Penyakit Bulimia

Demi Turunkan Berat Badan Tina Toon Sempat Derita Bulimia, Apa Itu?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tina Toon, seorang mantan penyanyi cilik yang kini menjadi anggota dewan tentunya mengingatkan kita pada sosoknya sewaktu kecil yang begitu berisi. Saat kita melihat penampilannya kini, tentu saja bikin pangling karena perubahan drastisnya. Namun, baru diketahui bahwa selama ia dalam proses menurunkan berat badan, ia pernah mengidap bulimia lho.

Dalam usianya yang beranjak dewasa, inilah awal mula dirinya menurunkan berat badan sehingga menjalani diet ketat dengan olahraga ditambah makan sehari hanya sekali bahkan tidak mengonsumsi nasi. Ia mengungkapkan hal ini pada sebuah acara di TV beberapa tahun lalu kalau ia sangat ingin kurus maka melakukan semua ini.

Menggunakan cara ekstrem tersebut memang membuat berat tubuhnya turun, namun kembali lagi setelah tak lama. Gara-gara diet tak sehat ini jugalah ia sampai sempat mengeluarkan kembali makanannya saat menghadiri sebuah acara makan-makan agar tidak mengasup terlalu banyak, atau ia akan melakukan olahraga ekstra seperti renang maupun lari demi berat badan tak naik lagi.

Hanya saja walau mengalami hal tersebut, Tina Toon mengatakan bahwa penyakit bulimia yang ia idap sama sekali tak berpengaruh apapun pada penurunan berat badannya, apalagi membantu. Lalu, apa sih sebenarnya bulimia itu? Seperti apa gejala dan penyebabnya?

Penyebab dan Gejala

Bulimia atau juga kerap disebut dengan sebutan bulimia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam kehidupan penderitanya. Bulimia merupakan sebuah kondisi ketika seseorang makan porsi besar makanan dan terkadang sampai tak terkendali, namun kemudian mencoba untuk memuntahkan atau mengeluarkan seluruh ekstra kalori yang sudah masuk.

Tak hanya dengan cara memuntahkan, ada pula penderita bulimia yang menggunakan metode lain, seperti misalnya:

  • Menyalahgunakan obat pencahar
  • Meminum suplemen penurun berat badan
  • Meminum obat diuretik
  • Olahraga berlebihan
  • Berdiet super ketat
  • Berpuasa

Cara-cara yang nampak ekstrem dan tak sehat pun dilakukan demi berat badan tidak naik, namun apa penyebabnya hingga kini belumlah diketahui. Hanya saja, beberapa faktor risiko menurut Mayo Clinic inilah yang diduga memperbesar potensi bulimia:

  • Faktor keturunan/genetik, anggota keluarga dengan gangguan makan tentunya dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit ini pada anggota keluarga lainnya karena hubungan genetik.
  • Gangguan emosional atau psikologis, masalah penggunaan zat tertentu yang memicu gangguan makan, gangguan kecemasan, serta depresi mampu meningkatkan risiko bulimia. Ini karena orang-orang yang mengalami bulimia punya gambaran dan persepsi negatif terhadap diri sendiri. Belum lagi gangguan psikologis dan emosional yang dipicu oleh tekanan lingkungan (ekspektasi orang lain untuk diri kita menjadi kurus) serta peristiwa traumatis yang pernah dialami.
  • Melakukan diet, pelaku diet jauh lebih berpotensi menderita gangguan makan karena pembatasan kalori yang terlalu berlebihan, apalagi jika diundang menghadiri acara pesta yang otomatis pasti ada acara makan-makan.

Setelah menengok beberapa faktor risikonya, kita juga perlu mengenali apa saja gejala yang perlu diwaspadai dari bulimia:

  • Ketakutan terhadap kenaikan berat badan
  • Terlalu memerhatikan dan sibuk berfokus pada berat dan bentuk badan
  • Mulai menggunakan suplemen makanan atau herbal sekalipun yang bertujuan menurunkan berat badan
  • Berpuasa demi membatasi kalori ekstra
  • Menggunakan pencahar, enema atau diuretik tiap sehabis makan bahkan saat tubuh sebenarnya tak memerlukan
  • Memaksa memuntahkan makanan yang sudah masuk
  • Memaksakan diri berolahraga secara berlebihan
  • Selama acara makan-makan yang dihadiri terjadi kehilangan kontrol saat makan karena tak bisa berhenti
  • Dalam sekali kejadian, episode makan secara tak normal dalam porsi besar makanan terulang secara tak normal

Diagnosa dan Pengobatan

Bila diri sendiri mulai merasakan keganjilan atau orang lain curiga diri kita mengalami bulimia, segera lakukan pemeriksaan ke dokter di mana biasanya beberapa metode diagnosa ini diperlukan:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes urine
  • Tes darah
  • Elektrokardiogram
  • Evaluasi psikologis

Jika benar gejala-gejala mengarah pada bulimia, sejumlah langkah pengobatan inilah yang secara umum dokter sarankan atau berikan:

  • Terapi perilaku kognitif
  • Psikoterapi interpersonal
  • Obat-obatan, biasanya dengan pemberian antidepresan
  • Perencanaan pola makan dengan dibantu oleh ahli diet/nutrisi
  • Rawat inap di rumah sakit, apabila kondisi sudah sangat parah

Jangan anggap enteng bulimia, sebab jika berkepanjangan tanpa diatasi dengan benar beberapa komplikasi seperti gangguan kesehatan jantung, dehidrasi, ketidakteraturan menstruasi pada wanita, gangguan gusi dan gigi, penyalahgunaan alkohol/obat terlarang, gangguan pencernaan, gangguan kesehatan mental, sampai aksi menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Segera temui dokter bila gejala bulimia mulai nampak atau dirasakan.