Tindakan Medis

Tes Protein Urin – Metode dan Manfaat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Urin kita tahu merupakan cairan sisa yang tubuh keluarkan melalui proses yang disebut dengan urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul sisa yang disaring ginjal. Kandungan air dalam urin sebanyak 95%, urin mengandung amonia, asam ureat, garam mineral berupa NaCl, zat warna empedu, serta zat-zat yang sifatnya beracun seperti sisa obat dan hormon. Tes protein urin dan tes kadar gula sangat penting dilakukan untuk mendeteksi gejala awal masalah kesehatan.

Protein sendiri merupakan salah satu unsur penyusun utama makhluk hidup. Protein memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Protein berfungsi dalam pembentukan sel-sel baru dan pemeliharaan sel serta jaringan dalam tubuh, sebagai sintetis hormon, enzim, antibodi. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel dan sebagai cadangan makanan. Sumber protein dapat diperoleh dari daging, telur, susu, ikan yang merupakan protein hewani dan kacang-kacangan, tahu, susu kedelai sebagai protein nabati.

Metode

Metode adalah cara, prosedur, memahami sistem kerja yang dilakukan secara runtut dan jelas. Berikut ini metode yang dilakukan dalam melakukan tes kandungan protein dalam urin. Tes dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya: Metode Bang, Metode Asam Asetat 6% dan Metode Ewitz.

1. Metode Bang

Metode bang digunakan untuk mengetahui kadar protein urin secara kualitatif. Prinsipnya adalah ketika dipanaskan pada titik iso elektrik akan terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi. denaturasi ialah kondisi dimana protein kehilangan struktur tersier dan sekundernya. Misalkan perubahan putih telur setelah dimasak akan mengeras akibat suhu tinggi. sedangkan koagulasi merupakan proses lanjutan setelah protein yang didenaturasi membentuk suatu masa yang solid.

Alat dan Bahan :

  • Sampel urin
  • Pembakar spritus,
  • Tabung reaksi,
  • Penjepit tabung,
  • Reagen bang,
  • Beaker glass dan gelas ukur.

Prosedur pemeriksaan urin pertama masukkan sampel urin sebanyak 5 ml kedalam beaker glass, masukkan kedalam tabung reaksi dan tambahkan 10 tetes reagen bang, kemudian panaskan selama 30 detik. Perhatikan warna nya, Apabila tidak terjadi kekeruhan berarti urin normal, apabila terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%. Jika tetap keruh berarti positif protein, jika kekeruhan hilang disertai gelembung gas menandakan unsur karbonat, jika keruh hilang tanpa gelembung gas menandakan unsur fosfat.

2. Metode Asam Asetat 6%

Metode asam asetat 6% digunakan untuk mengetahui kadar protein urin secara semi kuantitatif. Prinsip nya adalah ketika dipanaskan pada titik iso elektrik akan terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi.

Alat dan bahan:

  • Sampel Urin
  • Tabung Reaksi
  • Penjepit Tabung
  • Pembakar Spritus
  • Asam asetat 6%
  • Beaker Glass

Prosedur tes urin ialah pertama masukkan sampel urin kedalam beaker glass, masukkan urin kedalam tabung reaksi sebanyak 2/3 ukuran tabung. Panaskan urin hingga mendidih selama 30 detik. Bila urin tidak keruh menandakan bahwa urin normal. Tetapi, jika terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6% Jika tetap keruh berarti positif protein, jika kekeruhan hilang disertai gelembung gas menandakan unsur karbonat, jika keruh hilang tanpa gelembung gas menandakan unsur fosfat.

Kategori semi kuantitatif penilaian tes protein urine

  • Tidak terjadi kekeruhan
  • Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar 0,01%-0,05%)
  • Kekeruhan disertai butir (0,05%-0,2%)
  • Kekeruhan berkeping(0,2%-0,5%)
  • Kekeruhan berkeping dan menggumpal(>0,5%)

3. Metode Ewitz

Metode ewitz digunakan untuk mengetahui kadar protein urin secara semi kuantitatif. Protein dalam urin akan di endapkan oleh asam sulfosalisil  20% tanpa pemanasan.

Alat dan Bahan:

  • Sampel Urin
  • Tabung Reaksi
  • Penjepit Tabung
  • Pembakar Spritus
  • Asam sulfosalisil 20%
  • Beaker Glass

Masukkan sampel urin ke beaker glass, ukur gelas ukur sebanyak 2 ml urin, masukkan kedalam tabung 1 (tabung tes) dan tabung reaksi 2 (tabung kontrol) masing-masing 2 ml.  Kemudian tambahkan asam sulfosalisil 20% pada tabung 1 kemudian homogenkan.

Jika urin tetap jernih berarti negatif protein, jika terjadi kekeruhan pada tabung tes, panaskan tabung tersebut selama 1 menit. Kemudian dinginkan dengan air mengalir. Jika setelah didinginkan masih keruh berarti urin positif protein. Jika ketika pemanasan jernih kemudian kembali keruh setelah didinginkan maka protein bance jones penyebabnya.

Kategori semi kuantitatif penilaian tes protein urine

  • Tidak terjadi kekeruhan
  • Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar 0,01%-0,05%)
  • Kekeruhan disertai butir (0,05%-0,2%)
  • Kekeruhan berkeping(0,2%-0,5%)
  • Kekeruhan berkeping dan menggumpal(>0,5%)

Manfaat

Tes protein urin menjadi suatu proses pemeriksaan yang bermanfaat bagi sebagian besar orang sebab sangat diperlukan untuk menghindari resiko kehamilan ektopik, bahkan tes urin ini dapat mendeteksi kandungan protein dan kadar gula berlebih selama masa kehamilan. Kadar gula yang berlebih pada ibu hamil sangat berbahaya karena terindikasi mengalami diabetes gestasional.

Sedangkan kelebihan protein dapat mengindikasikan kerusakan ginjal, infeksi saluran kemih dan gangguan kesehatan lainnya. Jika kelebihan protein ini disertai dengan darah tinggi maka hal tersebut menjadi resiko preeklampsia pada ibu hamil.

Tes ini juga sangat membantu bagi yang beresiko penyakit ginjal dengan konsultasi rutin ke dokter sebagai bagian dari urinalisis rutin, mengecek kondisi ginjal serta mendeteksi apakah seseorang memiliki risiko terkena infeksi saluran kencing. Tes ini berguna lebih-lebih bagi:

  • Pemilik keluarga yang mempunyai riwayat penyakit ginjal
  • Penderita tekanan darah tinggi
  • Penderita diabetes
  • Lansia
  • Kelompok etnis tertentu seperti Afrika, Hispanik, Asia dan penduduk asli Amerika

Bahaya Kadar Protein Terlalu Tinggi di dalam Tubuh

Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah serius bagi kesehatan dan kelebihan protein dalam tubuh akan menyebabkan penyakit ginjal yaitu glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid, demam, hipertensi serta infeksi saluran kencing.

Kadar normal ekskresi protein pada urin adalah 150 mg/24jam atau 10 mg/dl urin. Proteinuria terjadi apabila kadar protein melebihi 10 mg/dl. proteinuria tidak hanya ditemui pada orang sakit tetapi juga dapat terjadi pada orang sehat setelah berolahraga yang memiliki tingkat stress dan emosi tinggi.

Proteinuria  juga sering disebut albuminuria dimana urin mengandung jumlah protein yang tidak normal. Tidak ada gejala awal, tetapi urin yang menyerupai busa dalam toilet menjadi salah satu cirinya, karena protein banyak meninggalkan tubuh darah tidak dapat menyerap cukup banyak cairan. Sehingga menyebabkan pembengkakan pada kaki, tangan, dan perut. Edema merupakan istilah pembengkakan tersebut.

Hilangnya protein dalam jumlah besar menandakan bahwa kerusakan ginjal telah berkembang. Maka jika dokter berasumsi bahwa proteinuria akan menyebabkan penyakit ginjal harus dilakukan pengujian lebih mendalam dengan memeriksa tekanan darah, memeriksa fungsi ginjal untuk memprediksi laju glomerulus dan pemeriksaan USG ginjal.

Itulah mengenai tes protein urin mulai dari metode, manfaat dan bahayanya. Usahakan selalu melakukan pola hidup sehat dan selalu melakukan pemeriksaan rutin agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan.