Kalau kita tahu kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia atau kurang darah, lalu kurang vitamin C juga mengakibatkan sering sariawan hingga gusi berdarah, kekurangan vitamin D dan kalsium pun berefek pada risiko osteoporosis, begitu pula dengan kekurangan vitamin B. Seorang wanita yang tak disebutkan identitasnya kesehatan mentalnya diketahui terganggu.
Ia didiagnosa menderita paranoia/paranoid dan skizofrenia dan obat khusus untuk penderita skizofrenia seperti olanzapine pun diberikan sebagai bagian dari perawatan dirinya. Pada laporan yang ada di jurnal BMJ, saudara perempuan wanita ini menceritakan bagaimana ia bisa melihat roh-roh kerabat yang telah lama meninggal. Bahkan ia sebutkan bahwa sang wanita pun bisa melihat roh-roh itu secara jelas dan mampu berbicara serta berteriak mengenai mereka.
Wanita ini pun memiliki ketakutan sendiri bahwa keluarganya bisa meracuninya dan itulah yang menjadi alasan dirinya menolak berbagi makanan bersama keluarga. Hal ini cukup aneh dan setelah menempuh pemeriksaan, dijumpai hasil pemeriksaan menyatakan kalau sang wanita menderita anemia pernisiosa atau anemia addison di mana penurunan sel darah merah terjadi sebagai efek dari tak terpenuhinya asupan vitamin B12.
Hasil penelusuran lebih jauh menyatakan kalau wanita ini mengalami pikun yang menjadi akibat dari kurangnya asupan vitamin B12. Bahkan defisiensi vitamin B12 ini juga ada hubungannya dengan kelainan dalam pembentukan DNA sel darah merah dalam tubuhnya. Jadi intinya, pikunnya wanita ini bukanlah karena gangguan mental, melainkan masih ada hubungannya dengan pemenuhan gizi tertentu yang masih kurang.
Penting untuk mengetahui, apa-apa saja risiko bahaya tubuh kekurangan vitamin B, khususnya vitamin B12 yang kemungkinan dapat mengancam kesehatan tubuh jangka panjang.
Apabila Anda kiranya mengalami gejala dan keluhan tersebut, itu bisa jadi adalah kondisi di mana kekurangan vitamin B12 telah terjadi. Konsultasikan dengan dokter secepatnya sehingga pemeriksaan kadar vitamin B12 juga bisa segera dilakukan, begitu juga dengan pemeriksaan darah. Jika sudah diketahui sebabnya, maka dokter pun dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi tubuh serta gejala yang dialami.