Perdarahan parah kembali dialaminya 2 minggu pasca melahirkan anak perempuannya dan bahkan hampir kehilangan kesadaran karenanya. Dari pemeriksaan berikutnyalah ia didiagnosa positif mengidap kanker kolorektal yang bahkan dilaporkan sudah menjalar di sekitar kelenjar getah bening sehingga mengharuskannya menempuh operasi sekaligus kemoterapi selama 6 bulan.
Ia kemudian hamil kembali dan setelah melahirkan anak keduanya, pemeriksaan oleh dokter menyatakan bahwa penyebaran kanker sudah sampai ke paru-parunya. Dengan begitu, ia akhirnya harus lagi-lagi menempuh operasi dan sekali lagi konsisten menjalani kemoterapi. Namun kabar baiknya, kini Lauren telah dinyatakan bebas kanker dan benar-benar sudah sembuh; ia kemudian ingin berbagi pengalamannya agar banyak orang mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Apa itu kanker kolorektal? Bagaimana cara mengatasinya?
Kanker kolorektal atau kanker rektum atau juga disebut kanker kolon merupakan jenis kanker yang pertumbuhannya ada pada kolon alias usus besar, namun bisa juga menyerang usus besar bagian bawah yang terhubung pada rektum atau anus.
Kanker kolorektal pun sama seperti jenis kanker lainnya, yaitu terjadi karena pertumbuhan sel abnormal namun penyebab pastinya sendiri hingga kini belumlah diketahui pasti. Meski begitu, ada sejumlah faktor risiko yang mampu meningkatkan potensi seseorang terkena kanker ini, yakni:
Setelah mengenali penyebab dan juga faktor risikonya, gejala pun perlu dipahami. Kenapa Lauren mengira perdarahan yang ia alami adalah wasir biasa? Seperti apa gejalanya?
Sebelum pada penentuan jenis perawatan, langkah pemeriksaan harus ditempuh penderita gejala lebih dulu, yakni berupa pemeriksaan tinja, kolonoskopi, sigmoidoskopi, atau juga jika perlu kolonoskopi virtual/CT kolonografi. Prosedur operasi dapat menjadi solusi utama kanker kolorektal atau bisa juga berupa cryosurgery atau ablasi radiofrekuensi; tentunya hal ini masih harus disertai juga dengan radioterapi dan kemoterapi.