Merk Obat B

Beprosalic – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Beprosalic merupakan jenis obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit kulit misalnya seperti inflamasi psoriasis dan juga seborrhea pada kulit kepala lesi psoriasis dan juga dermatosis pada kortikosteroid, zat aktif yang terkandung di dalam obat ini adalah betamethasone dipropionate yang merupakan jenis obat masuk ke dalam golongan kortikosteroid dan juga salicylic acid yang merupakan obat topical untuk mengobati penyakit dermatitis seboroik, jerawat, psoriasis, kapalan, keratosis pilaris, acanthosis nigricans, ichthyosis dan juga kutil.

Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat beprosalic

  1. Gunakan obat sesuai dengan petunjuk dari dokter, agar pasien mendapatkan manfaat dari obat yang diberikan nantinya.
  2. Obat ini tidak disarankan penggunaannya pada wanita yang dang hamil, karena dikhawatirkan dapat menganggu janin yang sedang dikandung.
  3. Dalam menggunakan obat ini, setelah cream dioleskan jangan menutup bekas luka dengan kain appaun, agar luka atau iritasi cepat kering.
  4. Obat ini tidak disarankan digunakan untuk wanita yang sedang menyusui, karena dikhawatirkan dapat menganggu perkembangan bayi yang sedang disusui.
  5. Penggunaan obat ini tidak untuk anak dibawah usia 2 tahun.
  6. Jangan memberikan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat gejala penyakit ginjal.
  7. Simpan obat pada suhu ruang, dan sebaiknya jangan terkena matahari secara langsung.
  8. Jangan membekukan obat tanpa adanya ijin dari dokter.
  9. Jangan membuang bekas obat yang sudah tidak digunakan lagi ke dalam toilet karena akan mengkontaminasi lingkungan, lakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu.
  10. Jauhkan obat dari jangakaun anak-anak dan juga hewan peliharaan.

Indikasi obat

  • Fungsi obat ii sebagai perawatan penyebab dermatitis seboroik, dan penyakit jerawat.
  • Penggunaan obat ini berfungsi sebagai pengobatan inflamasi psoriasis dan seborrhea.
  • Fungsi obat sebagai pengobatan keratosis pilaris.
  • Fungsi obat sebagai pengobatan acanthosis nigricans.
  • Fungsi obat sebagai pengobatan penyakit kutil.

Dosis obat
Penggunaan obat sebaiknya dengan cara mengikuti petunjuk resep dari dokter maupun yang etrcantum pada kemasan obat, jangan melebihi dosis anjuran karena dapat meningkatkan efek samping dam malah menimbulkan overdosis nantinya, lakukan pengobatan dengan mengoleskan salep secara tiis-tipis pada bagian yang terkena infeksi, pengobatan dapat dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari.

Efek samping
Pada beberapa jenis obat biasanya dapat menimbulkan efek smaping apabila obat tidak digunakans esuai petunjuk dan juga saran dari dokter, untuk itu sebaiknya pasien melakukan konsultasi terlebih daulu, agar dapat meminimalisir efek samping yang diberikan nantinya, data yang disebutkan disini memang bukanlah data yang komperensif meski jarang ditemukan namun apabila terjadi dapat menimbulkan resiko yang tidak diinginkan, berikut daftar efek samping yang sering terjadi:

  1. Efek samping infeksi kulit karen bakteri
  2. Efek samping seperti rasa terbakar.
  3. Efek smaping gatal-gatal pada kulit
  4. Efek samping dermatitis perioral
  5. Efek samping gangguan tidur.
  6. Efek samping stretch mark
  7. Efek samping pigmentasi kulit.
  8. Efek samping pertumbuhan bulu pada kulit yang berlebih.
  9. Efek samping miliaria
  10. Efek samping hipopigmentasi
  11. Efek samping infeksi sekunder

Kontraindikasi

  • Jangan memberikan obat pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap kandungan yang ada di dalam obat
  • Jangan memberikan obat ini pada pasien yang alegi terhadap obat golongan kortikosteroid
  • Obat ini kontraindikasi pada pasien yang baru saja menerima vaksin, karena akan sangat berbahaya.
  • Jangan memberikan obat pada pasien yang memiliki penyakit TB kulit.
  • Jangan memberikan obat pada pasien yang memiliki riwayat penyakit penyebab  jamur kulit dan virus.
  • Jangan memberikan obat pada pasien yang hipersensitivitas pada salicylic acid