Saat sedang dalam program diet, kalori, lemak dan karbohidrat adalah sederet nutrisi yang mencoba dikurangi asupannya bukan? Namun berlebihan dan terlalu ketat juga kurang baik lho nyatanya, karena kalau sampai kekurangan kalori terlalu banyak, maka sebagai efeknya kondisi-kondisi di bawah inilah yang bakal dialami.
Sembelit, konstipasi atau yang juga kita sebut dengan susah buang air besar tak hanya terjadi ketika tubuh kekurangan yang namanya serat. Asupan kalori yang terlalu rendah juga dapat menghambat pencernaan untuk bekerja secara maksimal. Namun biasanya, sembelit terjadi juga karena kita jarang mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi.
Ketika kalori sengaja atau tak sengaja menurun asupannya, ini berdampak pada kekurangan zat besi juga pada tubuh. Belum lagi ini juga memicu penurunan kadar protein yang berefek pada daya tahan tubuh yang melemah. Oleh karena itu, penyakit seperti demam, batuk dan pilek jadi lebih mudah menjangkiti, atau bahkan peradangan.
Keluhan mual pun berisiko tertinggi terjadi saat asupan kalori tak terpenuhi secara cukup, apalagi kalau ditambah dengan kekurangan sodium serta karbohidrat. Mual dapat diikuti dengan gejala seperti muntah-muntah di mana hal ini membuat tubuh jadi lemah dan juga cepat lelah.
Asupan kalori yang terlalu sedikit hanya akan memicu tubuh berpikir sedang berada dalam mode kelaparan yang memang berdampak pada turunnya berat badan. Hanya saja, sebagai efeknya justru metabolisme akan melambat sehingga ke depannya berat badan jadi lebih susah turun karena proses metabolisme menjadi turun.
Asupan kalori yang dikurangi bisa saja menyebabkan sakit kepala lho. Karena kalori dan karbohidrat yang berkurang, otomatis gula darah ikut menjadi rendah kadarnya sehingga tubuh mengalami defisiensi glukosa dan pada akhirnya berakibat pada tubuh yang lelah dan sering pusing. Jika alami hal seperti ini, makan yang cukup, penuhi kebutuhan kalori (tak perlu berlebihan), dan minum air putih ya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kadar gula darah akan turun saat asupan kalori dikurangi sehingga tenaga atau energi dalam tubuh pun pasti ikut menurun. Suplai glukosa yang menurun menjadikan tubuh tak bisa memperoleh energi yang cukup untuk beraktivitas, jadi jika berkegiatan seperti biasa rasanya tenaga lebih cepat terkuras.
Memang diet rendah kalori itu berdampak pada penurunan berat badan yang efektif, namun tanpa diimbangi dengan olahraga yang cukup, ini hanya akan membuat jaringan dan massa otot berkurang juga. Justru bukan lemak yang berkurang, melainkan otot dan air yang justru menurun, apalagi jika asupan kalori terlalu sedikit.
Tubuh yang memperoleh sedikit kalori juga sangat bisa memicu masalah tiroid lho. Hal ini ditandai dengan energi yang berkurang, peningkatan risiko depresi seperti munculnya gejala stres dan depresi lebih sering, hingga tubuh selalu atau sering kedinginan.
Berdiet sebagai cara menurunkan berat badan itu boleh saja, namun tentunya dalam batasan yang sehat. Kalori, karbohidrat, lemak, protein dan nutrisi lainnya harus tetap dipenuhi dengan baik agar tubuh bisa bekerja secara maksimal. Pengurangan kalori terlalu ekstrem hanya akan memicu gangguan kesehatan jangka pendek hingga jangka panjang lho; jadi tetap penuhi 2200 kalori per hari untuk remaja putri, 2800 kalori per hari untuk remaja pria, 2000 kalori per hari untuk wanita dewasa, serta 2500 kalori untuk para pria dewasa.