Afucid Obat Apa?
Afucid adalah obat dalam kategori antibiotik yang mengandung asam fusidat. Antibiotik ini berasal dari jamur Fusidium coccineum serta dapat juga di ekstrak dari kapang Ramannianus dan Isaria Kogana. Antibiotik adalah senyawa alami maupun sintetis yang memiliki fungsi merusak metabolisme dan fisiologis mikroorganisme, dalam hal ini bertujuan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Sebelum membahas fungsi antibiotik ini, sebaiknya dipahami dulu bahwa obat ini termasuk dalam salah satu jenis obat dalam pengawasan doker dan apoteker. Sehingga, penggunaannya harus hati-hati. Karena jika salah pemakaian, dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik sendiri sangat berbahaya, karena dampak yang ditimbulkannya bisa menjadi fatal akibat kebalnya bakteri yang menginfeksi.
Sehingga, bakteri dapat tumbuh semakin kuat dan tidak terkendali, membuat kondisi penderita semakin memburuk. Bahkan, dalam beberapa kasus, malah menimbulkan komplikasi dan kematian. Jadi, harus sangat berhati-hati dan konsultasi dengan dokter atau apoteker dalam menggunakannya. Agar terhindar dari bahaya antibiotik tanpa resep dokter.
Fungsi Obat
Asam fusidat ini pada dasarnya berfungsi untuk mengobati infeksi oleh bakteri gram positif seperti Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium dan beberapa Clostridium. Berikut penjelasan singkat mengenai bakteri-bakteri tersebut.
Merupakan bakteri yang dapat menular lewat sentuhan, cairan tubuh dan udara bebas. Bakteri ini dapat dikelompokkan dalam Strep A, Strep B, Strep C dan Strep G. Strep A dapat menyebabkan sinusitis, radang tenggorokan, infeksi impetigo, infeksi telinga dan scarlet fever. Namun, jika seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, kemudian terserang bakteri Strep A ini, infeksi yang ditimbulkannya bisa jauh lebih mengerikan. Seperti, pneumonia, meningitis, dan yang lainnya.
Sedangkan Strep B, dapat menyebabkan keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, gangguan fungsi otak, gangguan fungsi panca indra dan yang lainnya. Demikian juga dengan Strep C dan Strep G yang dapat menyebabkan gangguan dalam sistem peredaran darah, infeksi tulang, dan yang lainnya.
Bakteri ini dapat menyebabkan pneumonia, impetigo, mastitis, furunkel, folikulitis, karbunkel, hidradengitis, endokarditis, keracunan makanan, osteomielitis, sindrom rejat toksik, atritis septic dan sindrom kulit terbakar.
Bakteri dari kelompok ini yang sedang menjadi pembicaraan luas adalah spesies Corynebacterium diptheriae yang menyebabkan penyakit difteri. Baru-baru ini penyakit tersebut kembali mewabah di sejumlah daerah dan sempat menimbulkan keresahan publik. Karena bakteri ini mampu menyebabkan gangguan pernafasan, gagal jantung, neuritis purifier sehingga tidak mampu mengkoordinasi anggota gerak, kelumpumpuhan dan membuat gagal ginjal.
Bakteri ini dapat menyebabkan diare, perut kembung, gagal ginjal, tetanus dan lainnya. Dari pembahasan jenis bakteri yang dapat diobati dengan asam fusidic ini, Afucid sendiri diperuntukkan untuk mengobati abses,impetigo kontagiosum, folikulitis superfisial, furunkulosis, sikosis barbae, hidradenitis aksilaris, paronikia, aritrasma. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa penyakit yang dapat diobati oleh Afucid,
Dosis Penggunaan
Sebelum menggunakan Afucid, harus selalu konsultasi dengan tenaga medis ahli. Sehingga, dosis pemberian tepat. Mengingat dampak resistensi yang mengancam dan efek minum obat dosis tinggi yang dapat beresiko over dosis (dalam beberapa kasus, dokter memang sengaja memberikan resep over dosis dengan berbagai pertimbangan, seperti kondisi fisiologis salah satu organ yang rusak dan pertimbangan lainnya).
Jadi, sebelum memberikan dosis obat perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
Jika sudah memperhatikan hal-hal yang disebutkan di atas, mulailah memperhatikan takaran dan ketentuan dosis pemberian. Adapun ketentuan dosis penggunaan Afucid adalah diberikan sebanyak tiga hingga empat kali dalam sehari, di atas bagian tubuh yang terinfeksi. Namun, jika dibalut dengan kasa steril, pemberian bisa lebih jarang dan dilakukan paling tidak selama tujuh hari berturut-turut. Jangan mengabaikan dosis penggunaan tersebut, agar tidak over dosis. Namun, jika lalai dan terlanjur over dosis, sebaiknya pahami cara menetralisir over dosis obat. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang terlalu berbahaya.
Efek samping
Meski memiliki indikasi sebagai obat infeksi pada kulit, dalam penggunaannya, Afucid ini juga dapat menjadi penyebab alergi kulit lainnya. Efek samping yang didapat berupa ruam pada kulit, uritkaria (gatal-gatal, bidur, kaligata) dan iritasi pada kulit.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir efek samping yang mungkin ditimbulkan, sebaiknya jaga kebersihan bagian yang terinfeksi dengan cara membersihkan secara teratur menggunakan peralatan steril dan tentu saja dalam kondisi tangan yang bersih.
Kontra Indikasi
kontra indikasi adalah hal-hal yang dapat berdampak buruk jika mengonsumsi obat ini. Baik kontra indikasi relatif maupun kontra indikasi berat, semuanya harus dipatuhi dan diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakan suatu obat.
Untuk Afucid, kontra indikasinya adalah infeksi karena aktifitas organisme yang tidak sensitif terhadap antibiotik jenis asam fusidic. Dalam hal ini, dikhususkan kepada spesies Pseudomonas aeruginosa. Karena, spesies ini termasuk dalam bakteri gram negatif dan bekerja dengan cara memanfaatkan kerusakan sistem pertahanan inang untuk mulai menginfeksi.
Demikian penjelasan mengenai Afucid, melalui pemaparan tentang pengertian apa itu Afucid, fungsinya, dosis penggunaan hingga efek samping dan kontra indikasi. Diharapkan mampu memberikan informasi secara lengkap untuk menghindari kesalahan pemakaian dan bahaya resistensi antibiotik. Karena, Afucid ini masuk dalam daftar antibiotik dalam bentuk sediaan topikal (salep) dan bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit yang ditimbulkan dari infeksi bakteri gram positif.