Microdontia adalah gigi berukuran lebih kecil daripada gigi yang ada disekitarnya dan cenderung berbentuk mengerucut yang menyerang pada gigi sulung. Kasus gangguann dan kelainan gigi geligi yang menyebbakan microdontia sering menyerang kaum wanita ketimbang pria yang muncul secara dominan akibat hormon dan faktor DNA serta RNA.
1.Microdontia menyeluruh (True Generalized Microdontia)
Yaitu gigi yang berukuran kecil kecil dari ukuran normal yang terjadi pada semua gigi namun tumbuh dalam rongga mulut dengan rahang berukuran standar normal. Kondisi microdontia ini paling sering menyerang orang orang yang memiliki penyakit krertinisme.
2. Microdontia yang tumbuh dalam rahang besar (Relative Generalized Microdontia)
Gigi yang tumbuh dengan ukuran noermal atau kecil diluar batas kenormalan yang muncul didalam rongga mulut dengan bentuk dan diameter rahang yang besar atau bahkan lebih kecil darai ukuran normal manusia.
3. Melibatkan gigi tunggal (Microdontia Involving a single tooth)
Yaitu microdontia yang umum dialami banyak manusia didunia karena kasus ini terkjadi secara lokal saja. Microdontia jenis involving asingle tooth cenderung menyerang gigi tunggal dan tak heran jika kasus ini hanya ada pada satu sampai dua buah gigi saja dan tumbuh pada rahang yang berukuran normal. Microdontia involving a single tooth terjadi pada insisivis lateris rahang atas dan gigi molar ketiga yang biasanya palking banyak menyerang kaun wanita.
Efek buruk microdontia
Microdontia cenderung tidak menyebabkan masalah bagi penderitanya selama gigi geliginya tetap dalam keadaan kuat dan tidak dipenuhi plak atau karang gigi. Bentuknya memang lebih kecil dari ukuran normal tetapi jika sehat maka akan tetap stabil dan dapat digunakan untuk aktivitas menggigit, Menarik dan merobek makanan yang keras atau mengunyah sesuatu . Pada dasarnya microdontia tidak menimbulkan rasa nyeri atau kurang nyaman saat akan, Hanya saja dari sudut estetika penampilan rongga mulut menjadi kurang menarik.
Munculnya kasus microdontia dipengaruhi oleh faktor yang ada didalam maupun diluar tubuh, misalnya:
1.Faktor genetik
Microdontia adalah kelainan atau suatu penyakit yang muncul akibat keturunan dimana jika salah satu atau kedua orangtua memiliki riwayatr microdiontia tetapi secara fisik mereka tidak mengalami, Artinya gen microdontia justru paling sering diwariskan dari kakek atau nenek pada cucunya dan jarang langsung pada anaknya.
2. Kemoterapi
Radiasi kanker atau penyakit lain yang membutuhkan penyinaran dari kemoterapi dapat mempengaruhi kesehatan jaringan gigi jika ternyata saat kemoterapi berlangsung si penderita sedang mengalami pertumbuhan gigi baru. Bahaya gelombang elektromagnetik dan radiasi kemoterapi dapat berdampak sangat buruk bagi pertumbuhan benih gigi pada anak anak.
3. Autoimun
Jenis penyakit autoimun misalnya diabetes melitus, Rdang usus, Penyakit lupus atau Rematik yang kronis adalah penyakit yang bisa memicu munculnya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung.
baca juga : Ciri ciri penyakit autoimun
4, Anemia fanconi
Anemia fanconi adalah penyakit kelainan darah dimana seseorang memiliki kromosom yang mudah pecah yang merupakan kelainan bawaan yang merusak fungsi sumsung tulang belakang dan cenderung meningkatkan sel sel baik menjadi abnormal didalam tubuh dan mengubahnya menjadi abnormal dan beresiko menjadi kanker atau intinya penyakit anemia fanconi dapat berbagi kanker didalam tubuh.
5. Kelainan gigi sulung
Kelainan gigi sulung bisa terjadi akibat adanya penyakit yang menyertai yang telah berlangsung jangka panjuang dan tidak kunjung sembuh, Misalnya gangguan pada rongga mulut, Peradangan Gusi dan tumbuhnya plak atau karang gigi pada bagian akar gigi, Sehingga jaringan kehilangan kemampuannya dalam mengolah benih gigi agar gigi sulung dapat tumbuh menjadi normal.
6. Mutasi gen
Mutasi gen microdontia dapat muncul akibat perubahan pada DNA atau RNA seseorang yang hanya menyebabkan perubahan sifat individu dan ntidak berkaitan dengan susunan kromosomnya. Kondisi ini bisa memicu kelainan pada pertumbuhan gigi yang mengarah pada kasus microdontia pada bayi dan balita. Kasus ini bisa terjadi akibat bahaya radiasi matahari atau ultraviolet, bahaya Infra merah, gelombang radiasi radioaktif atau loncatan energi listrik yang tidak bisa tertangkap oleh indera penglihatan.
7. Infeksi
Infeksi yang ada disekitar rongga mulut termasuk gusi atau akar gigi akibat luka yang disebabkan oleh bahan kimia, Makanan tertentu atau akibat gesekan benda benda yang sebelumnya diabaikan, seperti tusuk gigi, Sikat gigi, Cedera akibat penggunaan peralatan pembedahan yang melukai jaringan gigi dan sebagainya dapat menyebabkan peradangan dan gangguan terhadap pertumbuhan serta perkewmbangan bakal benih gigi yang mengarah pada munculnya kasus microdontia.
8. Gangguan kehamilan
Microdontia dapat muncul akibat kelainan kehamilan yaitu terjadi kareana adanya gangguan tahap bud. stage saat embrio bakal bayi baru berusia 8 minggu dimana tubuh ibu mengalami obstruksi lamina dentalis yang lama kelamaan menyebabkana gangguan proliferasi dan bakal ameloblas dan juga kondisi rodontoblas yang terjadi saat masa kehamilan dan beresiko akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhnya gigi pada bayi setelah dilahirkan.
9. Faktor gaya hidup
Kebiasaan dan gaya hidup memperlakuakan kondisi rongga mulut untuk selalu dalamkondisi kotor, Tidak dibersihkan dan tidak mengkonsumsi makanan dengan standar kesehatan yang memadai (4 sehat 5 sempurna) dan lebih sering menyantap makanan yang mengandung bahan karsinogen penyebab tumbuhnya sel abnormal yang menjadi sel kanker yang lama kelamaan dapat memicu kerusakan akar dan mahkota gigi yang awalnya muncul microdontia yang akhirnya dibarengi dengan kerapuhan batang gigi bagian akar dan tengah
10. Penyakit kretinisme
Kretinisme merupakan penyakit langka kebalikan dari gigantisme yang mengacu pada kelainan hormon pertumbuhan dimana hormon tersebut terlalu cepat bergerak pada jaringan tubuh sehingga menyebabkan tubuh sesesorang menjadi terlalu cepat besar diluar batas normal dan melewati fase pertumbuhan normal anak anak seusianya.
Penyakit kretinisme adalah salah satu penyakit yang muncul akibat kelainan hormon atau kekurangan hormon pertumbuhan yang menyebabkan tubuh seseorang sangata lamnbat untuk berkembang seperti anak anak seusianya. Kretinisme kerab menyebabkan seseorang menjadi tumbuh kerdil dan sangat kecil, Kondisi ini justru beresiko berat menyebabkan gigi tumbuh menjadi abnormal juga yaitu lebih kecil dari bentuk gigi normal.
11. Kurang asupan kalsium dan vitamin D
Terlalu lama atau terus menerus tubuh kekurangan asupan zat kalsium dan vitamin D secara bersamaan pada bayi maka dapat menyebabkan resiko gigi sulungnya kelak terserang microdontia. Peran kalsium dan vitamin D sangat besar dalam membentuk kondisi gigi menjadi lebih kuat yang berkembang sesuai usia dan akan tumbuh dalam ukuran yang normal/stabil.
• Tumbuh gigi yang berukuran lebih kecil dengan pertumbuhan yang tidak ada peningkatan ketika gigi dusekitarnya telah terlihat semakin besar dan berkembang secara normal
• Microdontia dapat menyerang pada mahkota, Leher gigi atau bahkan hanya pada akar gigi saja atau bisa juga menyerang ketiganya. Kondisi ini muncul dapat berkaitan dengan adanya mutasi gen atau faktor genetik.
• Microdontia bisa menyerang bayi yang hanya pada satu gigi saja atau bahkan lebih dari lima buah bahkan bisa menyerang secara keseluruhan, Sebenarnya kondisi ini lebih dipengaruhi pada gaya hidup buruk yang menjadi penyebab kelainan pada masa kehamilan.
• Gigi berukuran kecil dan condong meruncing keatas atau mengerucut tetapi tumpul dan tidak menyebabkan luka serta iritasi pada dinding rongga mulut dan gusi.
• Penampilan posisi gigi menjadi asimetris, Tidak rata dan terlihat sepwrti gigi hewan buas, Tetapi tidak menyebabkan rasa nyeri pada gusi atau rongga mulut lain termasuk lidah dan langit langit mulut saat aktivitas mengunyah sedang berlangsung.
Pengobatan
• Dilakukan penambalan dengan bahan yang terbuat dari bahan khusus yang diformulasikan untuk kelainan gigi dimana bentuk dan warnanya menyerupai bentuk gigi pada umumnya.
• Pemakaian mahkota tiruan jika microdontia menyerang pada mahkota gigi yang sebelumnya telah disesuaikan dengan kondisi rongga mulut penderita melalui serangkaian pemeriksaan fisik gigi secara detail dan bertahap.
• Penempatan atau pemasangan kawat gigi yang tujuannya untuk merapatkan sekaligus memperkuat massa gigi yang mengalami microdontia.