Haid atau menstruasi merupakan siklus bulanan yang rutin dialami oleh setiap perempuan yang telah memasuki masa pubertas. Ada kalanya, perempuan akan mengalami nyeri haid. Bahkan sebagian perempuan hampir selalu mengalami nyeri haid saat menstruasi. Kondisi tersebut seringkali menimbulkan gangguan, terutama pada perempuan yang memiliki banyak aktivitas. Biasanya berbagai aktivitas akan terganggu bahkan perempuan tidak dapat melakukan aktivitas apapun pada saat mengalami nyeri haid.
Nyeri haid atau yang sering disebut dengan disminorea adalah kondisi di mana otot mengalami kram yang dirasakan pada perut bagian bawah, kadang kala nyeri tersebut dapat menyebar ke bagian punggung dan paha. Nyeri biasanya akan dirasakan sebelum menstruasi dan juga selama menstruasi. Biasanya, nyeri haid akan bertahan selama dua hingga empat hari. (baca juga: penyebab darah beku saat haid)
Nyeri haid oleh kebanyakan orang sering disamakan dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Akan tetapi, keduanya adalah hal yang berbeda. Meskipun berbeda, gejala yang dialami oleh kedua kondisi tersebut saling berkaitan. Biasanya, seiring dengan pertambahan usia dan telah memiliki anak, nyeri haid akan sembuh bahkan tidak akan muncul sama sekali.
Gejala Nyeri Haid
Hampir setiap perempuan yang telah memasuki masa pubertas pasti pernah mengalami nyeri haid. Hanya saja, nyeri yang dirasakan oleh setiap wanita biasanya tidak sama, ada yang sifatnya tidak mengganggu sama sekali, namun ada juga yang sifatnya sangat parah hingga penderitanya tidak mampu melakukan aktivitas apapun.
Adapun beberapa gejala yang menyertai nyeri haid sakit perut bagian bawah di antaranya:
Biasanya, gejala di atas akan muncul sebelum dan saat menstruasi. Biasanya, sebelum menstruasi gejalanya relatif ringan, namun akan memburuk ketika menstruasi berlangsung. Kondisi semacam itu bisa bertahan selama 2 sampai 4 hari. Tetapi, untuk nyeri haid yang sifatnya sangat parah rasa sakit bisa bertahan lebih dari empat hari. Kondisi tersebut biasanya juga akan semakin parah ketika pendarahan yang terjadi cukup banyak. Akan tetapi, rasa nyeri tersebut biasanya lambat laun akan menghilang seiring pertambahan usia dan telah memiliki anak.
Penyebab Nyeri Haid
Setiap saat, otot dinding rahim pada wanita mengalami kontraksi halus yang sama sekali tidak terasa. Akan tetapi, ketika tiba masa menstruasi, kontraksi akan semakin kencang karena adanya peluruhan dinding rahim. Pembuluh darah yang mengelilingi dinding rahim akan tertekan akibat adanya kontraksi. Alhasil, suplai darah dan oksigen ke rahim akan terputus. Ketika suplai oksigen terputus, jaringan di rahim akan mengeluarkan zat kimia khusus yang menyebabkan nyeri saat haid. (baca juga: bahaya minum kopi pada saat haid)
Rasa nyeri biasanya akan semakin memburuk ketika tubuh mengeluarkan bahan kimia yang disebut dengan prostaglandin. Prostaglandin tersebut memicu rahim untuk terus berkontraksi sehingga memicu nyeri yang semakin parah. Prostaglandin juga memicu beberapa gejala yang sering menyertai penyebab kram perut bagian kiri, seperti mual, diare, lemas, dan sering sakit kepala. Menurut penelitian, ada beberapa perempuan yang menghasilkan prostaglandin lebih banyak sehingga memicu nyeri haid yang lebih parah pada saat menstruasi.
Sakit perut atau nyeri haid juga sering disangkupautkan dengan disminore. Disminore tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Seperti yang telah dijelaskan di atas, nyeri yang terjadi pada saat disminore primer adalah hal yang normal. Namun, ketika terjadi disminore sekunder bisa jadi ada gangguan pada rahim atau organ panggul lainnya sehingga menyebabkan nyeri haid yang lebih parah. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan nyeri haid berlebih akibat disminore sekunder adalah:
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa faktor lain juga bisa memicu dan meningkatkan resiko nyeri haid, di antaranya:
Pada kebanyakan kasus, disminore sekunder juga sering menunjukkan gejala-gejala lain, seperti keputihan yang kental dan berbau, terjadi pendarahan di antara masa menstruasi, serta adanya rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.
Jika rasa nyeri terasa sangat menyiksa dan tidak sembuh setelah 4 hari maka ada baiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis. Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai beberapa gejala, seperti terjadi pendarahan berlebihan, periode menstruasi lebih lama dari biasanya, nyeri disertai demam, nyeri timbul tiba-tiba dan terasa intens pada bagian panggul. Kondisi semacam itu bisa jadi menandakan adanya gejala gangguan serius pada organ rahim Anda.
Cara Mengatasi Nyeri Haid
Beberapa metode bisa Anda lakukan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri haid saat menstruasi, di antaranya:
1. Mengkonsumsi Obat Pereda Nyeri
Jika Anda merasa malas melakukan pemeriksaan medis, langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi nyeri haid adalah mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Anda dapat membeli jenis obat-obatan ini di apotek. Beberapa jenis obat NSAID atau anti-inflamasi non-steroid adalah jenis obat-obatan yang dapat memblokir produksi prostaglandin yang berkontribusi menyebabkan nyeri haid. Beberapa jenis obat yang dapat kita konsumsi pada saat haid di antaranya asam mefenamat dan ibuprofen. Akan tetapi, jenis obat tersebut tidak bisa Anda konsumsi jika Anda memiliki gastritis pada lambung.
2. Kompres Hangat
Menggunakan kompres hangat untuk meredakan nyeri juga bisa Anda jadikan sebagai salah satu alternatif. Caranya, Anda bisa membasahi handuk dengan air hangat kemudian menempelkannya pada perut bagian bawah. Proses pengompresan ini bisa diikuti dengan proses pemijatan untuk merilekskan tubuh. Kompres hangat tersebut dapat memberikan dampak fisiologis berupa tubuh yang rileks karena adanya peningkatan suhu pada area yang mengalami nyeri sehingga membantu proses pelebaran pembuluh darah yang berdampak pada lancarnya peredaran darah. Proses tersebut dengan kata lain dapat menyembuhkan atau meringankan rasa nyeri yang ada. (baca juga: minum es saat haid)
3. Melakukan Pemijatan
Untuk meringankan rasa nyeri haid, Anda juga bisa melakukan pemijatan ringan di area perut bagian bawah. Anda juga bisa menggunakan minyak bayi atau krim dengan aroma relaksasi yang bisa memberikan reaksi nyaman bagi tubuh. Lakukanlah pemijatan secara perlahan dengan cara memutar searah jarum jam.
4. Minum Air Hangat
Untuk menambahkan rasa nyaman di bagian perut, Anda juga bisa minum air hangat. Minumlah air hangat sedikit demi sedikit untuk mengurangi rasa nyeri haid. Usahakan agar Anda tidak mengkonsumsi minuman beralkohol ataupun minuman yang mengandung kafein. Hindari pula minuman yang mengandung banyak gula. Minuman beralkohol, mengandung kafein, dan mengandung banyak gula adalah beberapa jenis minuman yang dapat memperparah nyeri haid. (baca juga: khasiat minum air hangat setelah makan)
5. Mengatur Pola Makan
Meskipun seseorang yang sedang mengalami nyeri haid sering mengalami penurunan nafsu makan, namun Anda tidak boleh melewatkan makan. Aturlah pola makan Anda ketika haid, perhatikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika Anda malas mengkonsumsi makanan, maka usahakan agar Anda mengkonsumsi sedikit makanan namun dalam frekuensi yang relatif sering. Usahakan agar Anda menghindari makanan berlemak dan makanan yang tinggi akan kalori. Hindari juga makanan yang mengandung banyak MSG dan bahan pengawet. (baca juga: makanan untuk melancarkan peredaran darah)
6. Mengatur Posisi yang Paling Nyaman
Jangan pernah menyepelekan posisi Anda ketika mengalami nyeri haid. Aturlah posisi tubuh saat istirahat dengan menyesuaikan posisi yang bisa membuat Anda nyaman. Dalam kondisi tertentu, posisi yang dianggap nyaman ternyata tidak mampu meringankan rasa sakit. Jika hal tersebut terjadi, Anda dapat berbaring dengan memposisikan kaki sedikit diangkat, kemudian ganjallah kaki menggunakan bantal atau benda yang lain. Cara lainnya, Anda dapat berbaring dengan posisi miring dan lutut ditekuk.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan metode relaksasi dengan cara yoga dan mendengarkan musik lembut yang dapat memberikan reaksi nyaman pada diri Anda. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan tekanan darah sehingga rasa nyeri juga dapat berkurang. Hindarilah stres agar kenaikan tekanan darah juga dapat dihindari. (baca juga: posisi tidur yang baik)
7. Mandi dengan Air Hangat
Untuk memberikan rasa nyaman pada tubuh, Anda juga bisa mandi menggunakan air hangat. Bila perlu, Anda juga bisa mencampurkan parfum aroma terapi ke dalam air hangat untuk menambahkan rasa relaks bagi tubuh. Akan tetapi, untuk Anda yang memiliki jenis kulit kering maka Anda harus membatasi durasi waktu mandi Anda. (baca juga: bahaya mandi setelah berolahraga)
8. Olah Raga
Jika rasa nyeri yang Anda rasakan relatif ringan, Anda dapat melakukan olah raga ringan. Olah raga ringan tersebut berguna untuk melancarkan peredaran darah sehingga nyeri haid akan hilang. Berjalan kaki dan bersepeda adalah beberapa jenis olah raga yang dapat dilakukan untuk cara mengatasi nyeri haid agar tidak terlalu parah. (baca juga: kurang olahraga)
Cara Agar Nyeri Haid tidak Kambuh Lagi
Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lakukan untuk menghilangkan ataupun meringankan nyeri saat haid, maka selanjutnya Anda dapat melakukan beberapa metode berikut ini agar nyeri haid tidak kambuh.
Jenis Makanan yang dapat Mengurangi Nyeri Haid
Jika Anda sering mengalami nyeri haid, Anda dapat mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang dipercaya mampu meringankan nyeri haid, di antaranya:
Itulah beberapa asupan makanan yang dapat Anda konsumsi untuk mengurangi nyeri haid ketika menstruasi. Kunci untuk mengurangi nyeri saat haid adalah menerapkan pola hidup sehat. Apabila Anda mengalami nyeri yang sangat parah dan tidak tertahankan, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri secara medis. Untuk anda yang menggunakan alat kontrasepsi, akan lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai jenis alat kontrasepsi (KB) yang paling tepat dan cocok untuk Anda gunakan, sehingga efek samping dari penggunaan KB tersebut juga dapat diminimalkan.
Ketika nyeri haid terasa sangat menyiksa dan setelah dilakukan pemeriksaan medis ternyata nyeri disebabkan oleh penyakit tertentu, maka dokter biasanya akan mengambil langkah pengobatan secara medis untuk menangani masalah tersebut. Pengobatan secara medis akan dilakukan ketika perawatan secara intensif di rumah sakit tidak mampu meredakan rasa nyeri haid. Pengobatan secara medis akan dilakukan dengan mempertimbangkan seberapa parah nyeri yang dialami serta penyebab nyeri haid itu terjadi.
Jika rasa nyeri saat haid disebabkan oleh PID atau infeksi menular seksual, maka tidak ada pilihan lain selain melakukan pengobatan secara medis. Untuk membersihkan infeksi, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik. Selain itu, biasanya dokter juga akan memberikan resep obat pereda nyeri seperti analgesik.
Adapun beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk meredakan nyeri haid adalah:
Jika nyeri haid disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi IUD, biasanya dokter akan menyarankan untuk mengganti penggunaan kontrasepsi menggunakan KB hormonal yang tersedia dalam bentuk pil, susuk atau implan, serta injeksi. KB hormonal mampu mengatasi nyeri haid karena KB hormonal akan mencegah terjadinya ovulasi. (baca juga: perbedaan AIDS dan HIV)
Jika nyeri haid disebabkan oleh endometriosis atau fibroid dan tindakan pemberian obat tidak menunjukkan hasil yang signifikan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan pembedahan. Dalam beberapa kasus, meskipun sangat jarang, dokter juga bisa mengambil tindakan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim seluruhnya (histerektomi) jika pengobatan apapun tidak dapat mengatasi nyeri haid yang parah.