Kabar duka datang dari sang penulis novel Keluarga Cemara, Arswendo Atmowiloto yang juga dikenal sebagai salah satu sastrawan dan jurnalis besar tanah air. Arswendo dikabarkan meninggal dunia Jumat (19/7) di kediamannya Kompleks Jalan Damai, Pesanggrahan, Jakarta Barat pada pukul 17.50. Kabar wafatnya Arswendo pun telah dikonfirmasi melalui salah satu unggahan Maman Suherman lewat akun Twitter-nya sebagai salah satu kerabat dekat.
Sebelum pada akhirnya beliau mengembuskan nafas terakhir, diketahui bahwa Arswendo sempat mengalami kondisi kritis ketika masih mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Beberapa waktu usai masa kritis tersebut kondisi Arswendo dikabarkan telah stabil meski masih harus ditangani selanjutnya oleh dokter.
Alasan dibalik tutup usianya seorang sastrawan besar ini adalah kanker prostat. Arswendo diketahui selama dua bulan terakhir berjuang melawan kanker prostat. Bahkan demi menyembuhkan penyakit ganas ini, dirinya sudah sempat menjalani operasi sampai dua kali. Apakah rata-rata penderita penyakit prostat tak bisa diselamatkan melalui tindakan operasi?
Penyebab dan Gejala Kanker Prostat
Kanker prostat pada umumnya lebih berisiko terjadi pada pria yang usianya sudah memasuki 65 tahun ke atas. Meski diketahui tak bersifat agresif, perkembangan kanker ini terus berlanjut secara pelan-pelan. Penyebab utamanya diketahui adalah adanya perubahan atau mutasi genetik di sel dalam kelenjar prostat yang pada akhirnya berkembang tak wajar lalu terjadilah pembentukan sel kanker.
Namun selain mutasi genetik, beberapa faktor di bawah ini mampu meningkatkan risiko seorang pria terkena kanker prostat:
Umumnya, tak ada gejala yang ditimbulkan ketika masih di tahap awal, hanya saja ketika kanker makin berkembang dan bertambah besar, gangguan buang air kecil mulai terjadi sebagai keluhannya. Gangguan seperti ini adalah sebagai akibat dari peradangan yang menyerang kelenjar prostat.
Pengobatan Kanker Prostat
Pada kasus kanker prostat tahap awal, biasanya pasien perlu menjalani tes PSA serta biopsi secara rutin supaya pertumbuhan kanker dapat terdeteksi. Ketika diketahui bahwa ada perkembangan kanker, pengobatan yang diputuskan oleh dokter biasanya antara lain:
Kanker prostat telah menggerogoti pria berusia 70 tahun ini sehingga beberapa waktu terakhir memang tubuhnya nampak begitu lebih kurus. Kini dirinya telah berpulang, selamat jalan, Arswendo Atmowiloto.