Spina bifida merupakan sebuah gangguan kesehatan yang terjadi pada tulang belakang dan merupakan salah satu kondisi yang muncul sejak lahir. Bila Anda mungkin pernah mendengar tentang cacat tabung saraf, maka spina bifida ini masih termasuk di dalam jenisnya. Apabila tabung saraf tak tertutup secara sempurna, kemunculan spina bifida bisa timbul pada bagian manapun.
Jangan sepelekan spina bifida ini karena pada dasarnya kondisi ini mampu menjadi penyebab timbulnya gangguan fisik serta intelektual pada seseorang. Tahap dari gangguan tersebut mulai dari ringan sampai dengan parah dan keparahannya dapat ditentukan oleh 2 faktor, yaitu lokasi dan ukuran celah tulang belakang, maupun bagian saraf tulang belakang serta saraf-saraf yang terkena dampaknya.
Baca juga:
Apakah Spina Bifida Umum?
Perkiraannya, ada sekitar 5-10 persen populasi yang menderita penyakit ini dan bahkan rata-rata penderita spina bifida tak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gangguan pada tulang belakangnya. Untuk jenis spina bifida yang paling menjadi momok karena dianggap paling parah dan langka adalah mielomeningokel di mana hanya 1:2000 kehamilan yang terpengaruh.
Karena hampir selalu tak memunculkan gejala, maka agak sulit untuk mendeteksi penyakit ini, namun adanya kelainan tulang punggung, gangguan kandung kemih serta usus, patah tulang, kurangnya hormon pertumbuhan, obesitas, alergi terhadap lateks, gangguan belajar, serta masalah psikologis hingga seksual mampu menjadi gejalanya. Lalu apa pengobatan spina bifida yang paling sesuai?
(Baca juga: patah pergelangan tangan – obat patah tulang paha – terapi punggung bungkuk)
Penanganan untuk spina bifida pada dasarnya dapat berbeda-beda yang tentunya harus disesuaikan dengan jenis spina bifida yang diderita. Bahkan kondisi pasien sendiri dilihat dari gejala dan tingkat keparahan keluhan juga turut menjadi pertimbangan untuk menentukan pengobatan yang paling baik.
Hanya saja, operasi menjadi pilihan utama pada banyak kasus spina bifida karena dianggap menjadi solusi yang paling efektif. Tindakan medis seperti operasi ini secara umum bisa dilakukan sesegera sesudah lahirnya sang bayi, yakni 1-2 hari pasca kelahiran. Tujuan tindakan cepat ini adalah agar celah yang ada bisa ditutup sekaligus bisa mengatasi masalah hidrosefalus.
Diperlukan juga bagi penderita atau pasien spina bifida untuk menempuh terapi okupasi dalam masa perawatannya. Terapi okupasi sendiri merupakan sebuah bentuk bantuan terapi untuk pasien gangguan fisik dan/atau mental. Inti dari terapi ini adalah pemberian perhatian pada limitasi maupun aset yang pasien miliki melalui pemberian aktivitas yang berguna.
Ada berbagai pengarahan serta latihan yang dijalani oleh pasien yang menempuh terapi ini. Berikut ini adalah jenis-jenis kegiatan yang biasanya harus pasien lakukan agar pasien terbantu dalam peningkatan kesehatannya. Untuk terapi okupasi, pasien remaja dan dewasa mampu melakukannya.
(Baca juga: cedera engkel – sakit pundak sebelah kiri – cara mengatasi sakit tulang ekor)
(Baca juga: penyebab kaki bengkok – makanan penguat tulang – gejala tbc tulang)
Selain dari terapi dan operasi yang telah disebutkan sebelumnya, kiranya penanganan spina bifida juga meliputi pemberian obat-obatan yang dapat membantu menangani gangguan pencernaan dan juga gangguan saluran kemih. Bila ada gejala yang berhubungan dengan pencernaan, maka obat-obatan khusus untuk masalah tersebut biasanya turut diberikan demi meringankan gejala.
Jenis antibiotik tertentu biasanya adalah solusi bagi seseorang yang terdiagnosa mielomeningokel, jenis penyakit spina bifida langka nan mengerikan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pemberian antibiotik adalah bertujuan supaya infeksi sumsum tulang belakang tak terkena infeksi; karena saat terserang infeksi, akibatnya bisa fatal.
Baca juga:
Itulah sedikit penjelasan mengenai pengobatan spina bifida secara medis yang paling umum, terutama bagi yang kondisinya sudah cukup parah. Sementara itu, ada pula beberapa kasus spina bifida yang tanpa gejala dan tak memerlukan pengobatan.