Mendengar kata amputasi, mungkin sebagian besar dari kita semua sudah tahu seperti apa prosedur medis satu ini dan cukup mengerikan hanya untuk mendengar istilahnya saja. Amputasi merupakan suatu tindakan operasi memotong bagian tubuh tertentu, yaitu bagian kaki, lengan atau jari. Tujuan dari pelaksanaan tindakan medis ini adalah untuk mengontrol penyakit tertentu yang menyerang tubuh bagian tertentu.
Baca juga:
Amputasi rupanya terdiri dari beberapa jenis dan tak sembarang hanya memotong bagian tubuh tertentu saja dan di bawah inilah kita akan mengenal jenis-jenisnya lebih jauh.
Berdasarkan prosesnya, kita perlu mengenal ada 2 jenis amputasi, yakni amputasi bedah dan amputasi traumatik seperti berikut ini:
Praktik atau tindakan amputasi bedah pada dasarnya sudah menjadi praktik penting dalam pengobatan selama ribuan tahun. Perlu diketahui bahwa komplikasi pembuluh darah adalah penyebab paling umum dari tindakan amputasi. Hal tersebut dialami seseorang saat hilangnya pasokan darah yang diperlukan anggota tubuh.
Pada orang-orang dengan cedera traumatis pun jenis amputasi ini juga masih dibutuhkan dan tindakan ini diambil dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut atau juga memperbaiki tulang. Hanya saja, amputasi jenis bedah ini kerap dijadikan pilihan terakhir atau ketika ahli bedah masih bisa menyelamatkan anggota tubuh yang cedera tersebut.
Pada sejumlah kasus, amputasi bedah dilakukan bertahun-tahun sesudah cedera awal terjadi dan sesudah proses amputasi bedah selesai, tim medis bakal mencoba untuk memberikan penyelamatan terhadap anggota tubuh yang cedera lainnya, tak terkecuali dalam penggunaan anggota tubuh implan supaya fungsinya bisa berjalan secara optimal.
Jenis amputasi ini adalah suatu cara amputasi yang sudah terjadi, seperti halnya peristiwa kekerasan yang tak disangka sehingga akhirnya mengakibatkan seseorang kehilangan anggota tubuhnya. Amputasi jenis ini bisa terjadi dalam berbagai situasi yang berbahaya hingga kecelakaan mendadak. Situasi amputasi jenis ini sangatlah berbahaya dan termasuk mengerikan karena mampu mengancam jiwa seseorang, khususnya kalau sampai penderitanya kehilangan banyak darah.
Contoh beberapa peristiwa yang meningkatkan risiko amputasi jenis traumatik adalah kecelakaan lalu lintas, sengatan listrik, kecelakaan di tempat kerja seperti yang melibatkan mesin, terjepit pintu mobil atau terjepit di dalam gedung, maupun kecelakaan berupa ledakan. Seluruh peristiwa ini mampu menjadi alasan mengapa seseorang bisa mengalami amputasi traumatik.
Kabar baiknya, ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat dan kemajuan itulah yang mampu meningkatkan kelangsungan hidup para korban dari kecelakaan atau peristiwa tersebut. Penderita amputasi traumatik dengan anggota tubuh yang tak mampu terpasang lagi akan berkemungkinan besar membutuhkan operasi pembentukan tulang yang sisa, debridement atau pembersihan luka, serta penutupan dengan pencangkokan kulit sehingga ada lebih dari satu proses pembedahan yang diperlukan.
(Baca juga: tubektomi – ct scan – pertolongan pertama saat tersedak – efek samping kemoterapi)
Berdasarkan area amputasi, ada beberapa info yang perlu untuk Anda ketahui, yaitu:
Untuk amputasi lengan, pengangkatan bisa sangat bervariasi karena pengangkatan bisa dilakukan pada sebagian jari sampai seluruh lengan hingga bagian bahu. Amputasi lengan terdiri dari amputasi bagian jari tangan, metakarpal, pemisahan pergelangan tangan, bawah siku, pemisahan siku, pemisahan bahu, serta bagian atas siku.
Jenis amputasi berdasarkan areanya yang lain adalah amputasi kaki di mana jenis-jenisnya bisa dimulai dari pengangkatan jari kaki secara sebagian, sampai dengan seluruh kaki serta juga area panggul. Untuk lebih jelasnya, amputasi kaki meliputi jenis amputasi bagian bawah kaki, pemisahan bagian pergelangan kaki, amputasi bawah lutut, amputasi hingga lutut, pemisahan panggul, hemipelvectomy, dan amputasi atas lutut.
Diagnosa sebelum Prosedur Amputasi
Sebelum operasi amputasi diputuskan atau dianjurkan oleh dokter, biasanya akan dilakukan pemeriksan pada kondisi pasien supaya bisa lebih dulu menentukan jenis proses amputasi yang diperlukan. Metode diagnosa yang pasien perlu tempuh antara lain adalah:
(Baca juga: efek terapeutik – pertolongan pertama disengat lebah – kolonoskopi – endoskopi)
Dalam proses operasi amputasi, dokter akan melakukan pemotongan bagian tubuh yang memerlukan amputasi sekaligus melakukan pengangkatan jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan. Umumnya, amputasi dilakukan ketika pasien sudah diberi obat bius.
Dokterlah yang juga akan menentukan jenis anestesi yang perlu diberikan kepada pasien; penentuan didasarkan pada bagian tubuh pasien yang memerlukan proses amputasi. Pemberian anestesi epidural pada umumnya dilakukan pada pasien yang hendak menempuh proses amputasi di bagian tungkai bawah.
Sementara itu, pada pasien yang hendak menjalani prosedur amputasi tungkai ataslah dokter baru akan memberikan anestesi umum. Jadi, anestesi umum lebih diutamakan pada pasien-pasien yang memerlukan prosedur amputasi tangan atau jari tangan, yakni bagian lengan. Dengan anestesi inilah pasien akan terbantu untuk tak merasakan sakit selama proses operasi dilakukan.
Perawatan Pasca Operasi
Setelah proses amputasi selesai, tentunya pasien perlu untuk mengalami masa pemulihan atau perawatan di rumah sakit. Petugas kesehatan akan bertanggung jawab penuh dalam mengajari pasien dalam hal cara merawat luka bekas operasi supaya pasien dapat melakukan sendiri saat berada di rumah, seperti mislanya proses penggantian perban dan membersihkan luka.
Selain itu, untuk mendukung masa pemulihan pasien biasanya akan disarankan untuk melakukan terapi fisik ringan dan terapi ini perlu diakukan tak lama pasca operasi. Setelah itu, pasien kiranya perlu berlatih dalam penggunaan tungkai palsu 2 minggu pasca operasi jika memang operasi amputasi yang dilakukan adalah jenis operasi pada area tungkai atau kaki.
Untuk masa penyembuhan atau perawatan, idealnya adalah antara 1-2 bulan, namun tentu untuk adaptasi fisik itu sendiri tetap memerlukan waktu yang cukup lama karena kehilangan bagian tubuh tertentu tetaplah tidak mudah untuk diterima. Bukan hanya adaptasi fisik, adaptasi mental pun diperlukan oleh pasien yang akan memakan waktu yang tak sebentar.
Selama masa perawatan, pemulihan pasien juga ditentukan oleh rehabilitasi yang dilakukan sebagai langkah paling penting. Pada umumnya, proses rehabilitasi akan meliputi terapi yang bertujuan melatih kendali otot dan kekuatan, terapi okupasi yang berguna dalam mendukung kemampuan melakukan rutinitas harian, serta latihan untuk penggunan tungkai palsu maupun peralatan bantu lain supaya membiasakan diri.
Perawatan lainnya yang sangat perlu diperhatikan pasien pasca operasi amputasi adalah penjagaan kebersihan kulit supaya mencegahnya dari infeksi atau iritasi. Jika kulit misalnya mulai memerah dan sensitivitas meningkat, kemudian muncul pembengkakan atau kondisi bengkak makin serius ditambah keluarnya nanah atau cairan dari kulit, maka waspadai dan konsultasikan ke dokter.
(Baca juga: efek operasi varikokel – tambal gigi berlubang – bahaya operasi plastik)
Bagaimana Prospek Amputasi terhadap Masalah Kesehatan yang Dialami?
Sebagian orang akan bertanya-tanya apakah dan akankah amputasi secara efektif mampu memperbaiki masalah kesehatan yang dialami. Namun bisa dibilang bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penentu prospek dari amputasi yang dilakukan. Berikut ini adalah sejumlah faktor yang mampu menjadi penentu keberhasilan dan efektivitas dari tindakan medis ini.
Kehilangan anggota tubuh tertentu akan menimbulkan tekanan emosional pada pasien karena rata-rata pasien amputasi akan mengatakan bahwa kehilangan anggota tubuh serasa seperti telah kehilangan orang paling dicintai. Itulah mengapa proses pemulihan psikologis dan emosional memerlukan waktu lebih lama sehingga dukungan orang-orang terdekat dan juga orang-orang yang juga sudah mengalami kehilangan anggota tubuhnya agar dapat lebih mampu berempati dan berbagi. Rehabilitasi dan dukunag jangka panjang pun akan sangat efektif.
Dokter akan selalu memantau kondisi kesembuhan pasien pasca operasi dilakukan dan hal ini pasti dilakukan supaya bisa mencegah adanya komplikasi. Ketika prosedur amputasi dilakukan secara terencana, risiko komplikasinya pun akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan prosedur amputasi yang dilakukan secara darurat. Sejumlah kondisi komplikasi yang berkemungkinan terjadi dan sangat perlu diwaspadai adalah:
Baca juga:
Dengan dukungan dari orang terdekat secara emosional dan psikologis, pada dasarnya setiap pasien amputasi akan mampu mengatasi dampak dari operasi ini. Bahkan mereka yang masih muda dan harus melewati masa sulit seperti ini pun dapat kembali melakukan rutinitas seperti berolahraga, bekerja, dan juga aktivitas-aktivitas lain dengan baik.