Dermatitis

Dermatitis Seboroik : Gejala, Klasifikasi, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dermatitis seboroik merupakan penyakit kulit yang menjangkiti bagian kulit kepala dan area tubuh yang berminyak seperti punggung, wajah, dan juga dada bagian atas. Jika penyakit ini muncul pada area kulit kepala maka akan timbul ketombe, kulit berwarna merah, dan bersisik. Sebagai salah satu jenis penyakit kulit, dermatitis seboroik bukanlah penyakit yang bisa menular, hanya saja penyakit ini biasanya akan menurunkan rasa percaya diri penderitanya. Selain disebut dengan dermatitis seboroik, penyakit ini juga sering disebut dengan psoriasis seboroik atau eksim seboroik. Sedangkan pada bayi, dermatitis seboroik sering disebut dengan cradle cap.

(Baca juga: macam-macam penyakit kulit)

Dermatotis seboroik biasanya akan hilang dalam waktu yang cukup lama setelah menjalani berbagai jenis terapi pengobatan. Penyakit ini sangat sering terjadi namun biasanya tidak membahayakan penderitanya. Semua orang bisa terkena penyakit dermatitis seboroik, terutama orang-orang yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang lemah atau memiliki penyakit mental. Resiko untuk terkena dermatitis seboroik bisa diturunkan ketika faktor resikonya menurun. Jadi Anda bisa mengurangi faktor resiko agar terhindar dari penyakit kulit tersebut.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan mental)

Gejala Dermatitis Seboroik

Sebagian besar tubuh sangat mungkin terkena dermatitis seboroik. Namun beberapa area kulit yang paling sering terkena penyakit ini adalah kulit kepala, bulu mata, bulu alis, dan juga bagian sisi hidung. Bagian-bagian tubuh yang berminyak seperti punggung, dada atas, lipat paha, ketiak juga bisa dengan mudah terkena penyakit ini. Adapun beberapa gejala dari dermatitis seboroik adalah sebagai berikut:

  • Area kulit yang terkena dermatitis seboroik terasa gatal atau terbakar.
  • Kulit kepala akan berwarna merah atau berketombe.
  • Terjadi pengelupasan kulit atau ketombe di kumis, jenggot, atau alis.
  • Kelopak mata akan berwarna kemerahan atau berkerak, kondisi ini disebut dengan blefaritis.
  • Kulit yang bersisik dan berwarna kuning akan terjadi pada area kulit yang berminyak (selain di kulit kepala), seperti wajah, ketiak, telinga, dan juga dada.

Secara umum dermatitis seboroik tidak akan mengganggu kesehatan pada area tubuh lainnya, hanya saja kondisi ini biasanya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri penderitanya. Karena itu segeralah melakukan pemeriksaan medis atau melakukan konsultasi dengan dokter.

Klasifikasi Dermatitis Seboroik

Menurut usia penderitanya, dermatitis seboroik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yakni:

1. Dermatitis Seboroik pada Remaja dan juga Dewasa

Penyakit dermatitis seboroik pada remaja dan juga dewasa biasanya akan dimulai dengan adanya skuama berminyak yang sifatnya ringan di kulit kepala dengan eritema dan juga skuama pada lipatan nasolabial atau area belakang telinga. Skuama juga bisa muncul pada area kulit yang banyak ditmbuhi rambut, seperti pada jenggot, alis mata, ketiak, dan kadang-kadang bagian sentral di wajah juga bisa terlibat. Ada 2 tipe dermatitis seboroik yang bisa ditemukan pada bagian dada atas, yakni:

  • Petaloid, tipe ini sangat umum terjadi pada penderita dermatitis seboroik. Gejala yang ditunjukkan biasanya berupa munculnya papul-papul folikular dan perifolikular yang berwarna coklat kemerah-merahan dengan produksi minyak yang berlebih pada kulit. Papul-papul tersebut lambat laun akan menjadi ketombe atau sisik di kulit.
  • Pityriasyform, tipe ini relatif jarang diderita. Tipe ini memiliki bentuk makula dan sisik-sisik atau ketombe pada kulit.

2. Dermatitis Seboroik pada Bayi

Dermatitis seboroik pada bayi sangat umum terjadi karena kulit bayi biasanya masih menghasilkan kelenjar minyak yang cukup banyak. Biasanya dermatitis seboroik pada bayi akan muncul pada kulit kepala. Namun kondisi tersebut biasanya tidak akan menyebabkan rasa gatal seperti pada orang dewasa. Munculnya dermatitis seboroik pada bayi biasanya akan muncul pada minggu ketiga atau minggu keempat setelah kelahiran bayi. Dermatitis seboroik pada bayi atau pada anak-anak biasanya muncul sebagai akibat dari rendahnya sistem pertahanan tubuh. Pada beberapa kasus yang tergolong jarang, dermatitis seboroik akibat kekurangan sistem imun juga akan disertai dengan gejala diare.

Sementara itu, menurut area yang dihinggapi oleh penyakit dermatitis seboroik maka penyakit ini dapat dibagi menjadi 3, di antaranya:

1. Seboroik Kepala

Munculnya dermatitis seboroik pada area kepala biasanya ditandai dengan skuama yang berminyak dan berwarna kuning sehingga menyebabkan rambut menjadi lengket. Terkadang uga dijumpai krusta yang disebut dengan pitriasis oleosa. akan tetapi, terkadang bentuk skuama juga bisa berlapis-lapis dan kering dan bisa terlepas sendiri atai disebut dengan pitiriasis sika (ketombe). Kodisi semacam ini biasanya akan menimbulkan gejala gatal-gatal dan munculnya ketombe di kulit kepala.

Pada beberapa kasus, penderita dermatitis seboroik mengira bahwa rasa gatal dan juga munculnya ketombe pada kulit kepala terjadi karena pemakaian sampo yang tidak sesuai sehingga mereka mengurangi penggunaan sampo. Namun cara tersebut justru menyebabkan akumulasi yang lebih lanjut terhadap penyakit. akhirnya terjadi inflamasi dan gejala yang ditimbulkan juga semakin memburuk. Selain area kulit kepala yang terasa gatal, dermatitits seboroik juga sering ditandai dengan sensasi terbakar pada wajah yang terkena penyakit.

(Baca juga: obat alergi gatal)

2. Seboroik Muka

Seboroik muka akan muncul pada area mulut, palbera, sulkus nasolabialis, dagu, dan juga tempat-tempat lain yang terdapat makula eritem, di mana di atas kulit akan muncul skuama berwarna kekuning-kuningan. Apabila sampai palbera maka bisa terjadi blefaritis. Kondisi semacam ini lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria. Kondisi semacam ini juga bisa muncul pada area wajah yang berambut, seperti area dagu dan juga atas bibir yang terjadi folikulitis, sehingga pria yang sering mencukur kumis dan jenggotnya beresiko mengalami penyakit ini. Dermatitis seboroik yang muncul pada area jenggot sering disebut dengan sikosis barbe.

3. Seboroik Badan dan Sela-sela

Dermatitis seboroik juga sangat rentan diderita di area tubuh dan area lipatan-lipatan atau sela-sela tubuh. Dermatitis seboroik jenis ini biasanya akan menyerang area presternal, interspakula, ketiak, inframama, umbilicus, dan krural (lipatan paha dan pirineum). Gejalanya biasanya berupa munculnya ruam yang berbentuk makula eritema di mana di permukaannya terdapat skuama berminyak dengan warna kekuning-kuningan.

Itulah beberapa klasifikasi dermatitis seboroik. Klasifikasi tersebut didasarkan pada usia penderita dan juga letak penyakit dermatitis seboroik tersebut.

Penyebab Dermatitis Seboroik

Hingga saat ini penyebab  munculnya penyakit dermatitis seboroik belum bisa dipastikan. Akan tetapi, kemungkinan besar penyakit ini berkaitan erat dengan sejenis janur malssezia yang seringkali terdapat di permukaan kulit yang melepaskan minyak. Kondisi lain, seperti peradangan yang berkaitan dengan psoriasis juga dimungkinkan sebagai penyebab dermatitis seboroik. Selain kedua faktor di atas, ada beberapa kondisi yang dimungkinkan menjadi penyebab dermatitis seboroik, di antaranya:

Selain beberapa faktor tersebut, ada juga beberapa kondisi yang akan meningkatkan resiko untuk terkena dermatitis seboroik, seperti:

  • Pernah memiliki riwayat penyakit saraf atau mental sebelumnya, seperti penyakit Parkinson dan depresi.
  • Sistem pertahanan tubuh yang lemah akibat menderita penyakit HIV/AIDS, pankreatitis alkohol, serta menderita penyakit kanker lainnya. (Baca juga: perbedaan aids dan hiv)
  • Mengalami gagal jantung kongestif.
  • Memiliki riwayat penyakit endokrin yang meningkatkan resiko obesitas seperti penyakit diabetes.
  • Penggunaan beberapa jenis obat-obatan.
  • Sering menggaruk atau melakukan aktivitas yang memungkinkan kulit wajah akan terluka dan membuatnya lebih rentan atau beresiko untuk terkena dermatitis seboroik.

Selain berbagai faktor di atas, orang-orang yang memiliki jenis kulit berminyak juga rentan untuk terkena dermatitis seboroik. Bayi yang baru lahir juga orang-orang berusia dewasa antara 30 sampai 60 tahun, terutama wanita juga rentan untuk menderita dermatitis seboroik.

Diagnosis Dermatitis Seboroik

Diagnosis terhadap penyakit ini bisa dilakukan melalui beberapa metode atau tahapan, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, gambaran klinis, ataupun dari hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Dari berbagai kasus yang ditemukan, dermatitis seboroik ini sering ditemukan pada bayi yang berusia 1 bulan dengan gejala adanya peradangan yang mengenai kulit kapala dan lipatan-lipatan intertriginosa yang disertai dengan skuama berminyak dan juga krusta. Area kulit lainnya seperti leher, dada atas, dan juga bagian tengah wajah juga bisa terkena. Pada kasus yang tergolong berat, bisa muncul adanya bercak kemerah-merahan berlapis dan tidak memunculkan rasa gatal.

Selain melalui metode di atas, diagnosis juga bisa dilakukan berdasarkan hal-hal berikut ini:

1. Karakteristik Skuama yang Khas

Kondisi ini sering ditandai dengan gejala kulit kepala di daerah frontal dan parietal akan tertutupi dengan krusta yang berminyak, tebal, dan disertai dengan adanya fissura. Biasanya tidak muncul adanya peradangan atau kerontokan rambut. Pada perjalanannya, kemerahan pada kulit akan terus meningkat dan daerah dengan skuama akan membentuk suatu bercah eritem yang sangat jelas dan di atasnya dilapisi oleh skuama berminyak. Kondisi tersebut bisa mengalami perluasan di daerah frontal yang tidak berambut. Area lipatan retroaurikular, daun telinga, dan juga leher kemungkinan juga akan terkena. Selain itu, otitis eksterna, dermatitis intertriginosa, serta infeksi-infeksi oportunistik dari C. albicans, S. aureus, dan bakteri-bakteri lainnya juga sering menyertai dermatitis seboroik. Pada beberapa kasus, dermatotis seboroik juga bisa terdiagnosis menjadi dermatitis atopik atau psoriasis karena gejalanya yang reltif sangat mirip. Karena itulah perlu adanya ketelitian untuk membedakan penyakit ini dengan penyakit lainnya yang memiliki gejala relatif mirip atau sama.

2. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini merupakan gambaran dermatitis kronis dan pemeriksaan terhadap spongiosis juga lebih jelas. Pada lapisan epdermis kulit juga nampak adanya parakeratosisfokal dengan abses Munro. Pada area dermis akan nampak pelebaran ujung pembuluh darah di pucak stratum papilaris yang disertai sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.

Pengobatan Dermatitis Seboroik

Setalah melakukan diagnosis terhadap penyakit dermatitis seboroik maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan tindakan perawatan atau pengobatan untuk menghilangkan penyakit. Untuk mengatasi masalah dermatitis seboroik Anda bisa memanfaatkan krim, lotion, atau sampo khusus untuk menghilangkan masalah tersebut. Umumnya, produk-produk semacam itu dijual bebas di pasaran. Akan tetapi, apabila pengobatan atau penanganan sendiri di rumah belum bisa mengatasi masalah tersebut maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Adapun penanganan yang akan dilakukan biasanya berupa:

  • Krim atau gel yang berguna untuk melawan bakteri penyebab dermatitis seboroik.
  • Menggunakan sampo antijamur yang memiliki kandungan ketoconazole dan juga produk untuk kulit kepala yang mengandung clobetasol.
  • Menggunakan sampo, krim atau salep yang mengandung kortikosteroid, seperti fluocinolone atau hydrocortisone yang bermanfaat untuk meredakan peradangan. Namun penggunaan metode ini bisa menyebabkan efek samping berupa penipisan kulit terutama jika pemakaiannya dalam jangka waktu yang lama.
  • Terapi sinar yang digabungkan dengan penggunaan psoralen atau yang disebut dengan photochemoterapy. Sayangnya orang-orang yang memiliki jenis rambut lebat biasanya tidak cocok dengan terapi seperti ini.
  • Penggunaan lotion atau krim yang mengandung penghambat calcineurin, seperti pimecrolimus serta tacrolimus untuk pengobatan yang berguna untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Hanya saja penggunaan obat-obatan ini kemungkinan akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker.
  • Penggunaan pil antijamur terbinafine. Sayangnya penggunaan obat ini bisa menyebabkan efek samping yang cukup serius seperti gangguan pada organ hati dan menimbulkan reaksi alergi.

Dermatitis seboroik pada anak-anak biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 6 hingga 12 bulan dan biasanya tidak akan muncul kembali hingga usia pubertas mereka. Apabila kondisi dermatitis seboroik Anda sudah ada dalam kondisi yang cukup parah maka sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis. Adapun beberapa panduan yang bisa Anda jadikan sebagai patokan untuk melakukan pemeriksaan medis ialah ketika:

  • Anda merasa sulit tidur dan sulit berkonsentrasi ketika melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Merasa bingung dan cemas berlebih terhadap penyakit yang Anda alami.
  • Anda mengira bahwa Anda terkena infeksi kulit.
  • Sudah melakukan pengobatan sendiri di rumah namun tidak ada perubahan sama sekali.

Dalam hal ini pertolongan ahli memang dibutuhkan untuk mengatasi permasalah Anda. Namun meski pertolongan ahli dibutuhkan, Anda juga bisa melakukan beberapa metode untuk mengurangi gejala dermatitis seboroik, seperti:

  • Seseorang yang memiliki bakat atopik di kepalanya akan mengalami gejala ketombean yang lebih parah ketika cuaca sedang panas. Pada kondisi seperti itu, aktivitas kelenjar endrogen akan mengalami peningkatan. Untuk meminimalisir suasana tidak nyaman tersebut, Anda bisa menggunakan payung ketika keluar rumah, menghindari ruangan yang pengap, menghindari baju tebal, dan lain sebagainya. Anda bisa memilih melakukan aktivitas di dalam ruangan ber-AC untuk menghindari resiko.
  • Jangan mengangkat sisik di kepala jika belum ada rekomendasi dari dokter. Dikhawatirkan pengangkatan sisik di kepala justru akan menyebabkan infeksi yang lebih parah. Biasanya dokter akan menggunakan obat khusus yang berguna untuk mengangkat sisik di kepala jika kondisi memang mengharuskan.
  • Penggunaan sampo bisa menjadi bahan pertimbangan karena sampo memang dibuat untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Namun, jika dermatitis seboroik diderita oleh anak atau bayi Anda maka jangan pernah menggunakan sampo dewasa untuk mencuci rambut anak Anda sebab komposisi sampo mungkin saja tidak sesuai bagi anak.
  • Meskipun penggunaan sampo sangat efektif untuk membersihkan kulit kepala, namun tidak semua anak atau bayi cocok menggunakan sampo. Untuk itu, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan air bersih saja ketika membersihkan rambut bayi.

Untuk membantu mengatasi dan juga mengendalikan dermatitis seboroik, anda juga bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Jangan pernah menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik sebab bisa meningkatkan resiko terkena infeksi dan juga memperparah kondisi penyakit.
  • Gunakanlah jenis sisir yang lembut untuk melepaskan kelupasan kulit kepala pada bayi yang terkena dermatitis seboroik. Akan tetapi sebelumnya Anda harus membersihkan rambut dan kepala bayi menggunakan sampo bayi. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan minyak zaitun untuk melembutkan permukaan kulit.
  • Mandi dan keramaslah secara teratur. Jangan lupa untuk menggunakan sabun dan sampo, bila perlu gunakan pelembab setelah mandi.
  • Anda bisa menggunakan sampo bayi untuk membersihkan kelopak mata apabila kelopak mata Anda berwarna merah dan mengalami pengelupasan. Untuk membantu meredakan gejala, Anda juga bisa mengompres kelopak mata menggunakan air hangat.
  • Cukurlah kumis atau jenggot Anda untuk membantu meredakan gejala dermatitis seboroik.
  • Agar penyakit tidak bertambah parah, pastikan agar Anda tidak menggunakan produk yang mengandung alkohol.
  • Gunakanlah pakaian yang memiliki tekstur halus dan berbahan katun agar kulit memperoleh sirkulasi udara dan bisa mengurangi adanya iritasi.

Cara Mencegah Dermatitis Seboroik

Untuk mencegah dermatitis seboroik, Anda bisa melaukan beberapa tindakan berikut:

  • Usahakan untuk menghindari rangsangan gesekan. Anda juga harus lebih berhati-hati ketika menggunakan sabun dan handuk.
  • Hindari menggunakan sabun yang beraroma menyengat karena bisa jadi mengandung alkohol.
  • Gunakanlah jenis sabun yang memiliki kadar minyak tinggi.
  • Hindari makanan yang bisa memicu rasa gatal. Usahakan pula untuk membatasi makanan yang kaya akan kandungan protein.
  • Mandilah dengan air hangat dengan suhu yang cenderung ke dingin.
  • Jangan menggosok kulit menggunakan alkohol.
  • Hindari kontak atau sentuhan langsung dengan benda atau onjek yang bisa menyebabkan alergi.
  • Anda bisa menggunakan krim pelembab sesering mungkin.
  • Mengatasi gatal dengan menghindari garukan untuk menghindari eksema yang beresiko menyebabkan infeksi.
  • Untuk mengatasi garukan pada anak, Anda bisa mengalihkan perhatiannya ketika hendak menggaruk, menghindari kondisi yang terlalu hangat atau panas, memakaikan sarung tangan pada anak ketika tidur, juga menjaga kuku anak dalam kondisi selalu pendek.

Itulah beberapa hal yang terkait dengan penyakit dermatitis seboroik. Penyakit ini merupakan penyakit yang tergolong ringan namun sangat mudah diderita oleh siapa saja. Dalam proses diagnosanya, dermatitis seboroik harus diperiksa dengan sangat teliti sebab penyakit ini memiliki gejala yang hampir serupa dengan penyakit lain. Adapun beberapa jenis penyakit yang gejalanya hampir sama dengan dermatitis seboroik adalah:

  • psoriasis
  • lupus
  • tinea capitis
  • dermatitis alergi
  • pruritus
  • seborosacea
  • juga beberapa penyakit yang disebabkan oleh kelainan sistem imun lainnya

Sebagai informasi tambahan sekaligus sebagai bahan pertimbangan mengapa dermatitis seboroik harus dicegah maka Anda bisa membaca beberapa informasi berikut ini:

  • Dermatitis seboroik merupakan penyakit kulit yang bisa mengenai seluruh orang tanpa memandang umur, ras, dan juga jenis kelamin.
  • Ada kasus di mana seseorang bisa menderita dermatitis seboroik sepanjang hidupnya.
  • Dermatitis seboroik dapat terjadi di permukaan kulit yang berambut seperti kulit kepala, bagian dalam telinga, alis, jambang, kumis, jenggot, bahkan di bagian dada.
  • Bisa terjadi secara terus menerus atau hilang timbul.
  • Dermatitis seboroik merupakan penyakit yang tidak menular namun diperkirakan merupakan kasus penyakit yang diturunkan.
  • Walaupun bukan tergolong sebagai penyakit yang serius, dermatitis seboroik bisa menjadi permasalahan yang sangat mengganggu dan dalam perawatannya bisa mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Dari informasi tersebut bisa kita simpulkan bahwa dermatitis seboroik bukanlah jenis penyakit yang sifatnya sangat serius, namun dengan berbagai pertimbangan harus dilakukan tindakan pencegahan agar tidak menyebabkan gangguan ketika melakukan aktivitas harian.