Flek paru-paru atau yang biasa dikenal dengan Tuberkulosis (TB) merupakan sejenis penyakit menular yang dapat mengakibatkan suatu potensi yang fatal yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh, terutama infeksi paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme bakteri yang dikenal dengan basil tuberkel atau Mycobacterium tuberculosis.
Flek paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun penyakit paru-paru ini dapat diobati atau disembuhkan, serta dapat dicegah dengan penggunaan berbagai obat-obatan tertentu.
Sejak tahun 1980 penyebaran virus HIV AIDS telah mengakibatkan peningkatan kasus flek paru-paru secara dramatis. Hal tersebut disebabkan karena infeksi HIV AIDS dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh kesulitan mengendalikan bakteri penyebab flek paru-paru. Hal ini dapat menunjukkan bahwa seseorang yang terinfeksi virus HIV lebih memungkinkan untuk mengembangkan flek paru-paru.
Beberapa faktor yang dapat mengembangkan flek paru-paru diantaranya adalah :
1. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Beberapa jenis penyakit dan penggunaan obat-obatan tertentu dapat membuat sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah yang pada akhirnya dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan flek paru-paru.
2. Seseorang yang berkunjung atau tinggal di daerah-daerah yang berpotesi untuk perkembangan virus TB seperti Afrika, India, Pakistan, Rusia, Cina, dan beberapa negara lainnya.
3. Kurangnya perawatan medis yang diakibatkan oleh kemiskinan baik itu karena penghasilan yang rendah, tinggal di daerah terpencil yang minim akses kesehatan dapat meningkatkan resiko terjadinya penyebaran virus penyebab flek paru-paru.
4. Penyalahgunaan zat seperti penggunaan obat (bahaya narkoba) atau penggunaan alkohol dapat mengakibatkan lemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga menjadikan lebih rentan terhadap infeksi virus penyebab flek paru-paru. Selain itu pengguanaan produk tembakau seperti rokok juga dapat meningkatkan resiko terkena flek paru-paru
5. Faktor tempat tinggal maupun jenis pekerjaan seseorang juga dapat mengembangkan resiko terkena flek paru-paru seperti :
Beberapa tanda atau gejala yang umumnya timbul pada penderita flek paru-paru diantaranya adalah :
Flek paru-paru juga dapat mempengaruhi ogan tubuh yang lain seperti ginjal, tulang belakang, maupun otak. Jika Anda memiliki gejala-gejala seperti di atas sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk segera mendapatkan perawatan.
Pada saat flek paru-paru tidak segera mendapatkan penanganan medis, hal tersebut akan dapat mempengaruhi sisem paru-paru maupun beberapa organ tubuh lainnya. Adapun komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh flek paru-paru adalah :
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa terjadinya flek paru-paru antara lain adalah :
Untuk mengobati gangguan flek paru-paru dibutuhkan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit lainnya.Seseorang yang terkena gangguan ini harus menjalani pengobatan yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan jenis antibiotik setidaknya selama enam hingga sembilan bulan lamanya secara teratur. Namun penelitian telah menunjukkan adanya jangka yang lebi pendek untuk mengobati gangguan ini, yaitu memakan waktu sekitar 4 bulan. Penggunaan obat-obatan maupun lamanya pengobatan gangguan ini sangat tergantung pada usia, kondisi kesehatan secara menyeluruh, maupun adanya kemungkinan terjadinya resistensi obat-obatan.
Adapun beberapa jenis obat-obatan yang biasa dipakai untuk menangani pasien dengan flek paru-paru diantaranya adalah : isoniazid, Rifampisin (Rifadin, Rimactane), Etambutol (Myambutol), serta pirazinamid.
Bagi mereka yang memiliki flek paru-paru dimana bakteri penyebab gangguan tersebut resisten terhadap obat, maka biasanya akan dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan antibiotik yang disebut fluoroquinolones dan obat suntik, seperti amikasin, kanamisin atau kapreomisin yang biasanya digunakan selama 20 sampai 30 bulan.
Penggunaan obat-obatan felk paru-paru dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti :
Adalah sangat penting bagi seorang penderita flek paru-paru untuk menyelesaikan tempo pengobatan sesuai dengan anjuran dari dokter. Karena jika ia tidak dapat menyelesaikan terapi yang telah ditentukan oleh dokter, maka hal tersebut dapat memungkinkan bakteri penyebab flek paru-paru yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat, sehingga dapat menyebabkan gangguan yang lebih berbahaya dan pada akhirnya akan lebih sulit untuk diobati.
Seseorang yang telah didiagnosa memiliki gangguan flek paru-paru sebaiknya melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencegah timbulnya penularan bakteri, seperti :