Kalian pasti tidak asing dengan kata “usus buntu”. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Pada usus buntu juga dapat terjadi Appendicitis. Appendicitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus buntu (apendiks). Biasanya gejala infeksi usus buntu yaitu nyeri di perut sebelah kanan.
Peradangan usus buntu meruapakan penyakit infeksi bedah yang paling sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja pada segala usia, terutama orang muda-dewasa. Penyebab usus buntu pun bermacam-macam. Infeksi yang terjadi dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Jika terjadi pada kelompok usia anak-anak dan orang tua, maka akan mudah terjadi komplikasi berupa perforasi, abses, peritonitis dan sebagainya. Maka dari itu, banyak yang melakukan operasi usus buntu (Appendectomy). Namun tahukan kalian bahwa melakukan operasi usus buntu juga memiliki beberapa resiko? Berikut akan diulas beberapa dampak operasi usus buntu.
Dampak Positif
Usus buntu (appendiks) merupakan organ berbentuk tabung, dengan panjang sekitar 10 cm (orang dewasa) dengan lebar separo jari kelingking, jadi merupakan ruangan yang sangat sempit. Pada daerah ini sering terjadi infeksi. yang disebabkan oleh penyumbatan benda asing, tinja hingga dapat mengeras karena tidak terdapat saluran yang mengeluarkannya (buntu), ataupun tersumbat karena lendir tebal. Operasi mencegah terjadinya pecahnya/ perforasi usus buntu yang terinfeksi dan mengeluarkan bakteri dan dapat menyebar.
Berkaitan dengan pecahnya usus buntu yang terinfeksi. JIka usus buntu yang telah terinfeksi pecah, maka bakteri dan kotoran di dalam usus buntu akan menyebar dan menimbulkan infeksi. Untuk itu diperlukan operasi dengan tujuan untuk mengeluarkan usus buntu yang terinfeksi sebelum pecah.
Pembusukkan usus buntu menghasilkan cairan bernanah. Apabila idak segera ditangani maka usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah yang berisi bakteri tersebut menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis). Peritonitis adalah inflamasi (peradangan) lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritoneum). Peritonitis termasuk akut abdomen. Peritoneum juga berfungsi untuk melindungi organ di dalam perut. Jika dibiarkan memburuk, maka peritonitis bisa menyebabkan infeksi seluruh sistem tubuh yang membahayakan nyawawa.
Seseorang yang mengalami peradangan usus buntu akan mengalami gangguan metabolisme tubuh. Beberapa cirinya yaitu demam, nafsu makan berkurang, mual, muntah, perut terasa kembung, kesulitan untuk buang gas, diare atau konstipasi. Dampak dari hal ini adalah pemenuhan cairan dan nutrisi berkurang. Sehingga operasi adalah jalan keluar yang sering dianjurkan oleh para dokter.
Tahukah kalian apa itu abses? Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Hal ini jelas seperti bahasan diatas yaitu usus buntu. Pada peradangan usus buntu yang terjadi penumpukan tinja, atau kelenjar dna benda asing dapat mengeras dan dapat pecah hingga mengeluarkan nanah yang dapat menyebarkan bakteri ke bagian tubuh lain. Maka untuk menghindari dari penumpukan nanah terebut, maka diperlukan adanya operasi usus buntu.
Dampak Negatif
Operasi kecil pasti memiliki resiko untuk mengalami infeksi, begitu pula kemungkinan terjadi infeksi pascaoperasi usus buntu. Tanda yang paling umum jika terjadi infeksi adalah keluarnya nanah. Namun hal tersebut bisa dicegah salah satunya dengan cara selalu menjaga kebersihan di sekitar luka jahitan atau bekas dari operasi guna mencegah terjadinya resiko infeksi. Jika memang sudah terjadi, maka akan lebih baik jika mengonsultasikannya ke dokter untuk tindakan lebih lanjut, mengingat hal ini dapat mencegah infeksi semakin membesar.
Pascaoperasi usus buntu, kemungkinan pasien mengalami demam juga ada. Hal ini bisa terjadi karena beberapa efek samping operasi, bisa karena infeksi, rasa nyeri yang ditimbulkan dan kekebalan tubuh pasien sendiri. Jika pasien demam hingga 38 derajat Celsius dan tak kunjung turun, lebih baik segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Pasien biasnaya mengalami nyeri akibat bedah luka operasi. Seseorang yang mengalami nyeri akan berdampak pada kegiatan sehari-hari. Seseorang tersebut akan terganggu pemenuhan kebutuhan istirahnya maupun pekerjaan kesehariannya. Jika mengalami nyeri berkelanjutan, maka seseorang dapat mengakibatkan syok neurogenetic. Dampak nyeri pascaoperasi akan meningkatkan stress pasca operasi dan menghambat penyembuhan nyeri tersebut. Dengan demikian dianjurkan untuk mengontrol nyeri yaitu dengan kesesusain analgetik dan istirahat yang cukup serta jangan melakukan aktivitas berat pascaoprasi usus buntu akan mengurangi kontraksi nyeri perut. Jika masih berlanjut segera hubungi dokter.
Operasi usus buntu dapat merusak ginjal, sehingga ginjal tidak bisa bekerja secara maksimal kembali. Pada dasarnya ginjal merupakan tempat urin dibentuk, baik atau tidaknya penyaringan, penyerapan dan menyeleksian dari zat-zat yang masih diperlukan tubuh terjadi pada ginjal. Kerusakan ginjal ini berhubungan dengan saluran kemih dimana urin ditampung. Sehingga dianjurkan untuk pasien banyak minum minimal yang telah dianjurkan 8 gelas perhari agar ginjal tidak bekerja terlalu keras dan terbantu.
Sesudah melakukan operasi, ada kalanya pasien bakal mengalami sembelit alias konstipasi. Jadi konstipasi atau sembelit ini bukan hanya terjadi sebagai gejala usus buntu saja, namun juga sebagai efek samping dari langkah operasi yang ditempuh pasien. Pasien harus dapat memenuhi kebutuhan cairan, bisa dengan banyak mengkonsumsi air putih dan makanan yang berserat atau sesuai dengan saran dokter.
Penanganan yang tepat pascaoperasi usus buntu dapat membantu pemulihan dengan cepat pula. Biasanya pasien akan pulih dalam jangka waktu 4-6 minggu. Apabila sulit untuk melakukan operasi usus buntu, pengobatan juga dapat dilakukan secara tradisional dan alami. Semoga dapat bermanfaat bagi kita. Jaga kesehatan selalu dan jalani pola hidup sehat setiap hari. Selagi belum terjadi dan masih bisa dicegah maka wajib bagi kita untuk menjaganya.