Keputihan walaupun sebuah kondisi yang wajar terjadi pada wanita dan bahkan dapat dialami selama hamil, hal ini tentunya cukup mengganggu kenyamanan. Bahkan aktivitas sang bumil sehari-harinya dapat terganggu karena keputihan yang berlebihan. Itulah mengapa para ibu hamil mungkin lebih memilih mengenakan pantyliner supaya meningkatkan kenyamanan selama beraktivitas.
Pantyliner memang kerap diandalkan oleh para wanita baik yang sedang hamil ataupun tidak untuk mengatasi keputihan atau keluarnya flek-flek. Karena bentuknya yang lebih tipis ketimbang pembalut wanita pada umumnya, tentu pantyliner bukanlah yang dibutuhkan wanita di saat datang bulan. Namun masalahnya, ada bahaya menggunakan pantyliner saat hamil yang perlu diwaspadai.
1. Kelembaban Miss V Meningkat
Area miss V bisa mengalami peningkatan kelembaban karena penggunaan pantyliner yang cukup sering walaupun tujuannya adalah untuk menampung cairan keputihan yang keluar secara berlebih. Kelembaban yang meningkat sebenarnya dapat disebabkan oleh sulit bernapasnya organ intim wanita karena tertutup oleh pantyliner setiap saat sehingga hal ini akan menjadikan ketidaknyamanan ikut bertambah.
Menurut dr. Hari Nungroho SpOG dilansir dari laman situs Detik Health, penggunaan pantyliner yang berisiko memicu kelembaban lebih pada organ intim bisa diatasi dengan pemberian antibiotik intravagina. Jika memang keputihan terjadi berlebihan sampai Anda tak nyaman, pantyliner bisa dihindari dan justru meminta antibiotik intravagina dari dokter.
2. Iritasi di Area Luar Miss V
Amankah memakai pantyliner setiap hari? Penggunaan pantyliner setiap hari bagi para wanita yang tidak hamil saja sudah terbilang bahaya, jadi bagi para wanita hamil pun risikonya akan sama. Pantyliner yang bertujuan mengatasi keputihan dapat menjadi pemicu iritasi, khususnya pada daerah luar miss V atau yang disebut dengan vulva.
Area luar organ intim yang mengalami kontak langsung dengan permukaan pantyliner itulah yang bisa terjadi iritasi. Ini karena bahan pembuatan pantyliner rata-rata bukan katun sehingga kurang sesuai bagi area kulit yang sensitif. Itulah kenapa selama beraktivitas, gesekan-gesekan yang terjadi meningkatkan potensi iritasi pada bagian luar miss V.
Tak hanya itu, Anda pun perlu berpikir dan mempertimbangkan 2 kali tentang pemakaian pantyliner apalagi sehari-hari tanpa jeda demi menangani keputihan. Pantyliner yang Anda jumpai di pasaran terbuat juga dari campuran bahan kimia seperti pewangi maupun pemutih, inilah yang kerap kali bisa menjadikan area organ intim mengalami iritasi akibat efek bahan-bahan kimia tersebut dengan gejala berupa gatal pada miss V.
3. Infeksi pada Miss V
Miss V memerlukan sirkulasi udara yang sempurna, atau setidaknya bisa mendapatkan proses bernapas yang nyaman. Karena pemakaian pantyliner setiap hari, area miss V akan terhambat untuk bisa bernapas di mana sirkulasi udara tak tersedia. Tingkat kelembaban di area miss V pun bertambah seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
Kelembaban ini bisa terjadi dalam bentuk keringat, tapi sebenarnya ada kalanya cairan miss V juga jadi terproduksi lebih banyak sehingga organ intim bisa basah dan lembab berlebihan. Infeksi pada miss V dapat terjadi karena kondisi lembab dan hangat tersebut, sehingga jamur serta bakteri mudah berkembang biak di sana.
Tips bagi Para Ibu Hamil yang Mengalami Keputihan
Rupanya, pemakain pantyliner bukanlah solusi sehat bagi ibu hamil yang keputihan. Menurut dr. Frizar Irmansyah, SpOG dilansir dari laman situs Detik Health, keputihan pada seorang wanita hamil tergolong normal karena adanya hormon yang berubah. Asalkan warna cairan tidak berubah (masih putih) serta tak mengalami perubahan ke warna hijau, maka kondisi tersebut masih terbilang normal.
Keputihan barulah dianggap berbahaya dan tak wajar ketika bakteri dan jamur mulai tumbuh. Pertumbuhan dari jamur dan bakteri ini kerap dipicu oleh kondisi tingkat kelembaban area miss V yang tak dijaga dengan baik. Lalu ketika keputihan berlebih, para ibu hamil seharusnya melakukan apa agar nyaman?
Jadi, itulah bahaya menggunakan pantyliner saat hamil yang seharusnya dihindari para ibu hamil. Apapun penyebab keputihan pada wanita yang dianggap kurang normal, apalagi sampai warnanya kehijauan hingga disertai bercak darah sebaiknya langsung dikonsultasikan dengan dokter untuk memperoleh obat keputihan karena jamur maupun bakteri yang paling tepat.