Obat C

Canagliflozin – Obat Apa – Fungsi – Dosis – Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Apa

Obat Canagliflozin merupakan jenis obat anti diabetes yang digunakan pengobatan diabetes melitus tipe 2 (salah satu jenis penyakit diabetes). Obat ini termasuk ke dalam kelas obat-obatan glifozin atau juga dikenal sebagai kelas obat-obatan inhibitor sodium-glucose transport subtipe 2 (inhibitor SGLT2). Obat-obatan kelas gliflozin bekerja dengan cara mencegah penyerapan ulang glukosa pada ginjal, sehingga menurunkan kadar gula darah. Penyerapan ulang glukosa yang dilakukan oleh ginjal dimaksudkan agar glukosa tidak keluar dari dalam tubuh melalui urin.

Seperti halnya kelas obat-obatan gliflozin lainnya, obat Canagliflozin bekerja dengan menghambat protein transport sodium-glucose 2 (SGLT2). Protein transport SGLT2 ini bertanggungjawab atas terjadinya proses penyerapan ulang zat glukosa pada ginjal, selain itu proses penyerapan ulang ini terjadi juga pada usus dan pada jantung, protein transport tersebut bertindak sebagai perantara dalam proses penyerapan ulang glukosa tersebut.

Obat Canagliflozin mencegah protein transport SGLT2 tersebut bertindak sebagaimana mestinya sebagai perantara dalam proses penyerapan ulang glukosa, sehingga proses penyerapan ulang glukosa, terutama pada ginjal dapat digagalkan. Proses ini menyebabkan glukosa dibuang melalui urin, kondisi ini dikenal dalam istilah medis sebagai glukosaria. Dengan dibuangnya glukosa berlebih melalui urin, obat Canagliflozin berperan dalam menurunkan kandungan gula dalam darah. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan mengenai fungsi, dosis dan efek samping dari obat ini.

Fungsi

Seperti yang telah disebutkan di atas, obat Canagliflozin berperan sebagai obat anti diabetes, khususnya dalam penanganan diabetes melitus tipe 2. Berikut akan dijelaskan mengenai fungsi obat Canagliflozin, yaitu mengobati diabetes melitus tipe 2.

  • Mengobati diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis penyakit yang berkaitan dengan gangguan metabolisme yang mana bersifat jangka panjang. Penyakit ini memiliki ciri – ciri seperti kurangnya insulin, adanya resistansi insulin serta ciri-ciri utamanya adalah tingginya kandungan gula dalam darah. Perlu diketahui, insulin merupakan salah satu jenis hormon yang berperan dalam penyerapan glukosa (gula) dalam darah ke organ hati, sel otot rangka dan lemak. Terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 ini diperkirakan disebabkan oleh adanya kombinasi gaya hidup dan faktor keturunan. Beberapa faktor penyebab penyakit diabetes melitus tipe 2 ini dapat dikendalikan oleh penderitanya seperti obesitas dan pola makan, sementara itu ada juga beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh penderita diabetes melitus tipe 2 ini seperti faktor keturunan, jenis kelamin dan pertambahan usia.

Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti kurang tidur juga berkaitan dengan penyakit diabetes melitus ini. Kebiasaan hidup yang kurang sehat mempengaruhi perkembangan terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 karena pengaruhnya terhadap metabolisme tubuh. Hal lainnya yang mempengaruhi peningkatan risiko terkena penyakit ini adalah status nutrisi ibu hamil saat masa perkembangan janin, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena adanya perubahan metilasi DNA (adanya penambahan senyawa metil pada DNA). Tidak hanya itu, bakteri usus seperti Prevotella copri dan Bacteroides vulgatus juga terkait dengan penyakit diabetes melitus tipe 2 ini.

Salah satu faktor penting dalam perkembangan penyakit diabetes melitus tipe 2 ini adalah gaya hidup. Gaya hidup yang berujung pada kondisi kelebihan berat badan dan obesitas berpengaruh besar pada perkembangan penyakit ini. Sebagai tambahan, gaya hidup tidak sehat seperti stres, pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik ditengarai dapat mengakibatkan seseorang terkena penyakit diabetes melitus tipe 2. Kelebihan lemak merupakan faktor terbesar yang dapat mengakibatkan terjadinya diabetes melitus tipe 2. Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Faktor kedua yang cukup besar dalam mempengaruhi perkembangan penyakit diabetes ini adalah pola makan dan minum.

Sebagai contoh, kebiasaan minum minuman yang mengandung gula secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena penyakit ini. Jenis lemak yang terkandung pada makanan juga berpengaruh dalam perkembangan penyakit ini. Jenis-jenis lemak seperti lemak jenuh dan asam lemak trans meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Sedangkan jenis lemak seperti lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda menurunkan risiko terkena penyakit diabetes melitus tipe 2 ini. Selain itu, mengonsumsi nasi dalam jumlah yang banyak juga mempengaruhi peningkatan risiko terkena penyakit tersebut. Tidak hanya itu, terkena polutan organik secara terus menerus juga dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2.

Faktor keturunan berperan dalam sejumlah besar kasus diabetes melitus tipe 2. Tidak hanya itu beberapa kondisi kesehatan juga dapat memegang pengaruh besar dalam terjadinya penyakit ini. Gejala – gejala dari penyakit diabetes melitus tipe 2 ini antara lain adalah sering buang air kecil, meningkatnya rasa lapar, sering haus, turunnya berat badan, penglihatan kabur, gatal-gatal dan lemas. Obat Canagliflozin dapat digunakan untuk penanganan penyakit ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya obat Canagliflozin dapat menurunkan kadar gula dalam darah dengan mencegah terjadinya penyerapan ulang glukosa.

Dosis

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dosis pemakaian obat Canagliflozin. Penggunaan obat ini perlu konsultasi dengan dokter ataupun tenaga medis profesional terlebih dahulu, karena adanya efek samping maupun pengaruh kesehatan lainnya yang dapat ditimbulkan oleh obat ini. Obat ini memiliki pengaruh terhadap meningkatnya risiko terjadinya amputasi anggota tubuh bagian bawah seperti kaki. Bagian yang paling sering diamputasi akibat pemakaian obat ini adalah bagian jari kaki dan kaki bagian tengah. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat ini. Dosis yang dipaparkan disini disadur dari www.drugs.com. Keamanan dan kemanjuran penggunaan obat ini untuk pasien yang berusia kurang dari 18 tahun belum diketahui.

  • Dewasa:

1. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2

Dosis oral (melalui mulut/dimakan) awal yang diberikan sebanyak 100 mg sekali sehari. Dosis ini dapat meningkat hingga 300 mg per hari untuk tambahan glikemik kontrol, peningkatan dosis ini hanya untuk penderita yang memiliki toleransi terhadap dosis rendah dan juga kepada penderita yang memiliki nilai eGFR (estimated glomerular filtration rate/laju filtrasi glomerular perkiraan: digunakan sebagai tolak ukur fungsi ginjal) sebesar 60 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh atau lebih.

Bila obat ini digunakan sebagai kombinasi dengan insulin atau dengan senyawa pemicu sekresi insulin, maka dosis rendah insulin maupun senyawa pemicu insulin perlu diperhatikan guna mengurangi risiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula rendah dalam darah).

2. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2 yang mengalami kerusakan ginjal

Dosis yang diberikan disesuaikan dengan nilai eGFR yang dimiliki oleh penderita. Untuk penderita dengan nilai eGFR sebesar 60 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh atau lebih, tidak perlu adanya penyesuaian dosis. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai eGFR sebesar 45 hingga kurang dari 60 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh, dosis yang diberikan tidak boleh melebihhi 100 mg per hari.

Untuk penderita dengan nilai eGFR kurang dari 45 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh, jangan gunakan obat Canagliflozin. Untuk penderita dengan nilai eGFR kurang dari 30 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh, penggunaan obat Canagliflozin justru menjadi kontraindikasi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, antara lain adalah:

  1. Obat Canagliflozin dikonsumsi sebelum makan pertama pada hari tersebut, obat tersebut ditelan secara utuh.
  2. Perlu deplesi volume yang tepat sebelum melakukan perawatan dengan obat ini.
  3. Obat ini tidak direkomendasikan untuk penderita diabetes melitus tipe 1 atau digunakan untuk terapi ketoasidosis diabetik (komplikasi diabetes akibat meningkatnya kandungan keton/asam darah).
  4. Obat ini akan menyebabkan urin positif mengandung glukosa.

Beberapa kontraindikasi dari obat Canagliflozin ini antara lain adalah:

  1. Kandungan gula darah rendah
  2. Gagal jantung kronis
  3. Kolesterol tinggi
  4. Tingginya kandungan potassium/kalium dalam darah
  5. Kehamilan
  6. Menurunnya kalsifikasi atau kerapatan tulang
  7. Penderita penyakit vaskular perifer
  8. Menurunnya volume darah
  9. Komplikasi diabetik yang menyebabkan kerusakan syaraf tubuh
  10. Infeksi kaki diabetik
  11. Penderita penyakit ginjal kronis tingkat 3A, 3B, 4 dan 5.
  12. Penderita yang memiliki riwayat amputasi anggota tubuh bagian bawah yang terkait dengan diabetes

Efek Samping

Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian obat ini antara lain:

  1. Infeksi saluran kemih atau infeksi saluran kencing
  2. Infeksi ragi
  3. Haus
  4. Gatal-gatal
  5. Konstipasi atau sembelit
  6. Lemas
  7. Sering buang air kecil
  8. Gangguan ginjal
  9. Reaksi hipersensitivitas seperti kulit membengkak, memerah, gatal-gatal dan ruam

Demikianlah penjelasan mengenai obat Canagliflozin beserta dengan fungsi, dosis dan efek sampingnya. Kiranya penjelasan mengenai obat tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda.