Ebola merupakan sebuah jenis penyakit yang akhir-akhir ini cukup populer dan agaknya kita bisa mengenal penyakit ini juga karena menjadi pusat perhatian dunia. Meski mungkin begitu kecil kemungkinan kasus Ebola bakal terjadi atau merambah sampai ke Indonesia, tetap selalu waspada. Peningkatan kewaspadaan bisa dilakukan dengan mengenali pula setiap gejala atau tanda-tandanya.
(Baca juga: penyebab Ebola)
Penyakit flu bisa saja menyerang sebagai pertanda bahwa Anda terserang penyakit Ebola. Dengan gejala ini sendiri saja pastinya tak banyak orang yang menyadari bahwa flu ini bukan flu biasa. Flu merupakan sebuah penyakit ringan yang ketika diobati dengan obat flu, banyak air putih serta minuman hangat langsung bisa membaik. Namun flu ternyata bisa menandakan seseorang terkena Ebola.
Bila muncul penyakit flu, maka otomatis gejala yang menyertai flu adalah bersin-bersin secara terus-menerus. Bersin sendiri adalah gejala yang mungkin tak akan terduga ada kaitannya dengan Ebola karena bersin mampu menandakan penyakit flu atau reaksi alergi. Sebaiknya kenali bedanya dengan melihat penyebab flu virus dan cara mencegahnya.
(Baca juga: penyebab sering bersin)
Suhu tubuh menjadi tinggi alias demam di mana bila dikaitkan pula dengan dua gejala sebelumnya, penderitanya pun kemungkinan tidak mengira ada ancaman Ebola. Tubuh yang demam tinggi ini juga berpotensi menunjukkan adanya kondisi-kondisi kesehatan lainnya, seperti demam berdarah atau penyakit lain. Segera memeriksakan ke dokter adalah ide yang baik supaya penanganan juga diberikan dengan cepat.
Sering sakit kepala dan bila rasa pusingnya begitu hebat, bisa jadi ini bukan sakit kepala biasa, melainkan tanda penyakit Ebola. Terlalu lelah, kurang tidur, penyakit flu yang disertai demam dan beberapa penyakit lainnya memang berpotensi menyebabkan sakit kepala. Namun ketika rasa sakitnya begitu serius, Anda perlu ke dokter untuk memeriksakan diri supaya dapat diketahui apa penyebab pasti supaya dapat ditangani dengan benar.
Dari gejala-gejala yang sudah disebutkan ini memang tampaknya lebih merujuk pada sakit demam, batuk dan flu biasa. Perkiraan yang wajar karena ditambah pula dengan tenggorokan yang terus-terusan terasa sakit sehingga menelan makanan dan minuman pun menjadi tak nyaman. Ketika sudah berkelanjutan dan tak mereda juga meski sudah diobati dengan obat pereda sakit tenggorokan atau obat flu, silakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosa tepatnya.
(Baca juga: penyebab tubuh gemetar dan lemas)
Tubuh yang mudah lelah dan lemas bisa juga menandakan adanya penyakit Ebola meski bila dikaitkan dengan gejala lain sebelumnya tetap dapat diduga sebagai penyakit flu biasa. Terkadang saat mengalami demam, tubuh akan terasa pusing dan lemas ditambah tidak nafsu makan akibat sakit tenggorokan. Karena itu tubuh bisa menjadi lemas, namun ada baiknya memeriksakan diri untuk tahu benar tidaknya Anda menderita Ebola.
Saat mengalami flu, terkadang memang kita akan merasakan rasa nyeri otot yang membuat tubuh tak nyaman sama sekali. Namun rupanya, hal tersebut juga bisa menjadi pertanda bahwa ada virus Ebola yang sudah menjangkiti tubuh. Periksakan untuk memperoleh jawaban pasti akan penyebab dari gejala nyeri otot ditambah pula beberapa gejala yang sudah disebutkan sebelumnya.
Gejala penyakit Ebola lainnya yang cukup terbilang umum adalah rasa mual yang juga akan menyebabkan muntah-muntah. Ketika rasa sakit kepala datang begitu hebat, terkadang memang perut juga kemudian rasanya mual sehingga ingin muntah. Gejala-gejala umum seperti ini bisa diperiksakan saja supaya Anda bisa mengetahui apakah penyakit Ebola telah menyerang tubuh.
(Baca juga: cara meningkatkan nafsu makan)
Selera makan bisa saja menurun yang memang juga masih termasuk gejala umum karena saat mengalami flu serta sakit tenggorokan, otomatis seseorang bakal malas untuk makan. Supaya lebih jelas dan gejala tidak berkelanjutan hingga menjadi parah, Anda bisa mencoba untuk datang ke dokter dan menempuh beberapa langkah diagnosa.
Rasa sakit pada perut bisa terjadi saat Anda makan makanan yang rasanya asam atau pedas. Terkadang sakit perut juga dialami ketika kebanyakan makan dan beberapa penyebab lainnya yang sangat umum dan ringan. Namun perhatikan apakah ada gejala lain seperti yang sudah disebutkan turut menyertai sakit perut Anda. Bila ya, kemungkinan Anda terserang virus Ebola cukup besar sehingga memang harus segera dipastikan dengan memeriksakan diri. Rasa sakit perut yang tanpa alasan perlu diperiksa oleh tim medis supaya ketahuan penyebabnya secara jelas.
(Baca juga: makanan untuk penderita diare)
Diare dapat terjadi ketika Anda kemungkinan mengalami salah makan atau ada sedikit gangguan pencernaan. Hanya saja, ketika ada serangkaian gejala lainnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Anda patut mencurigai hal ini dan langsung ke dokter. Dikhawatirkan ini adalah gejala awal dari penyakit Ebola. Bahkan pada beberapa kasus, diare pada penderita yang diduga terjangkit Ebola pun fesesnya disertai darah.
(Baca juga: penyebab perut melilit dan mencret)
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian dari gejala yang sudah disebutkan tersebut pasti akan dialami dan supaya jelas serta mendapatkan penanganan medis secara langsung, datanglah ke rumah sakit. Sebelumnya Anda bisa menghubungi pihak rumah sakit lebih dulu supaya tim medis bisa menyiapkan penanganan bagi Anda dan juga pasien yang lain.
Mereka butuh persiapan untuk berjaga-jaga apabila benar Anda menderita penyakit Ebola supaya tidak mudah menular ke pasien lainnya. Hubungi pihak rumah sakit atau dokter, jika kondisi ini terjadi pada Anda:
(Baca juga: penyebab pilek tidak kunjung sembuh)
Penularan Virus Ebola
Penyakit Ebola tak boleh diremehkan sama sekali, apalagi sampai diabaikan ketika gejala sudah dirasakan dan dialami. Virus biasanya adalah penyebab utama Ebola dan mampu menyebar serta menular lewat kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita, seperti dari air liur, tinja, urin hingga air mani.
Kontak langsung yang dimaksud dalam hal ini adalah cairan tubuh seperti ingus, air liur dan lainnya yang sudah disebutkan, dan juga darah menyentuh secara langsung mulut, mata atau hidung orang lain. Ketika cairan tersebut juga mengenai luka terbuka seseorang, maka virus pun akan dengan mudah menjangkiti orang tersebut.
Tentunya risiko tertular jauh lebih besar dimiliki oleh keluarga yang tinggal di bawah atap yang sama dengan si penderita gejala Ebola. Orang-orang yang turut merawat penderita seperti petugas medis pun juga memiliki risiko tinggi untuk tertular. Sebaiknya, bila ada salah satu anggota keluarga yang memiliki gejala Ebola, langsung bawa ke rumah sakit saja.
Jangan coba-coba untuk merawat sendiri si penderita di rumah karena pihak tim medis jauh lebih berpengalaman dan memberikan penanganan yang benar. Selama masa perawatan, kondisi penderita Ebola akan terus dipantau secara ketat disertai pula pemeriksaan laboratorium secara rutin. Ini karena penyakit bisa tetap ditularkan selama cairan tubuh maupun darah masih menjadi sarang virus.
Berwaspadalah juga akan lingkungan sekitar tempat Anda tinggal karena lingkungan yang telah tercemar oleh virus Ebola berkemungkinan besar menyebarkan penyakit ini. Ingat bahwa peralatan seperti jarum suntik, seprei, dan juga pakaian yang sudah dipakai oleh si penderita bakal mampu menularkan penyakit ini dengan mudah.
Ada beberapa virus yang tak bisa bertahan lama selama berada di luar tubuh manusia, namun khusus virus Ebola, ia mampu bertahan di luar tubuh. Bahkan ketika berada pada kulit penderita pun, virus bakal bertahan di sana. Itulah mengapa, virus Ebola tetap akan dapat ditularkan pada tradisi pemakaman di mana jenazah harus dimandikan lebih dulu.
Perlindungan maksimal memang harus diberikan kepada keluarga dari jenazah penderita Ebola berikut juga para petugas medis. Itulah mengapa penyakit Ebola tak sebaiknya diabaikan karena begitu mengerikan dan masih mengancam meski penderitanya sudah meninggal. Pemakaman jenazah penderita Ebola pun dianjurkan untuk diserahkan saja kepada pihak yang memang khusus dan ahli dalam menangani kasus seperti ini.
Namun, penyebaran virus Ebola tidak bisa melalui udara seperti halnya cacar air maupun flu. Cairan tubuh dari penderita dapat menularkan ke orang lain bila ada kontak langsung. Tetesan cairan hidung atau air liur ketika penderita Ebola batuk dan bersin tak akan menjadi masalah bila tak mengenai mulut, mata, dan hidung serta luka terbuka.
(Baca juga: penyakit yang disebabkan oleh virus)
Itulah informasi tentang gejala dan juga penyebaran dari virus Ebola yang setiap orang perlu tahu dan wajib mewaspadainya. Ebola merupakan penyakit yang sebaiknya tidak ditangani sendiri dan langsung diatasi oleh tim medis. Gejala dapat makin serius dan berisiko membawa kematian bagi penderitanya ketika penanganan terlambat atau kurang tepat.