Dalam dunia kesehatan, istilah cuci darah tentu saja sering sekali kita dengar dan merupakan kalimat yang tidak asing lagi bagi penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah. Cuci darah atau hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah, dan dialisis yang berarti pemisahan terhadap zat-zat terlarut.
Langkah cuci darah diambil dikarenakan fungsi ginjal yang terganggu sehingga tidak dapat menjalani fungsinya sebagai filter terhadap sisa-sisa metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan.zat-zat sisa ini harus dikeluarkan agar tidak menjadi penumpukan yang nantinya akan menjadi racun yang berbahaya di dalam tubuh.
Bagi penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah, hampir rata-rata penderita akan menghabiskan 9 hingga 12 jam setiap minggunya untuk melakukan cuci darah. Karena waktu yang di habiskan cukup lama, maka proses cuci darah dibagi menjadi 3 kali dalam satu minggu.
Tentu saja tindakan cuci darah ini memiliki prosedur-prosedur yang harus di patuhi. Prosedur hemodialisis sangat penting untuk diketahui dan dapat di pahami melalui cara kerja hemodialisa itu sendiri.
Proses hemodialisis secara singkat yaitu dengan menggunakan mesin dialisis dan alat bernama tabung dializer yang berfungsi sebagi pengganti ginjal untuk menyaring racun-racun yang berada di dalam darah. Adapun tujuan hemodialisis di antaranya adalah:
Seperti yang kita ketahui, setiap harinya tubuh harus mengeluarkan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi melalui urin dan keringat. Zat sisa metabolisme ini berupa urea, kreatinin, dan asam. Ketika ginjal mengalami gangguan dalam menjalankan fungsinya, maka akan terjadi peningkatan zat-zat sisa metabolisme di dalam tubuh.
Peningkatan tiap-tiap zat sisa metabolisme tubuh ini akan memiliki gejala yang berbeda-beda. Misalnya ketika penderita mengalami kelebihan zat urea di dalam tubuh, maka gejala yang ditunjukan berupa warna urin terlihat gelap dan biasanya bercampur dengan darah, mengalami nyeri pada bagian sendi, tulang, tulang bagian belakang, serta keram otot.
Hal lain terhadap gejala yang ditunjukan yaitu pada beberapa bagian tubuh mengalami pembekakan khususnya di bagian tangan dan kaki. Sedangkan apabila penderita mengalami kelebihan zat kreatinin biasanya akan menunjukan gejala seperti lebih cepat merasa lelah, sakit pada bagian kepala, mengalami sesak nafas, jumlah air seni yang berkurang, hingga mengalami penurunan kesadaran.
Mengkonsumsi air secara cukup sebenarnya sangat di anjurkan dan merupakan langkah pencegahan dini agar kita terhindar dari penyakit gagal ginjal. Namun, jika ginjal sudah mengalami penurunan fungsi maka hal ini ternyata dapat membahayakan kondisi tubuh.
Ternyata hal ini disebabkan saat ginjal mengalami penurunan fungsi dalam menyaring racun dan sisa-sisa metabolisme tubuh, ternyata ginjal juga mengalami penurunan dalam membuang kelebihan sisa air di dalam tubuh. Kelebihan sisa air ini bisa menimbulkan penumpukan air di paru-paru dan jantung yang menyebabkan kondisi gawat darurat.
Normalnya mengkonsumsi air yang cukup sangat di anjurkan untuk menghindari dehidrasi. Sebaiknya konsumsi air di sebanyak 1,5 -2 liter perhari dan bagi penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah, sebaiknya melakukan pengaturan asupan cairan sesuai dengan ajuran dokter. [AdSense-B]
Buffer merupakan sebuah zat yang bertugas untuk mempertahakan PH ketika ditambahkan sedikit asam ataupun di encerkan. Buffer sendiri dapat kita kategorikan menjadi dua bagian yaitu, asam lemah dan garamnya dan basa lemah dan garamnya. Dalam tubuh manusia, terdapat buffer di dalam darah dengan kategori asam lemah dan garamnya.
Jika di dalam darah manusia tidak memiliki buffer, maka saat kita mengkonsumsi minuman seperti jus jeruk yang asam, tubuh akan mengalami asidosis. Asidosis merupakan sebuah kondisi tubuh yang memiliki kadar asam yang sangat tinggi.
Untuk penderita penyakit gangguan ginjal, kondisi ini sangat mungkin bisa terjadi karena ginjal tindak mampu mengeleminasi kadar asam yang sudah berlebihan di dalam tubuh dan menjadi salah satu tujuan hemodialisis dilakukan.
Elektrolit di dalam tubuh merupakan komponen terdiri dari muatan positif dan negatif ketika terlarut di dalam cairan tubuh manusia. Cairan elektrolit inilah yang mempengaruhi aktifitas tubuh seperti otot, syaraf, otak, hingga sebagai bagian yang mempengaruhi pembentukan jaringan baru di dalam tubuh manusia.
Beberapa contoh elektrolit penting yang ada di dalam tubuh manusia seperti sodium yang berfungsi mengatur fungsi otot saraf, klorida yang berperan dalam proses pencernaan, kalium yang membantu dalam kesehatan tulang, magnesium sebagai pengatur kadar gula di dalam darah, dan beberapa elektrolit lainnya. Ketika ginjal mengalami gangguan, ternyata berdampak pada keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh. [AdSense-C]
Jika dilihat dari sedikit penjelasan fungsi elektrolit di atas, dan dapat anda bayangkan dampak buruk yang terjadi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang. Oleh karena itulah dilakukan cuci darah agar kadar elektrolit di dalam tubuh menjadi seimbang kembali.
Itulah sedikit penjelasan tujuan hemodialisis sebagai informasi kesehatan yang dapat di sampaikan. Semoga bisa mengingatkan kita betapa penting tindakan cuci darah harus dilakukan sebagai langkah untuk menyambung kehidupan penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah.
Akibat tidak cuci darah sendiri tentu akan sangat berbahaya dan mengencam keselamatan pasien. Dan kabar gembiranya, pasien tidak perlu khawatir lagi soal biaya cuci darah di rumah sakit karena sudah banyak sekali rumah sakit rumah sakit dengan pelayanan yang ramah dan fasilitas yang nyaman menerima pembayaran biaya cuci darah pakai bpjs.