Pernah memiliki teman yang hobi menyendiri? Atau justru anda yang mengalami dan enggan bergaul dengan kawan anda? Jika demikian, ada baiknya anda menyadari bahwa prilaku tersebut masuk ke dalam kelainan kepribadian yang disebut antisosial.
Kepribadian manusia secara normal adalah keinginan untuk berteman, memiliki seseorang untuk diandalkan. Kondisi yang sebaliknya justru tidak mencerminkan manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, gejala minder atau enggan bergaul wajib segera diwaspadai sebagai bentuk kelainan kepribadian. (baca juga: penyebab gangguan jiwa, gejala gangguan mental)
Setiap orang pasti memiliki berbagai jenis kepribadiannya yang berbeda pada masing-masing individu. Sebagian besar dari mereka menyukai lingkungan yang ada di sekitar dan bergaul dengan sejawatnya untuk menjalani kehidupan sehari- hari. Namun, tidak demikian bagi seseorang yang mengalami antisocial. Ya, antisosial ditemukan pada seseorang dengan beragam ciri-ciri serta penyebabnya yang berbeda-beda.
Antisosial bahkan hampir disamakan dengan Asosial, yaitu sebuah istilah untuk menyebut seseorang yang introvert atau tertutup. Nah, pada pembahasan kali ini akan dipaparkan mengenai antisosial berikut berbagai faktor yang terkait dengan kelainan kepribadian tersebut. Mari kita simak!
Baca Juga:
Perbedaan Antisosial dan Asosial
Antisosial banyak yang menyamakannya dengan tipe kepribadian lain yang disebut asosial. Padahal, keduanya jelas berbeda. Perbedaan tidak hanya terlihat dari gejala awal maupun prilaku yang mencerminkannya. Secara ilmu psikologi keduanya berbeda dari segi jenis. Antisosial merupakan jenis gangguan kepribadian yang harus ditangani secara serius karena akan merugikan penderitanya jika dibiarkan dalam waktu lama. Hal yang berbeda pada asosial yaitu jenis kepribadian atau tipe pergaulan yang memang menjadi situasi normal dan bisa dialami siapapun tanpa harus diobati.
Antisosial adalah kecenderungan seseorang menderita gangguan pribadi. Kondisi ini dibentuk dari pengalaman pribadi, serta memungkinkan prilaku menyimpang yang dialami. Gejala seseorang yang mengalami gangguan antisosial bisa dilihat ketika ia beranjak dewasa atau masih remaja. Gejala ini bisa stabil seiring berjalannya waktu, namun jika dibiarkan saja atau tidak disadari gejala bisa menimbulkan kecacatan personal.
Artikel Terkait: jenis-jenis penyakit sakit jiwa, penyebab orang jadi gila
Berbeda dengan hal tersebut asosial bukanlah suatu gangguan kepribadian. Asosial justru merupakan suatu jenis tipe kepribadian yang cenderung memunculkan rasa introvert atau tertutup. Tipe kepribadian yang masuk dalam ranah ini adalah seseorang mundur dari pergaulan secara ikhlas tanpa menyiman kebencian atau melakukan prilaku kejahatan. Biasanya mereka yang memiliki kepribadian asosial banyak dikaitkan dengan sakit atau gelainan jiwa yang dideritanya seperti autis, bipolar, Alzheimer, dan sejenisnya. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa antisosial berbeda dengan asosial.
Antisosial adalah suatu gangguan kepribadian yang dialami seseorang sehingga cenderung melakukan perilaku buruk dengan membenci, menarik diri dari pergaulan secara kasar, serta berbagai tanda lainnya. Kebanyakan penyebab dari prilaku antisosial ini adalah karena kombinasi antara pikiran, emosi, dan prilaku saat masa lalu. Ketiganya akan membentuk seseorang secara pribadi dan seiring waktu hingga dirinya menginjak remaja dan dewasa. Faktor pemicu munculnya gangguan ini pada seseorang terdiri dari beberapa penyebab antara lain adalah sebagai berikut.
Artikel Terkait: Cara Menurunkan Hormon Kortisol , Khasiat Daun Kelor
Kenyataan yang terjadi pada masing-masing individu tentunya tidak selalu sesuai dengan pengharapan. Perjalanan hidup yang mengatur bahwa segala hal bisa berada di atas, bahkan terjerumus hingga jurang paling bawah seharusnya kita sadari lebih awal. Kecenderungan seseorang berprilaku antisosial adalah karena ketidakmampuannya dalam menerima kenyataan yang sudah digariskan.
Sebagai contoh seseorang yang dulunya termasuk anak orang yang terpandang, kaya harta, dan hampir berkuasa atas segala hal. Akan tetapi, di masa beranjak dewasa justru kenyataan pahit dialami yaitu jatuh miskin hingga rumah pun tidak dimiliki. Kenyataan tersebut akan membuatnya malu, setelah sebelumnya dirinya terlalu bangga dan berharap bisa meneruskan keberadaannya di atas. Jika sudah seperti itu, seseorang akan cenderung menarik diri dan berbuat sepihak karena emosi dan kesombongan terdahulu masih mengkombinasi dirinya bersamaan dengan rasa malu.
Pengaruh lingkungan sangat mampu mengendalikan sikap seseorang. Salah satu penyebab dari antisosial adalah kegagalan seseorang dalam pergaulannya dengan banyak orang. Dengan kata lain, dirinya tidak mampu memunculkan eksistensinya untuk berkarakter.
Kecenderungan pribadi yang semacam ini akan lebih senang dinilai berdasarkan prilaku buruknya seperti kebiasaan membolos sekolah atau sejenisnya. Dari prilaku tersebut maka, dirinya yang dianggap tidak mampu bersosialisasi dengan prestasi baik akan dikenal meskipun lewat perilaku buruknya. (baca juga: terapi perilaku kognitif , terapi psikologi untuk depresi)
Keluarga adalah pondasi utama kepribadian seseorang. Mereka yang terlahir dari keluarga yang baik-baik saja atau tidak mengalami broken home, bisa dijamin akan lebih terpantau dan terhindar dari antisosial. Penyebabnya adalah rasa malu, rasa malu yang kemungkinan besar dirasakan seseorang ketika keluarganya berantakan terlebih karena faktor perceraian orang tua, atau sebab lain seperti ketidakpedulian orang tua karena terlalu asik dengan kesibukan kerja.
Terakhir adalah adanya pengalaman buruk yang dialami seseorang ketika dirinya tengah asik masuk ke dalam pergaulan. Bisa saja karena pelecehan seksual, penghinaan fisik, pemerkosaan, atau penganiayaan. Tindakan-tindakan tersebut dianggap sebagai pengalaman buruk yang kemungkinan besar menimbulkan dendam dalam benak mereka.
Termasuk memunculkan rasa enggan bergaul atau antisosial. Kondisi tersebut dinilai normal sebagai akibat dari pengalaman buruk yang dialami. Ketakutan hingga rasa dendam yang mengendalikan emosi mereka jelas lebih tinggi dari pada sekadar keinginan berteman.
Dari beberapa penyebab antisosial yang telah dipaparkan diatas, secara umum sudah terjadi dan terbukti menjadi faktor pemicu adanya gangguan kepribadian tersebut. Oleh sebab itu, pengawasan dan pendampingan bagi mereka yang masih berada dalam usia rentan sangat dibutuhkan untuk terhindar dari berbagai jenis penyebab yang ada.
Baca Juga:
Beberapa jenis gejala antisosial yang penting untuk diketahui antara lain adalah sebagai berikut.
Artikel Terkait: Jenis Buta Warna, Cara Mencegah Karang Gigi
Gangguan kepribadian antisosial memang mengkhawatirkan jika tidak segera ditangani dengan terapi psikologis. Hal ini bisa berpengaruh pada difungsi pemikiran seseorang yang tidak lagi menghargai orang lain serta kemungkinan besar akan dikucilkan. Berikut ini adalah ciri umum yang bisa diamati jika seseorang menderita antisosial.
Kecenderungan mereka yang memiliki kepribadian antisosial akan menjadi egosi. Sikap egoisnya akan semakin tinggi apabila berhadapan dengan lawan jenis. Ego yang tinggi tersebut justru akan membuat orang lain agar mengerti dirinya sementara sebaliknya dia lakukan pada lawan bicaranya tersebut.
Sulit untuk memulai pembicaraan bahkan hanya sekadar menyapa seseorang. Justru pada kondisi ini mereka yang antisosial akan lebih memilih jalur yang lebih lama saat berjalan guna menghindari sapaan atau teguran dan obrolan dari kawan-kawannya. (baca juga: gejala skizofrenia, ciri-ciri bipolar)
Selalu merasa bisa sendiri adalah ciri yang paling tampak dialami oleh mereka yang antisosial. Kecenderungan diri untuk menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi lebih menjadi pilihan mereka. Selebihnya, seorang antisosial juga akan berpikir pro dan kontra akan segala permasalahannya. Dia akan enggan mengeluh atau meminta saran yang dianggapnya hanya membuang waktu untuk menyelesaikan masalah.
Biasanya seseorang yang mengalami antisosial akan lebih minder atau tidak dikenal dalam lingkungannya. Menjadi dominan tidaklah penting bagi dirinya, karena dirinya lebih bangga dengan kesendirian dan menganggap suatu keramaian atau bentuk sosialisasi lainnya hanyalah kebiasaan yang tidak menghasilkan apapun.
Selain playstation, gadget, komputer dan internet yang ada di dalam kamar, biasanya mereka akan memilih boneka atau hewan peliharaan untuk menemani kesendirian mereka. Ini merupakan pilihan karena memang di kamar atau di dalam rumah saja sudah sangat menyenangkan bagi mereka.
Malu, dan berbagai penyebab lain yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya merupakan bagian dari ciri umum yang bisa diamati bagi pemilik gangguan kepribadian antisosial. Dengan kecenderungan tersebut sudah bisa dipastikan seseorang akan enggan menatap mata lawan bicaranya saat mengobrol. Selain itu, obrolan yang dilakukan hanya terbatas pada ala kadarnya saja. Menyikapi hal ini tentunya bisa menjadi masalah bagi kedekatan dengan lawan jenis yang memungkinkan mereka pemilik antisosial untuk enggan mengikatkan diri dalam pernikahan dalam waktu cepat.
Baca Juga: Mata Malas, Efek Samping Ibuprofen
Biasanya mereka yang mengalami antisosial akan cenderung memilih untuk sendiri. Kondisi ini akan membuatnya mencari teman yang juga memiliki gangguan yang sama dengan membentuk suatu komunitas antisosial. Jika dibiarkan tentunya bisa mengancam keseimbangan social di lingkungan mereka tersebut.
Mereka yang memiliki gangguan kepribadian semacam antisosial selalu saja tidak pernah menyempatkan diri bergaul dengan orang lain. Bahkan saat dirinya diklaim sebagai orang yang sombong, pernyataan tersebut tidak dianggap sebagai suatu saran atau kritikan. Dengan begitu, seseorang dengan antisosialnya juga tidak akan peduli dengan siapapun yang tengah unjuk kebolehan, atau tidak pernah merasa tersaingi.
Bahaya antisosial sebenarnya lebih kepada diri sendiri. Ya, mereka yang mengalami gangguan ini akn cenderung dirugikan secara fisik dan psikologis. Bagaimana tidak? Seorang antisosial tidak menginginkan apapun yang ada disekitarnya kecuali dirinya sendiri. Hal ini bisa menimbulkan kerugian yang cukup signifikan sebagai berikut. (baca juga: terapi sakit jiwa, terapi autis)
Artikel Lainnya: Disartria, Makanan Penambah Trombosit
Penderita antisosial pada umumnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami gangguan psikis. Pada masa inilah mereka atau keluarga dekat harus merangkul dan bersama mengungkapkan bahwa salah satu anggota keluarga mereka sedang dalam keadaan “sakit” yang harus dibantu. Hal ini harus disampaikan dengan hati-hati agar penerimaan mereka yang mengalami antisosial tidak merasa diintimidasi. Oleh sebab itu, dalam tingkat penyadaran ini dibutuhkan sosok paling dekat dengan penderita. (baca juga:
Jenis pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita antisosial adalah terapi. Secara umum, gangguan kepribadian merupakan masalah psikologis yang memang harus disembuhkan melalui terapi psikis. Menjalani terapi psikis paling penting yang harus ditekankan adalah keinginan berubah dari penderita tersebut. Pengobatan yang disarankan untuk segala gangguan kepribadian adalah terapi binaural beats.
Terapi binaural beats yang khusus untuk pengobatan jenis gangguan kepribadian adalah suatu terapi yang fokus pada terapi otak yang didesain dengan aliran musik dan kata-kata. Binaural beats dikenal sebagai terapi yang akan membawa penderitanya masuk ke dalam alam bawah sadar untuk mengetahui dan memvisualkan permasalahan yang dialami. Khusus bagi penderita antisosial, mereka akan dituntun dalam permasalahan ketakutan berinteraksi, efek malu, traumatik hingga akhirnya dipertemukan pada kenyataan bahwa kondisi yang dialami adalah faktor kemanusiaan.
Artikel Terkait: Cara Mengobati Eye Floaters, Penyakit Peyronie
Terapi binaural beats bagi antisosial akan mengobati penderitanya dengan metode meditasi musik. Semacam refleksi dengan berbagai kalimat memotivasi, yang memang bertujuan untuk memberikan semangat pada penderita untuk mampu menghilangkan ketakutannya beriteraksi secara sosial. Dalam metode ini, digunakan semacam peralatan audio yang akan dipakai. Penderita akan mendengarkan musik dan terapi kata-kata yang sudah dirancang oleh pengobatan untuk bisa dijalaninya dalam tiga step.
Step awal atau tahap pertama adalah kesadaran yang berfokus pada penyadaran diri akan kemampuan sebagai manusia. Tahap kedua adalah analisis masalah yang akan mengantar penderita mengidentifikasi permasalahan dan memikirkan sosusi yang terbaik. Ketiga, tahap ini akan mengantar pada kenyataan bahwa setiap manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk mengatasi berbagai permasalahan sekaligus menyadari bahwa penyelesaian bersama itu menyenangkan.
Baca Juga:
Dari penjelasan tersebut semoga bisa tergambar bahwa penanganan antisosial lebih kepada terapi psikis karena memang merupakan gangguan kepribadian dalam diri seseorang. Baik itu rasa stres atau depresi yang dirasakan di awal, kiranya dapat ditangani segera sebelum menjalar menjadi masalah kepribadian yang serius, termasuk kondisi anti sosial.