Apa itu Atosiban?
Atosiban memiliki nama produk tractocile, antocin dan atosiban SUN. Atosiban adalah termasuk ke dalam kategori inhibitor hormon oxytocin dan vasopressin. Atosiban digunakan sebagai obat dengan metode intravenous sebagai labour repressant atau tocolytic untuk menghentikan kelahiran prematur. Mekanisme kerja Atosiban adalah dengan cara menghambat aksi dari oxytocin. Untuk lebih lengkapnya lagi, Atosiban digunakan untuk menunda kelahiran prematur pada kehamilan seorang wanita dewasa dengan kondisi sebagai berikut :
Atosiban juga digunakan untuk kondisi pasien dengan penyakit kanker prostat dan juga flare with initial gonadorelin therapy. Atosiban hanya bisa didapatkan melalui resep dokter. Penanganan obat-obatan menggunakan Atosiban hanya dapat dilakukan oleh dokter yang sudah berpengalaman menghadapi kelahiran prematur.
Sebelum menggunakan Atosiban, informasikan pada dokter mengenai segala jenis obat yang sedang anda konsumsi, baik yang anda dapatkan dengan resep dokter atau tanpa resep dokter, obat herbal, suplemen dan juga vitamin. Begitu juga kondisi kesehatan anda atau riwayat kesehatan seperti alergi, jadwal operasi, kehamilan dan lain-lain. Beberapa kondisi kesehatan tertentu mungkin membutuhkan monitor dan pertimbangan lebih dalam sebelum dapat dipastikan menggunakan Atosiban, karena efek samping dari obat itu sendiri.
Minumlah obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan ikuti petunjuk yang tercetak pada kemasan. Dosis akan diberikan sesuai dengan kondisi anda masing-masing. Informasikan pada dokter apabila kondisi kesehatan anda masih tidak sembuh setelah mengkonsumsi obat secara berkala atau malah semakin memburuk. Beberapa poin penting yang harus dikonsultasikan ke dokter adalah :
Keamanan dan efektivitas penggunaan Atosiban pada wanita hamil yang berusia kurang dari 18 tahun masih belum dapat dipastikan. Masih belum ada kepastian juga yang menunjukka adanya penyesuaian dosis pada pasien dengan kondisi adanya gangguan pada liver atau ginjal. Renal impairment dalam hal ini, biasanya tidak mempengaruhi pemberian dosis, karena hanya ada sedikit saja jumlah Atosiban yang terekskresi ke dalam urin. Namun demikian, pada pasien yang sedang menderia impaired hepatic function, Atosiban harus digunakan dengan sangat berhati-hati.
Atosiban hanya dapat digunakan ketika kelahiran prematur sudah terdiagnosa diantara 24 sampai 33 minggu. Apabila ketika hamil, wanita tersebut telah menyusui anak sebelumnya, maka kegiatan menyusui harus dihentikan ketika menjalani terapi Atosiban, karena akan adanya pelepasan oxytocin ketika menyusui dapat menyebabkan augment uterine contractility, dan dapat menyerang dampak dari terapi Atosiban itu sendiri.
Prosedur Minum Atosiban
Treatment Atosiban harus dilakukan sesegera mungkin setelah adanya diagnosa kelahiran prematur. Atosiban tersedia dalam bentuk cairan dan diadministrasikan ke dalam tubuh dalam bentuk injeksi dan dalam bentuk konsentrat yang dibuat dengan metode solution sebagai infus melalui pembuluh darah vena.
Interaksi Atosiban dengan Obat-Obatan Lain
Interaksi yang terjadi antara beberapa jenis obat-obatan tertentu dapat meningkatkan resiko efek samping dan juga mengganggu mekanisme kerja obat utama itu sendiri, yang dalam hal ini adalah Atosiban. Pastikan anda menginformasikan pada dokter mengenai segala jenis obat yang sedang anda konsumsi baik dengan atau tanpa resep dokter, termasuk di dalamnya adalah jenis obat herbal, suplemen dan juga vitamin. Beberapa jenis obat obatan yang dapat menimbulkan interaksi dengan Atosiban adalah sebagai berikut :
Studi interaksi telah dilakukan dengan menggunakan labetalol dan betamethasone pada seorang sukarelawan wanita dengan kondisi tubuh sehat. Hasil dari studi ini adalah, tidak adanya interaksi relevan secara klinis yang ditemukan pada kombinasi Atosiban dengan bethamethasone atau labetalol.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan pernafasan seperti dyspnoea dan juga pulmonary oedema, biasanya dikaitkan dengan adanya pemakaian obat-obatan jenis lain dengan aktivitas tocolytic, seperti calcium antagonist dan juga betamimetics, pada wanita yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.
Interaksi yang terjadi tidak hanya bisa disebabkan oleh obat-obatan, terkadang beberapa jenis makanan tertentu dan juga pola kebiasaan hidup sehari-hari juga dapat menimbulkan interaksi klinis di dalam tubuh. Konsultasikan pada dokter mengenai jenis makanan apa yang harus anda hindari dan juga mengenai kebiasaan pola hidup sehari-hari seperti merokok dan minum minuman beralkohol yang mungkin harus disesuaikan agar mendapatkan manfaat maksimal dari penggunaan Atosiban itu sendiri.
Ukuran Dosis Obat Atosiban
Dosis yang diberikan dokter pada masing-masing pasien dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, riwayat medis, kondisi kesehatan pada saat ini dan juga respon tubuh terhadap terapi itu sendiri. Pastikan anda sudah menginformasikan pada dokter mengenai segala riwayat kesehatan anda dan juga kondisi kesehatan anda pada saat ini agar mendapatkan dosis yang tepat dan sesuai.
Atosiban akan diberikan kepada pasien dalam tiga tahapan, dengan waktu maksimum 48 jam. Dosis awal melalui injeksi ke pembuluh darah vena adalah 6,75 mg, kemudian diikuti dengan infus dosis tinggi 18 mg per jam selama tiga jam, kemudian infus dosis rendah yaitu 6 mg per jam yang dapat berlangsung hingga 45 ja,. Apabila konsentrasi tersebut kembali, maka penanganan menggunakan Atosiban harus dilakukan ulang hingga 3 kali ketika masa kehamilan. Jumlah dosis total yang diberikan dalam satu kali terapi Atosiban keseluruhan tidak boleh melebihi dari dosis 330,75 mg Atosiban.
Ciri – Ciri Obat Atosiban
Obat Atosiban ini tersedia dalam bentuk cairan yang disiapkan untuk injeksi. Cairan Atosiban tidak berwarna dan tidak memiliki partikel.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Atosiban?
Beberapa pasien ada yang melaporkan kejadian overdosis Atosiban. Apabila anda merasa overdosis Atosiban, maka segera datangi unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan dengan cepat. Bawalah seluruh obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk di dalamnya adalah obat herbal, vitamin dan juga suplemen, serta obat yang anda dapatkan dengan resep dokter ataupun tanpa resep dokter.
Jangan memberi atau mengambil obat milik orang lain meskipun terlihat memiliki gejala yang sama. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya keracunan atau overdosis. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang diberikan oleh dokter.
Bagaimana cara penyimpanan obat Atosiban?
Namun pada kasus ini, Atosiban hanya dapat diadministrasikan ke dalam tubuh oleh tenaga medis profesional dan dengan monitor ketat dari dokter yang menangani anda. Tanyakan pada dokter mengenai informasi cara penyimpanan obat Atosiban secara lebih lanjut.
Apabila anda mengalami rasa kantuk yang luar biasa, kepala terasa ringan, tekanan darah rendah atau sakit kepala sebagai efek samping dari Atosiban, maka sebaiknya hindari mengendarai kendaraan bermotor atau menggunakan mesin atau alat berat yang membutuhkan fokus lebih. Anda mungkin disarankan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau setidaknya meminimalisir kebiasaan tersebut untuk menurunkan resiko efek samping. Pastikan bahwa penggunaan Atosiban adalah aman dan tepat untuk kondisi tubuh anda dan pola hidup anda sehari-hari.
Kebanyakan obat-obatan tidak memiliki kecenderungan untuk menyebabkan ketagihan. Biasanya, pemerintah akan memberikan kode khusus untuk obat-obatan yang dapat menyebabkan ketergantungan dan adanya potensi untuk disalah gunakan. Misalnya, di India, obat-obatan yang dapat menimbulkan ketergantungan dan potensi penyalahgunaan adalah memakai kode H atau X, sedangkan di Amerika menggunakan kode II-V. Konsultasikan pada dokter mengenai kode pada kemasan obat tersebut untuk memastikan bahwa obat itu tidak dapat menimbulkan ketagihan.
Jangan memulai atau memberhentikan pemakaian obat apapun tanpa persetujuan dokter. Memulai memakai obat tanpa persetujuan dokter dapat menyebabkan overdosis atau keracunan obat. Sedangkan memberhentikan obat-obatan tanpa persetujuan dokter dapat meningkatkan resistensi terhadap obat tersebut. Beberapa efek samping yang dapat disebabkan oleh Atosiban adalah sebagai berikut :
Ada beberapa efek samping yang selalu dikeluhkan oleh para pasien yang menjalankan terapi Atosiban. Dengan jumlah total 48% pasien yang menjalankan terapi Atosiban mengalami reaksi tersebut ketika menjalani proses klinis Atosiban. Namun kebanyakan, efek samping tersebut hanya pada tahapan efek samping minor dengan tingkatan rendah. Yang paling banyak dilaporkan mengenai efek samping Atosiban adalah mual-mual. Sedangkan pada bayi yang baru lahir sendiri, tidak ditemukan adanya efek samping spesifik akibat reaksi dari terapi Atosiban.
Pada umumnya, seluruh jenis tindakan medis termasuk di dalamnya terapi obat-obatan memiliki efek samping. Efek samping yang dirasakan pasien dalam bervariasi mulai dari gejala hingga tingkatannya. Beberapa pasien mungkin tidak merasakan efek sama sekali dan pasien lain merasakan efek samping serius hingga fatal yang menyebabkan kematian.
Apabila efek samping minor yang anda rasakan tidak segera hilang dan mengganggu aktivitas anda sehari-hari, maka segera hubungi dokter. Apabila anda merasakan efek samping serius akibat terapi pengobatan Atosiban itu sendiri, maka jangan ragu untuk pergi ke unit gawat darurat terdekat dan mendapatkan penanganan medis dengan segera.