Kirill Tereshin yang diketahui merupakan seorang binaraga berusia 23 tahun sempat nekat di tahun 2017 memperbesar otot lengannya supaya nampak seperti Popeye. Dilansir dari The Sun, ia menyuntikkan ke lengannya minyak khusus yang bernama synthol. Tak lama, lebih tepatnya dalam 10 hari, memang lingkar lengannya kemudian berhasil bertambah sampai 25 cm.
Karena sukses dengan percobaannya ini, ia tak ragu untuk melanjutkan aksinya dengan menyuntikkan berliter-liter lagi minyak tersebut ke lengannya. Tujuan utama penyuntikan ini adalah agar otot bisep dan trisepnya terbangun lebih besar. Usai penyuntikan berliter-liter itu, lingkar lengannya berhasil menjadi 61 cm yang memang jadi sangat besar.
Seorang ahli bedah Dmitry Melnikov sempat mengungkap bahwa sebenarnya bukanlah synthol yang Kirill pakai seperti pengakuannya sebelumnya, melainkan ia menyuntikkan sejenis petroleum jelly sebanyak 3 liter pada masing-masing lengannya. Pada akhirnya, otot buatan ini disebut dokter mampu mengancam nyawa Kirill karena mampu membuat jaringan ototnya justru mati.
Dokter bahkan memperingatkannya bahwa ia bisa saja harus kehilangan lengannya dengan cara diamputasi demi menyelamatkan nyawanya. Ini karena petroleum jelly yang disuntikkan telah membuat aliran darah terhambat saking penuhnya di jaringan otot. Karena jaringan otot telah mati, bekas luka sekuat pohon menjadi gantinya di mana menurut dokter ini, mengetuknya akan menimbulkan suara yang bisa kita denger.
Massa otot Kirill yang sudah mati tersebut akhirnya dioperasi agar bisa diangkat oleh tim medis di mana beratnya pun mencengangkan karena dari satu lengannya saja mencapai 1,3 kg. Saat dr Melkinov memegang gumpalan otot tersebut, ia berkomentar bahwa itulah dia jaringan parut dengan potongan otot.
Petroleum jelly sendiri itu manfaatnya apa sih? Kenapa sampai-sampai ada yang berani menyuntikkannya ke lengan otot dengan tujuan memperbesarnya?
Seperti kita lihat, petroleum jelly bermanfaat kalau diterapkan di permukaan luar kulit. Meski hampir tak terselamatkan, dr Melkinov mengatakan bahwa Kirill termasuk beruntung karena belum terjadi penyebaran kerusakan ke seluruh tubuh. Baru 25 persen perbaikan yang dilakukan oleh para dokter pada lengan Kirill dan satu lengan lagi yang mereka perlu kerjakan. Para dokter ini perlu ekstra hati-hati dalam mengoperasi karena harus tetap menjaga saraf, vena dan fungsi anggota tubuh Kirill lainnya.