Karena mengalami gegar otak ketika lawan Newcastle United, Mohamed Salah pun tak dapat berpartisipasi dalam pertandingan melawan Barcelona di mana hal ini telah dipastikan oleh Juergen Klopp. Tentu saja tanpa kehadiran Salah ditambah ketiadaan Roberto Firmino, laga kali ini cukup sulit menurut Klopp.
Sementara Salah terkena gegar otak, Firmino diketahui absen dikarenakan otot cedera sewaktu menjalani latihan. Gegar otak yang dialami oleh Salah sendiri disebabkan oleh efek tabrakan dengan Martin Dubravka, yakni seorang kiper dari Newcastle United sehingga kepala Salah pun cedera.
Pemain asal Mesir ini dikabarkan tak mengalami cedera yang parah, hanya saja ternyata menurut penjelasan Klopp dikutip dari Mirror justru gegar otaklah yang terjadi. Tentunya Salah perlu memperoleh penanganan medis lebih dulu karena kondisinya tak memungkinkan untuk beraksi di rumput hijau walau menurut Salah sendiri kondisinya baik-baik saja.
Beberapa hal yang mampu menyebabkan seseorang terkena cedera otak apalagi sampai gegar otak antara lain adalah:
Gegar otak sendiri adalah suatu keadaan di mana fungsi otak mengalami gangguan dan menjadi tak normal karena cedera otak traumatis, entah itu efek terguncang keras, terpukul ataupun terbentur; namun cedera ini masih tergolong ringan. Umumnya, gegar otak menimbulkan keluhan gejala mulai dari pusing atau sakit kepala, gangguan ingatan, gangguan keseimbangan, gangguan konsentrasi, hilangnya kesadaran, atau gangguan koordinasi.
Jika gegar otak tak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cepat, ditambah penderita tak memperoleh waktu istirahat yang seharusnya dibutuhkan, ada kemungkinan trauma kepala jadi lebih berat dan berisiko komplikasi, seperti:
Itulah kenapa, walau Salah merasa dirinya baik-baik saja, pihak medis tetap menahannya untuk tak ikut bermain dalam pertandingan karena dinilai belum cukup baik kondisinya. Jika mungkin tetap berlaga, ada potensi sejumlah komplikasi kesehatan akibat gegar otak tadi dapat terjadi.
Jika masih ringan, maka biasanya dengan istirahat yang cukup di bawah pengawasan pihak medis trauma kepala bisa lebih cepat pulih tanpa harus ada penanganan khusus. Pengawasan itu perlu karena ada risiko cedera memburuk dan timbul keluhan-keluhan yang sebelumnya tidak ada.
Jika sudah tergolong serius, umumnya dokter bakal memberikan obat-obatan, seperti obat pereda rasa nyeri, obat diuretik, atau obat antikejang. Namun supaya potensi perdarahan otak tak terjadi, dokter juga menyarankan untuk tak mengonsumsi obat antiradang/antiinflamasi, semacam aspirin maupun ibuprofen. Sementara itu, terapi saraf dan fisioterapi tetap diperlukan sesuai kondisi pasien; namun jika sudah terlalu parah dan jaringan otak pasien alami kerusakan, operasi adalah langkah pengobatan yang tepat.