Diabetes

7 Bahaya Madu Untuk Diabetes

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tentunya, anda sering mendengar istilah diabetes. Dimana diabetes ini bisa saja dialami oleh salah satu keluarga terdekat kita. Kita juga tak jarang mendengar dibandingkan gula untuk pemanis, penderita diabetes sering diberikan madu sebagai perasa pengganti, namun seperti apakah dari tinjauan sisi kesehatan? Berikut kita ulas lebih mendetil apakah itu diabetes untuk menyegarkan kembali dan mengingat lagi lebih dalam dan seperti apa pengaruh madu jika dikonsumsi untuk penderita diabetes.

Bagaimana pemakaian gula untuk penderita diabetes ??

Meskipun gula pasir (sukrosa) menurut penelitian saat ini menjelaskan, tak masalah untuk mebambahkan konsumsi gula pasir jika dengan takaran sedikit. Hal ini masih diperbolehkan asal pasien diabetes tidak berlebihan berat badannya dan terkontrol dengan baik. Namun untuk alasan yang telah jelas, gula tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak, baik oleh orang normal terutama diabetes.

Gula mengandung 4 kalori setiap gramnya dan tidak mengandung nutrient yang lain. Sedangkan untuk penderita diabetes mellitus yang tergantung kepada insulin penambahan gula sebelum olahraga kadang-kadang membantu dari serangan hipoglikemia atau menjaga dari drastisnya turunnya gula darah yang berbahaya. Pemeberian gula jika diperlukan jangan dalam bentuk larutan karena akan terserap dengan cepat, kecuali untuk meringankan jika terjadi hipoglikemia.

Madu sebagai bahan pemanis pengganti

Jika kita mengenal buah yang didalamnya terkandung fruktosa, ternyata memiliki efek yang berbeda dibandingkan fruktosa yang terkandung pada madu. Madu dianggap tidak sehat oleh banyak kalangan karena mengandung gula, khususnya fruktosa. Madu bermula dari lebah madu yang berkerumun di sekitar lingkungan mereka untuk beraktivitas dalam mengumpulkan Nectar.

Nectar ialah yang cairan kaya akan gula dari tanaman. Proses memperoduksi madu adalah bermula dari nektar yang terjadi di sarang lebah, hal ini merupakan kegiatan kelompok yang terdiri dari konsumsi berulang, lalu proses pencernaan dan terjadilah proses regurgitasi (keluar dari saluran pencernaan). Beberapa siklus ini berakhir dengan apa yang kita kenal sebagai madu, tetapi komposisi dan sifat gizi memang tergantung pada sumber-sumber dari Nectar, yaitu yang bunga di sekitar sarang lebah. Bisa saja lebah mengumpulkan nectar dari tanaman yang disiram dengan air gula, dan ini perlu diwaspadai untuk penerita diabetes. Berikut kandungan madu :

  • Gula 82% dari berat. Dimana setengah dari gula tersebut (40% dari total berat) adalah fruktosa
  • Mengandung vitamin dan mineral serta mengandung berbagai antioksidan

(Untuk kadar gula atau glukosa dan fruktosa relatif sangat bervariasi dan Indeks glikemik dari rendah ke tinggi)

Nah, jadi apakah madu baik atau berbahaya bagi penderita diabetes ? Berikut ini ulasannya :

1. Faktor Resiko Penyakit

Ada faktor-faktor tertentu yang dapat diukur dalam darah yang dapat menjadi indikator kuat dari kesehatan dan risiko terhadap penyakit pada jangka panjang kemudian. Diantaranya kolesterol tinggi, trigliserida dan glukosa darah sangat penting. Penderita diabetes memiliki masalah besar dengan semua ini.

Studi :

Dalam International Journal of Food Science and Nutrition oleh Mohsen Bahrami dan rekan rekan tahun 2009 dengan judul Effects of natural honey consumption in diabetic patients : an 8 week randomized clinical trial melakukan uji coba terkontrol secara acak dari 48 penderita diabetes, mereka mengkonsumsi madu selama 8 minggu dan hasilnya adalah menurunkan berat badan mereka, trigliserida dan kolesterol secara total. Namun sementara itu kolesterol HDL mereka meningkat.

2. meningkatkan gula darah

Sebenarnya tanpa menghitung asupan kebutuhan nutrisi manusia yang diperlukan, seringkali makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes lebih dari sekedar jumlah nutrisi mereka, Misalnya dalam mengkonsumsi madu. Ternyata madu dapat meningkatkan gula darah karena glukosa dan sukrosa (glukosa dan fruktosa) dalam kandungannya.

3. Cepat terserap ke usus kecil

Madu sendiri mengandung gula glukosa dan fruktosa. Fruktosa yang mendominasi pada sebagian besar varietas madu, semakin tinggi konsentrasi fruktosa, maka madu akan semakin manis. Satu sendok makan madu mengandung sekitar 17,3 g gula. Karena glukosa dan fruktosa adalah molekul gula tunggal, mereka akan langsung diserap ke usus kecil. Penyerapan cepat dari gula didalam madu dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah. Anda dapat meredam efek ini dengan makan makanan yang mengandung protein, makanan kaya serat atau lemak ketika mengkonsumsi madu.

4. Antara yang sehat dan belum sehat

Memang madu bergizi namun ini tergantung pada status kesehatan anda. Jika anda sehat, aktif dan tidak perlu menurunkan berat badan, kemudian mengkonsumsi madu maka hal ini tidak membahayakan dan dampaknya jauh lebih sedikit dibandingkan jika lebih banyak mengkonsumsi gula. Madu sendiri dapat menjadi alternatif dibandingkan gula. Sedangkan untuk orang yang kelebihan berat badan (obesitas), diabetes dan sedang mengatur diet dari fruktosa dan makanan yang mengandung karbohidrat, tentu harus menghindari madu sebanyak mungkin.

5. Meningkatkan berat badan

Konsumsi madu dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang dapat memperburuk diabetes. Membatasi asupan madu menjadi penting dalam hal pengelolaan berat badan dan mengontrol gula darah untuk jangka panjang. Berat badan yang berlebih beresiko terhadap bahaya obesitas di masa mendatang.

6. Madu tidak untuk penderita diabetes tipe 2

Orang sering menggunakan madu sebagai pengganti gula putih, tetapi penelitian baru menunjukkan, hal ini bisa menjadi pilihan yang berbahaya bagi orang-orang dengan jenis diabetes tipe 2. Karena jumlah besar gula sederhana yang dikandungnya. Tidak seperti gula putih biasa, madu merupakan makanan yang mengandung vitamin B yang bermanfaat bagi sistem saraf dan produksi energi serta kuku, kulit dan rambut. Namun, mirip dengan banyak jenis buah, madu yang sarat dengan gula sederhana dan akibatnya, tidak dianjurkan bagi penderita diabetes karena potensi bahaya untuk kesehatan mereka.

Penelitian :

Temuan ini dijelaskan oleh Griselda Xochitl Brito Córdova, seorang Nutriologist di Nutrition Institute Nasional (INCMNSZ) menjelaskan terhadap kepercayaan populer bahwa madu adalah pengganti gula dan bermanfaat bagi pasien diabetes. Dia tidak melarang madu sama sekali, melainkan memberi label sekali-sekali selama gula sederhana lainnya, seperti yang ditemukan dalam buah, tersingkir dari makanan sehari-hari penderita diabetes.

7. Alternatif madu menggunakan pemanis buatan

Untuk menghindari makanan yang mengandung kalori dan karbohidrat yang terkandung di dalam madu, pertimbangkan pemanis buatan sebagai alternatif. Pemanis buatan yang bebas kalori termasuk neotame, sucralose dan rebaudioside A, juga dikenal sebagai stevia. Aspartam adalah pemanis buatan lain yang mengandung jumlah yang sangat rendah kalori. Meskipun pemanis buatan tidak mengandung karbohidrat, makanan yang dimaniskan dengan zat ini sering mengandung karbohidrat dari bahan-bahan lainnya. Hati-hati untuk tidak mengabaikan karbohidrat dalam makanan pemanis buatan.

Bahan Pemanis Pengganti yang Aman untuk Diabetes

Karena penderita diabetes dilarang dalam mengkonsumsi terlalu banyak gula (sukrosa) maka ada beberapa yang dapat menggantikan, seperti sorbitol, xylitol dan manitol yang sering dibahasakan dengan gula-gula, permen karet dan lain sejenisnya. Lalu jika digantikan dengan buah tidak semua bisa dimakan oleh penderita diabetes, yang boleh dibebaskan dan tidak adalah sebagai berikut

Yang dibolehkan Yang dibatasi karena tinggi kalori
Jeruk, dengan ampasnya Pisang emas (tidak lebih dari 100 gram) termasuk pisang raja dan emas
Jambu Anggur (masimal 10 butir)
Bengkuang Rambutan (masimal 10 butir)
Kedondong Duku (masimal 10 butir)
Belimbing Durian
Pepaya Sawo
Alpukat
Nangka
Nanas
dll

Jenis sayuran yang boleh dimakan bebas, namun tidak seketat pada buah :

  • Ketimun
  • Taoge
  • Kembang kol
  • Sawi putih

Sekilas Tentang Penyakit Diabetes

Penyakit diabetes atau diabetes mellitus biasanya diistilahkan sebagai penyakit gula maupun kencing manis. Termasuk kedalam penyakit komplikasi. Kompilkasi yang artinya adalah baru nampak parahnya setelah limabelas sampai duapuluh tahun kemudian. Kata diabetes sendiri berarti kecing sedangkan mellitus dari bahasa latin yaitu madu (mel).

Diartikan juga banyak (sering) kencing, merupakan air seni dengan rasa yang manis, karena sebelumnya disangka manis tersebut adalah manis madu, namun seiring berkembangnya pengetahuan, telah diketahui bahwa kencing tersebut mengandung gula glukosa. Kemudian diagnosa pada zaman dahulu untuk mengetahui bahwa penderita mengalami kencing manis, caranya adalah pasien diminta mencicipi air seninya sendiri.

Penyebab penyakit ini berupa penumpukan gula atau glukosa dalam darah yang membuat kadar gula darahnya naik hingga diatas normal yaitu 100 mg%. ini adalah didalam keadaan puasa dan menjadi 140 mg% pada 2 jam setelah makan. pada satuan mg% artinya adalah jumlah gula yang diukur pada setiap mg per cc darah. sehingga kadar gula didalam darah dinyatakan dengan satuan mg/dL

Ciri-ciri Penderita Diabetes

  • Sering terjadi tanpa keluhan hingga muncul gejala berupa kerusakan organ tubuh seperti pembuluh darah, ginjal, otak,mata, kulit, jantung dan lain-lain.
  • Pada wanita usia lanjut terjadi kontaminasi didaerah pada lipatan paha daerah belakang, karena perembesan air seni yang mengakibatkan pertumbuhan bakteri serta jamur. Sehingga hal ini menimbulkan rasa gatal dan nyeri saat kencing atau disebut dengan disuria.
  • Adanya keluhan penurunan berat badan. Penurunan berat badan ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tubuh untuk menggunakan gula. Karena di dalam tubuh pasien jaringan menurun, dimana disitu tersimpan lemak dan otot. Lemak dan otot yang tersimpan kemudiabn dibakar untuk menghasilkan energi, inilah mengapa penurunan berat badan terjadi secara berlebihan.
  • Mudah merasakan lelah. Hal ini disebabkan keletihan tubuh yang beradaptasi dengan perjalanan sakit diabetes ini.
  • ciri yang serius adalah keadaan koma. Ini merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada pasien-pasien diabetes. Koma terjadi saat organ otak penderita diabetes mengalami dehidrasi dan aliran darah menjadi lambat. Saat itu kadar gula pasien sangat tinggi bisanya melebihi 700 mg %. Keadaan seperti ini bisa menyebabkan koma ketoasidosis yang menyebabkan kematian. Maka untuk anda penderita diabetes, harus rajin-rajin untuk memeriksa kadar gula anda secara berkala, jika perlu di rumah lebih baik.
  • Koma hipoglikemik sangat berbahaya untuk penderita diabetes. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan kadar gula hingga dibawah 50 mg %. Umumnya kejadian ini disebabkan oleh pasien yang menggunakan obat dengan takaran berlebih atau tidak teratur atau karena melakukan aktivitas fisik yang tidak seimbang.

Tipe Penyakit Gula Darah

Dalam dunia medis penyakit gula darah bisa bermacam-macam, namun untuk mudahnya menjadi 2 tipe yaitu tipe 1 dan tipe 1. Dimana tipe I bergantung pada insulin sedangkan tipe II tidak bergantung pada insulin.

No Parameter Diabetes tipe I

(bergantung pada insulin)

Diabetes tipe II

(tidak bergantung pada insulin)

1 Istilah kedokteran IDDM atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus NIDDM atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
2 Insulin Dihasilkan dengan jumlah yang tidak mencukupi atau sama sekali tidak memproduksi insulin saat gula diserap ke aliran darah Masih memproduksi insulin, namun sel-sel sasaran yang seharusnya menerima insulin tidak memberikan respon normal menerima insulin. Ibarat gembok dan kunci, tetap saja gembok tak terbuka meskipun kuncinya ada. Sehingga gula menumpuk dalam darah.
3 Treatment Memperoleh suntikan insulin sebelum makan Memerlukan obat-obatan diabetes
4 Usia rata-rata penderita Rata-rata berusia muda Rata-rata berusia dewasa
5 Sifat diabetes Bawaan dan memperlihatkan gejala lebih berat dibanding tipe II Keluhan lebih ringan dibanding diabetes tipe I , penyebabnya lebih dipengaruhi lingkungan dan pola makan
6 Pengobatan Perlu diawasi dan tidak dapat disembuhkan dengan obat-obat antidiabetes Bisa ditanggulangi dengan diet dan olahraga

Gula darah yang Berlebihan Menjadi Racun untuk Tubuh

Dalam kondisi gula darah yang melebihi 200 mg%, akan mengakibatkan presentasi haemoglobin mengikat gula darah menjadi lebih tinggi, misalnya 10 % (sedangkan dalam kondisi normal gula darah yang terikat pada haemoglobin adalah 6%), akan mengakibatkan sel darah merah tidak mampu melepaskan oksigen.

Jika oksigen tak dapat tersalurkan ke retina mata. Maka pasokan oksigen yang kurang tersebut akan mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah menjadi pecah dan berdarah. Sehingga  hal ini menyebabkan penderita diabetes mengalami kebutaan. Tentunya peristiwa sejenis dapat terjadi di organ manapun yang mengalami kekurangan pasokan oksigen.