Dari laporan data yang ada, jumlah kasus HIV di Blitar tersebut dialami oleh rata-rata usia produktif, yakni 21-35 tahun di mana 26 orang adalah para ibu rumah tangga dan lainnya sebanyak 116 orang merupakan karyawan swasta. Jika dibagi menurut jenis kelamin, maka wanita yang terkena HIV AIDS ada sekitar 53 orang dan laki-laki 112 orang.
Menurut data yang ada, penularan berisiko tinggi terjadi justru pada para penderita PMS (penyakit menular seksual, para pengguna napza, transgender atau waria, para warga binaan lapas, penderita TB, serta ibu hamil.
Menurut M. Muklis selaku Kepala Dinkes Pemkot Blitar, kasus HIV AIDS terbanyak kedua setelah heteroseksual yang pada kelompok LSL atau gay menjadi perhatian khusus. Meski tercatat 26 orang dari kelompok LSL, ada kemungkinan bahwa sebenarnya angka tersebut hanyalah perkiraan yang nampak di permukaan dan justru bisa saja lebih besar dari itu.
Muklis memberi imbauan kepada masyarakat Blitar untuk menjaga keimanan karena pada dasarnya gejala HIV AIDS tak hanya perlu diatasi oleh dinas kesehatan sendiri. Harus ada peran serta aktif dari setiap individu warga kota Blitar dengan kesadaran tinggi untuk menjaga pola hidup tetap sehat tak hanya secara lahir tapi juga batin.
Muklis pun menambahkan bahwa seseorang yang menjumpai ada orang lain di sekitarnya yang memang diketahui memiliki risiko terkena cara penularan HIV AIDS jangan dibiarkan. Justru menjauhi orang yang berpotensi tertular bukanlah solusi, melainkan seharusnya dilaporkan saja supaya bisa ditangani secara tepat bersama-sama.
Cara Mengatasi dan Mencegah HIV AIDS
Pengobatan yang mampu menyembuhkan HIV secara tuntas memang belumlah dijumpai hingga kini, namun untuk melemahkan perkembangan virusnya, selalu ada cara termasuk juga pemberian obat-obatan antiretroviral atau ARV. Tentunya, obat ini digunakan di bawah pengawasan dokter dan dokter pun perlu melakukan pengawasan terhadap pasien selama menjalani perawatan dengan obat ini.
Hanya saja, para pasien HIV AIDS yang memang harus sampai menggunakan obat jenis ARV ini sebaiknya mewaspadai berbagai jenis efek samping, seperti halnya:
Sementara itu, sebagai langkah pencegahan infeksi sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan. Seperti imbauan terhadap masyarakat Blitar yang disampaikan oleh Kepala Dinkes Pemkot Blitar, penting untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap penyakit satu ini. Berikut adalah sejumlah tips penting dalam menghindari HIV AIDS karena belum adanya vaksin khusus untuk infeksi ini.
Kasus HIV tak hanya berpotensi terus bertambah di wilayah Blitar, tapi juga di kota-kota lain di Indonesia. Kesadaran diri untuk menjaga pola hidup agar tetap sehat dan tidak melakukan hubungan intim secara sembarangan harus ada pada setiap individu demi menghindari bahaya HIV AIDS. Diharapkan tentunya jumlah kasus HIV AIDS tidak lagi bertambah dengan peran serta masyarakat.