan atau kecemasan berlebih. Ketika sedang ada masalah, orang biasanya menenangkan diri lalu tidur dengan lelap. Berbeda dari penderita gangguan kecemasan, setiap masalah akan terngiang tiap kali mata sudah terpejam sehingga akan sulit untuk tidur nyenyak.
Hanya saja, tak semua orang dengan gangguan kecemasan akan mengalami insomnia dan sejenisnya ini. Ada beberapa orang yang justru di saat kecemasan melanda tidur adalah solusinya. Dan nyatanya, mereka bisa tidur lelap sebab kecemasan yang dirasakan berhenti hanya di saat tidur saja. Meski demikian, perlu untuk tetap melihat ciri lainnya untuk menyimpulkan.
Cemas berlebih juga biasanya dapat ditandai dengan rasa rendah diri. Seseorang dengan kecemasan berlebihan seringkali merasa tak nyaman ketika harus berada di lingkungan baru. Ketika ada seseorang yang enggan berbicara pada orang yang baru, lalu juga ia menarik diri dan merasa tak nyaman di kerumunan, ada potensi ia mengalami gangguan kecemasan.
Walau kecemasan itu asal mulanya dari pikiran kita, sebenarnya sama dengan stres, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan organ lain dalam tubuh kita, termasuk pencernaan. Sewaktu cemas berlebih, otot perut dapat mengalami ketegangan sehingga dapat menderita diare, penyakit asam lambung, kram perut hingga perut terasa penuh.
Anda punya ketakutan terhadap beberapa hal tertentu? Mungkin Anda takut terhadap suatu benda, hewan atau lainnya? Rupanya ketakutan ini dapat menjadi bagian dan ada hubungannya erat dengan gangguan kecemasan. Ketika Anda memiliki rasa takut tanpa bisa menjelaskan alasan ketakutan itu, maka ini adalah ciri kecemasan yang berlebih.
Saat seseorang mudah merasa cemas, otot pada tubuh juga ikut mudah tegang dan hal ini biasanya tak disadari oleh penderitanya. Banyak orang mengira ketegangan otot hanyalah hal biasa karena capek atau stres pikiran, namun hal ini juga bisa jadi ciri dari rasa cemas berlebih dalam diri Anda.
Seseorang dengan kecemasan berlebih cenderung merasa selalu diperhatikan oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seperti misalnya di suatu pesta atau makan malam biasa yang mungkin jumlah orangnya tak sampai belasan, ia akan merasa seluruh perhatian orang tertuju padanya. Hal ini kemudian menyebabkan gemetaran, keringat berlebih, sulit bicara, grogi, dan mual.
Hampir sama dengan poin sebelumnya, kecemasan berlebihan juga meliputi gangguan kecemasan sosial di mana ketika bertemu orang baru mereka enggan berbicara sedikit pun dan justru menarik diri. Ini karena setiap kali bersosialisasi dengan orang baru, gejala seperti mual, wajah memerah, sulit bicara dan berkeringat akan muncul sehingga ia merasa khawatir nanti dapat dipermalukan.
Harus berbicara di depan publik di mana seluruh mata tertuju pada Anda, tentu ada kalanya rasa tegang dialami. Namun apabila sudah selesai berbicara di depan umum tapi masih merasa cemas, waspadai akan gangguan kecemasan apalagi kalau sampai kaki dan tangan gemetaran, berkeringat dingin, hingga kehilangan kesadaran alias pingsan.
Gangguan kecemasan berlebihan kerap juga ditandai dengan munculnya keraguan terhadap orang lain maupun diri sendiri. Ketika Anda ragu apakah Anda bisa mendapatkan nilai yang bagus di sekolah padahal sudah belajar keras, apakah Anda selama ini kurang baik menjadi seorang ibu, apakah Anda mencintai seseorang sama besarnya seperti orang itu mencintai Anda dan kecemasan seperti ini terus berulang, Anda kemungkinan mengalami gangguan kecemasan.
Menjadi seorang perfeksionis ada hubungannya erat dengan gangguan obsesif kompulsif atau OCD. Seseorang dengan jiwa perfeksionis tinggi akan melakukan kegiatan yang sama dalam waktu yang lama sampai dirinya benar-benar puas dari hasil yang ia kerjakan dan menganggapnya sempurna.
Itulah ciri kecemasan berlebihan yang sebaiknya diwaspadai dan ditangani sedari awal agar tak makin serius. Mencari cara mengatasi gangguan kecemasan secara alami, mengonsumsi obat dan menempuh psikoterapi diperlukan untuk membantu pemulihan, jadi jika gejala tersebut dialami, segera ke dokter untuk berkonsultasi serta memperoleh perawatan yang tepat.