Dehidrasi merupakan sebuah kondisi ketika tubuh seseorang mengalami kekurangan cairan di mana tak hanya orang dewasa yang berpotensi merasa demikian. Anak-anak, bayi dan balita bisa saja menderita dehidrasi tanpa sepengetahuan orangtuanya. Seperti kasus seorang balita bernama Leylan Forten asal Skotlandia yang meninggal dunia usai 5 jam mengalami dehidrasi.
Tak hanya dehidrasi sebenarnya, balita ini pun diketahui mengalami berbagai macam kondisi, mulai dari autisme, cerebral palsy, kesulitan komunikasi, gangguan makan, norovirus dan gastroenteritis. Leylan yang usianya masih 4 tahun dan masih teramat muda ini awalnya pada April 2015 merasakan sakit yang parah sampai orangtuanya perlu memanggil dokter untuk memeriksanya.
Sayangnya, saat orangtuanya memutuskan membawa Leylan ke rumah sakit, dalam perjalanan di dalam ambulans, Leylan mengembuskan nafas terakhirnya. Saat dr Monica Ireland mendatangi rumah mereka untuk memeriksa, barulah pihak medis menduga bahwa Leylan meninggal karena dehidrasi, norovirus dan gastroenteritis.
Tak hanya para orang dewasa yang perlu memenuhi kebutuhan cairan dengan baik lho, anak-anak balita pun penting dihindarkan dari dehidrasi. Ada bahaya dehidrasi pada balita yang para orangtua wajib kenali dan waspadai, yakni seperti berikut.
Pada kasus Leylan, kedua orangtuanya, Leanne Smith dan Wayne Forte merasa ada kejanggalan pada kematian anaknya dan merasa pelayanan medis yang kurang cepat dan tepatlah yang membuat nyawa anaknya melayang. Leanne mengatakan dilansir dari The Sun bahwa mungkin Leylan masih hidup apabila pihak medis bisa memberikan tindakan maupun saran yang lebih baik.
Norovirus, kondisi lain yang Leylan alami sebenarnya merupakan masalah kesehatan perut yang umumnya terjadi di musim dingin dan lebih sering dialami oleh masyarakat Inggris. Norovirus sendiri memiliki beberapa tanda, mulai dari demam, diare, muntah, mual, sakit kepala, seluruh badan sakit/nyeri, dan perut kram.