Bulimia Nervosa merupakan suatu kondisi gangguan makan yang paling sering dialami oleh remaja perempuan, di mana kebiasaan makan berlebihan dan perilaku pencegahan penambahan berat badan berlebihan yang tidak tepat menjadi tandanya.
Dalam hal ini, orang-orang dengan Bulimia Nervosa mungkin akan memiliki porsi makan yang lebih besar dibandingkan dengan orang lain. Selain itu, perilaku tidak tepat dalam mengontrol berat badan seperti muntah (diinduksi sendiri), penyalahgunaan obat pencahar, hingga penggunaan diuretik mungkin juga dilakukan.
Bulimia Nervosa mungkin dapat diderita oleh siapa saja, termasuk orang yang kurus, kelebihan berat badan (obesitas) maupun orang dengan berta badan normal sekalipun.
Oleh karena itu, berat badan tidak dapat dijadikan patokan dalam menilai seseorang menderita Bulimia Nervosa atau tidak. Adapun gejala yang umumnya ditunjukkan oleh Bulimia Nervosa mungkin meliputi:
Selain gejala-gejala tersebut, jika Bulimia Nervosa terjadi pada perempuan maka perubahan perilaku berikut ini mungkin juga menandai Bulimia Nervosa:
Penyebab dari Bulimia Nervosa ini hingga kini masih belum benar-benar diketahui secara pasti. Namun, para peneliti menemukan bahwa gangguan makan seperti Bulimia Nervosa ini mungkin berkaitan dengan kombinasi antara faktor biologis dan peristiwa yang dialami oleh seseorang.
Artinya, gangguang makan seperti Bulimia Nervosa mungkin dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa hal berikut ini:
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa ada aktivitas otak yang tidak biasa, di mana terjadi perubahan pada kadar serotonin maupun bahan kimia lain hingga mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap makan.
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko Bulimia Nervosa:
Bulimia Nervosa lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang berusia antara akhir masa remaja hingga awal masa dewasa.
Perempuan lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa dibandingkan dengan laki-laki.
Memiliki riwayat kesehatan keluarga kandung, orang tua, saudara kandung maupun anak-anak dengan gangguan makan dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.
Gangguan psikologis dan emosional seperti depresi, gangguan kecemasan, riwayat peristiwa traumatis, stres lingkungan maupun penyalahgunaan zat tertentu mungkin lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.
Usaha diet yang dilakukan seseorang mungkin akan membuatnya lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.
Bulimia Nervosa ini tidak dapat dianggap remeh karena memiliki kemungkinan menyebabkan komplikasi yang berpotensi kritis karena cara maupun perilaku yang dipilih untuk membersihkan makanan yang telah dimakan.
Berikut ini merupakan beberapa komplikasi Bulimia Nervosa yang mungkin dapat terjadi:
Jika mengalami gejala Bulimia Nervosa maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter sebelum komplikasi yang serius terjadi.
Selain itu, memeriksakan diri pada ahli kesehatan mental mungkin juga sangat disarankan khususnya jika tidak ingin melakukan pengobatan dengan Dokter umum.
Jika ragu mengambil langkah awal memeriksakan diri kedokter, mungkin dengan bercerita kepada orang terdekat dan paling dipercaya akan membantu pengambilan keputusan pengobatan yang lebih tepat.
Dalam melakukan diagnosis terhadap Bulimia Nervosa, Dokter mungkin akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang mungkin dilakukan oleh Dokter dalam mendiagnosis Bulimia Nervosa.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes darah maupun tes urin jika memang diperlukan.
Dalam mendiagnosis Bulimia Nervosa, evaluasi psikologis ini penting untuk dilakukan karena dapat membantu melihat hubungan seseorang dengan makanan dan citra tubuhnya.
Adapun evaluasi psikologis ini mungkin akan dilakukan dengan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), termasuk:
Kategori yang digunakan dalam DSM-5 ini berkisar mulai dari ringan hingga ekstrim dengan ketentuan sebagai berikut:
Diagnosis lebih lanjut dengan tes lain mungkin dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami Bulimia Nervosa jangka panjang. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan komplikasi yang terjadi.
Bulimia Nervosa perawatannya mungkin akan lebih fokus pada dua hal utama yaitu pendidikan makanan dan gizi, serta perawatan kesehatan mental yang mungkin dimiliki.
Adapun pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh Dokter dapat meliputi:
Konsumsi antidepresan seperti fluoxetine (Prozac) mungkin akan direkomendasikan oleh Dokter. Mengingat, hingga kini fluoxetine (Prozac) merupakan obat antidepresan satu-satunya yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati Bulimia Nervosa pada orang dewasa.
Psiko terapi atau terapi bicara merupakan salah satu metode pengobatan mental yang mungkin disarankan dalam membantu mengobati Bulimia Nervosa. Psikoterapi sendiri jenisnya ada banyak, termasuk:
Dukungan ahli gizi maupun pendidikan gizi dapat sangat membantu pengobatan Bulimia Nervosa agar:
Perawatan komplikasi tentu akan bergantung pada jenis komplikasi yang terjadi, perawatan intensif mungkin dibutuhkan oleh orang yang mengalami komplikasi berupa:
Adapun perawatan yang direkomendasikan mungkin adalah kombinasi dari beberapa perawatan yang telah disebutkan. Selain itu, dukungan keluarga juga sangat penting untuk pengobatan Bulimia Nervosa.
Pencegahan Bulimia Nervosa mungkin hingga kini belum benar-benar diketahui caranya. Namun, beberapa hal berikut ini mungkin dapat membantu mencegah komplikasi atau Bulimia Nervosa memburuk: