Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya tentang apa itu kateterisasi jantung. Prosedur ini dikenal sebagai sebuah proses evaluasi kondisi kesehatan akan seseorang yang cukup kerap mengamami nyeri di bagian dada. Seperti kita tahu, penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya rasa sakit pada bagian dada, tapi kateterisasi jantung tak selalu dilakukan hanya karena hal tersebut.
Kateterisasi jantung memiliki sejumlah fungsi, di antaranya adalah:
Itulah sekilas tentang kegunaan dilakukannya kateterisasi jantung, namun selalu ada resiko yang juga perlu untuk diwaspadai oleh si pasien. Di bawah ini bisa dilihat apa-apa saja yang menjadi kemungkinan resiko bila menjalani prosedur tersebut.
(Baca juga: perbedaan sakit jantung dan gerd – gejala jantung tidak sehat)
Bukankah kateterisasi jantung dilakukan dengan tujuan untuk mengobati serangan jantung? Lalu, bagaimana bisa serangan jantung malah justru berada pada kategori resikonya? Itulah mengapa salah satu syarat pelaksanaan kateterisasi jantung adalah pasien wajib merasa stabil dan tenang.
Ketika seorang pasien yang hendak menempuh kateterisasi jantung tidak dalam kondisi yang tenang maupun stabil, maka resiko terkena serangan jantung malah lebih tinggi. Rasa takut dan khawatir memang wajar, namun justru hal-hal demikianlah yang menjadi faktor dalam memperparah kondisi pasien pada prosesnya.
Sama seperti halnya serangan jantung, stroke adalah salah satu dari resiko kateterisasi jantung di mana serangan stroke juga besar kemungkinannya kalau Anda mengalami kegelisahan. Kondisi yang ketakutan, tidak tenang dan tidak stabil adalah masalah besar ketika proses kateterisasi dilaksanakan.
Untuk lebih amannya, pasien perlu menenangkan diri dan dalam kondisi yang stabil. Rasa gelisah akan meningkatkan resiko yang lebih buruk. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menjalani prosedurnya supaya Anda tahu bagaimana supaya kondisi bisa lebih tenang dalam prosesnya. Dengan begitu, Anda tak akan merasa ketakutan apalagi cemas dan gelisah yang membuat potensi stroke lebih tinggi.
(Baca juga: cara melatih kesehatan jantung)
Pada bekas kateter, perdarahan bisa terjadi saat darah dalam kondisi terlalu encer atau disebabkan oleh asupan vitamin K yang kurang. Itulah mengapa sebelum memutuskan menjalani kateterisasi jantung, seseorang yang baru saja mengonsumsi pengencer darah wajib berhenti dulu 3-5 hari akan konsumsi tersebut sebelum dikateterisasi.
Ini semua demi keamanan dan bila tidak demikian, akan ada resiko darah bisa keluar tersemprot secara terus-menerus. Hal ini disebabkan oleh pembuluh vena yang merupakan pembuluh balik dan mempunyai tekanan darah lumayan tinggi yang kalau tak segera ditutup bisa terjadi hal tersebut. Kondisi ini tidaklah sama dengan perdarahan yang terjadi pada arteri.
Operasi atau kateterisasi jantung bukanlah untuk penderita penyakit ginjal. Bila ada pasien yang diketahui mempunyai riwayat penyakit ginjal dengan tingginya kadar kreatin di dalam tubuh, prosedur ini tidak begitu dianjurkan. Resikonya cukup tinggi dan mengancam yang bahkan bisa merusak ginjal jauh lebih parah sehingga memang harus dikonsultasikan dulu bersama dokter.
Aritmia atau irama jantung yang tidak teratur merupakan sebuah resiko yang cukup serius pada prosedur kateterisasi jantung. Meski begitu, kasus ini termasuk jarang terjadi sehingga tidak begitu mengkhawatirkan. Selain itu, dokter pastinya juga sudah melakukan pemeriksaan keadaan pasien sebelum akhirnya dilakukan kateterisasi, jadi peluangnya bakal cukup kecil.
(Baca juga: penyebab penyakit jantung)
Resiko lainnya adalah memar atau bisa juga dikenal dengan perdarahan kecil. Sebenarnya, pada kebanyakan kasus kateterisasi jantung jarang sekali mengalami resiko yang serius, dan salah satu yang tak begitu serius adalah kondisi memar ini. Sesudah tindakan kateterisasi selesai dokter lakukan, akan sangat wajar bila memar terjadi.
Resiko berikutnya adalah terjadinya infeksi yang bisa saja terjadi ketika lokasi penorehan kemasukan virus dan bakteri. Ketika dioperasi, tentu akan ada luka dan luka karena operasi ini memang sudah seharusnya dirawat dengan baik dengan cara pasien menuruti segala saran yang diberikan oleh dokter.
Saran tersebut biasanya bakal meliputi cara membersihkan dan membalut area luka operasi dengan benar agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Infeksi akibat virus dan bakteri bisa cukup mengancam jiwa, jadi memperkecil potensi infeksi adalah tanggung jawab pasien. Dengan membersihkan serta membalut secara benar, infeksi pun pasti bakal mampu dicegah.
Bengkak yang disertai rasa nyeri merupakan resiko yang cukup wajar dialami oleh pasien kateterisasi jantung. Biasanya area tersebut juga bakal terasa perih sekaligus memerah selama beberapa hari sejak dilakukannya operasi. Kelihatannya memang tak cukup mengkhawatirkan, tapi jangan anggap sepele lalu kemudian berhenti merawatnya karena bisa berisiko bertambah parah.
Kondisi pembengkakan, nyeri dan memerahnya area luka berpotensi menjadi lebih buruk dan bahkan tak ada tanda-tanda berkurang maupun membaik. Jika Anda merasakan hal tersebut, Anda sebaiknya langsung menghubungi dokter secepatnya supaya tidak terjadi hal yang jauh lebih parah dan mengancam kesehatan tubuh Anda.
(Baca juga: gejala jantung bermasalah)
Pada beberapa kasus pasien yang menempuh kateterisasi jantung, ternyata ada pula yang mengalami resiko kerusakan pada pembuluh darah. Pembuluh darah yang tadinya termasuk dalam kondisi sehat mampu menjadi rusak akibat prosedur ini. Kateter yang dipasang dan menggores pembuluh yang melewati jantung dapat menjadikannya rusak meski goresan tidaklah secara sengaja.
Ketika sulit mencari pembuluh darah dalam proses memasukkan kateter, resiko kerusakan arteri dan juga pembuluh darah yang halus lainnya pun lebih tinggi. Kateter akan lebih sulit dilakukan pada pasien yang pembuluh darah vena di bagian pergelangan tangannya berkondisi cukup tipis sehingga memang harus dikonsultasikan dengan dokter tentang segala hal ini agar pasien lebih siap sebelum kateterisasi dilakukan.
Apabila prosedur kateterisasi tak dilakukan secara benar, maka pembuluh darah yang selang kateter lalui beresiko mengalami robekan atau luka. Itulah sebabnya penanganan profesional sangatlah diperlukan dan pasien wajib mencari tahu dokter yang terpercaya sehingga tindakan kateterisasi dapat dilakukan dengan benar.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit jantung – penyebab gangguan ritme jantung)
Siapa yang Memerlukan Prosedur Kateterisasi Jantung?
Ada beberapa kondisi pada pasien serta masalah yang dialami dokter yang kemudian diputuskan memerlukan proses kateterisasi jantung, yakni seperti berikut:
Tindakan ini biasanya dilaksanakan dengan tujuan agar penyempitan arteri dapat tercegah, berikut juga penghambatan pada pembuluh vena serta katup. Kateter akan dokter masukkan dan ketika sudah tepat letaknya, balon akan terkembang dan juga terkempis beberapa kali supaya endapan plak dapat terdorong sehingga peredaran darah dilancarkan.
Tindakan kateterisasi bakal dilaksanakan dan dipilih oleh dokter ketika dokter memang memerlukan adanya detil dalam proses penilaian kondisi jantung pasien. Saat memerlukan info yang akurat dan pencitraan biasa tidaklah membantu sama sekali karena kurang akurat, maka kateterisasi adalah jalan yang diputuskan oleh dokter.
Kateterisasi jantung biasanya adalah tindakan yang sangat membantu bagi dokter untuk melakukan pemantauan aktivitas elektrik serta tekanan yang berasal dari rongga jantung beserta jumlah oksigen yang ada di dalamnya.
(Baca juga: gejala serangan jantung – perbedaan sakit jantung dengan nyeri dada biasa)
Demikianlah sekilas informasi mengenai resiko kateterisasi jantung yang disertai pula dengan info kegunaan dan juga ketentuan dilaksanakannya prosedur. Bila ada pertanyaan lebih lanjut yang kiranya mengganggu pikiran Anda, jangan bimbang untuk menanyakannya pada dokter kepercayaan Anda.