Secara umum, masa inkubasi merupakan masa di mana proses pertumbuhan tertentu sedang berlangsung. Dalam pengobatan atau kesehatan, masa inkubasi merupakan masa di mana masuknya penyebab penyakit (patogen) ke dalam tubuh hingga gejala muncul untuk pertama kalinya. Proses masuknya patogen yang berupa mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dikenal dengan istilah infeksi.
Mikroorganisme dapat berwujud virus, bakteri, parasit atau jamur. Selain mikroorganisme, patogen juga dapat berupa radiasi, paparan bahan kimia, dan sebagainya. Penyakit dimulai individu yang rentan terpapar penyebab penyakit (patogen). Paparan merupakan kontak langsung atau berada di dekat agen penyakit. Sebagai contoh, individu yang terpapar virus influenza karena berdekatan dengan penderita influenza (sumber), maka virus dapat masuk ke dalam tubuh dan berpotensi menularkan penyakit flu. Paparan tidak hanya terbatas pada penyakit infeksi, tetapi juga penyakit non-infeksi, seperti zat beracun, paparan stres, dan lain-lain.
Setelah terpapar patogen dan patogen berhasil masuk ke dalam tubuh individu, maka fase selanjutnya adalah masa inkubasi. Ini merupakan masa di mana paparan patogen termanifestasi secara klinis atau masa laten pada penyakit kronis. Pada fase inkubasi, penyakit belum menampakkan tanda atau gejala. Hal ini juga disebut sebagai penyakit subklinis atau asimtomatis.
Pada proses infeksi, mikroorganisme akan berkembangbiak pada masa inkubasinya hingga dapat menimbulkan gejala pada individu. Setiap mikroorganisme memiliki panjang waktu inkubasi yang berbeda-beda. Akan tetapi biasanya masa inkubasi pada orang dewasa membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan anak-anak untuk infeksi mikroorganisme yang sama. Masa inkubasi dapat berlangsung dalam hitungan detik pada kasus reaksi keracunan dan alergi (hipersentivitas).
Sebagai contoh, pada individu yang memiliki alergi terhadap bulu kucing akan merasakan gatal pada hidung dan bersin ketika mendapati kucing di sekitarnya. Sedangkan pada penyakit kronis, masa inkubasi atau masa laten dapat berlangsung dalam hitungan tahun, bahkan hitungan dekade. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masa inkubasi pada penyakit kronis, yaitu:
Faktor yang Mempengaruhi Masa Inkubasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi masa inkubasi:
Semakin banyak jumlah atau dosis dari patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh, semakin cepat pula gejala penyakit akan muncul. Hal ini disebabkan oleh sistem imun tubuh yang tidak mampu menghancurkan patogen yang banyak dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, jumlah atau dosis yang rendah dari patogen dapat dihancurkan oleh sistem imun tubuh sehingga gejala penyakit tidak muncul.
Asal patogen juga mempengaruhi masa inkubasi karena masa inkubasi juga dipengaruhi oleh jenis patogen, cara patogen tersebut masuk ke dalam tubuh, serta rute penyebaran patogen tersebut. Patogen dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh jika patogen tersebut masuk melalui pembuluh darah dan bersirkulasi aliran darah.
Setiap patogen atau mikroorganisme untuk berkembangbiak atau bereplikasi memiliki siklus kehidupan yang berbeda, terdapat mikroorganisme yang berkembangbiak dengan cepat, ada juga mikroorganisme yang membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak. Selain itu, terdapat mikroorganisme yang membutuhkan media atau peraktara untuk berkembangbiak, salah satu contohnya adalah parasit.
Dalam keadaan sehat atau normal, seluruh permukaan tubuh manusia dijaga oleh sistem imun atau kekebalan tubuh. Oleh karena itu, jika terdapat luka permukaan tubuh manusia, maka patogen dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh manusia. Selain itu, penyakit yang diidap oleh individu dan penggunaan obat yang memiliki efek samping juga dapat mempengaruhi sistem imun individu.
Lama Masa Inkubasi dari Berbagai Penyakit
Berikut beberapa contoh masa inkubasi dari berbagai jenis penyakit infeksi:
Masa inkubasi virus influenza termasuk kategori masa inkubasi yang sangat singkat. Penderita akan mengalami gejalanya dalam waktu satu sampai tiga hari setelah terinfeksi. Tetapi influenza memiliki gejala yang parah jika dibandingkan dengan masa inkubasinya yang singkat.
Konjungtivitis juga dikenal dengan istilah ‘pink eyes’. Masa inkubasi konjungtivitis dimulai saat bakteri berhasil masuk ke dalam tubuh. Selain bakteri, konjungtivitis juga dapat disebabkan virus, alergi dan zat kimia.
Gejala dimulai setelah individu terinfeksi bakteri. Gejala yang muncul bervariasi, mulai dari diare ringan sampai diare berat yang dapat berakibat buruk bagi orang dengan imun yang lemah. Diare yang berat dapat menyebabkan individu mengalami dehidrasi karena individu dengan gejala kolera dapat kehilangan cairan sebanyak 1 liter dalam 1 jam. Dehidrasi juga dapat menyebabkan rasa haus yang tak tertahankan, otot tegang atau kram, merasa lesu dan lemah.
Virus herpes dapat ditularkan dengan sentuhan fisik, seperti hubungan seksual. Gejala herpes dapat muncul dapat bentuk rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, rasa lelah yang berat, dan nyeri otot.
Gejala cacar air ditemukan lebih berat pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Jika sudah terkena cacar air, maka tubuh akan memproduksi imun tubuh yang kebal terhadap cacar air sehingga dapat mencegah cacar air untuk muncul kembali.
Masa inkubasi demam berdarah dengue dimulai pada hari di mana individu digigit nyamuk yang membawa virus DBD. Gejala DBD muncul dalam bentuk demam tinggi, rasa mual, sakit kepala, muncul ruam pada kulit beberapa hari setelah demam, serta perdarahan di gusi atau hidung hingga rasa lelah.
Waktu inkubasi tetanus mempengaruhi gejala yang akan muncul. Semakin pendek masa inkubas tetanus, semakin berat pula gejala yang akan muncul. Usia dan temperatur penderita juga dapat mempengaruhi gejala yang akan muncul, di mana usia yang lebih tua dan temperatur yang tingga dapat menghasilkan gejala yang lebih berat. Bakteri tetanus dapat menular melalui tanah, debu atau kotoran.
Polio menyebar luas tanpa ketahuan karena sebagian besar penderita yang terinfeksi virus polio tidak menunjukkan gejala. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.
Masa inkubasi rabies bervariasi tergantung pada lokasi gigitan. Jika lokasi gigitan dekat dengan otak, maka gejala dapat berkembang dengan cepat. Sebagai contoh, gigitan pada kepala, leher, atau wajah, memiliki periode inkubasi yang lebih singkat daripada gigitan yang terjadi pada tungkai seperti kaki dan tangan.
Scabies yang biasa dikenal dengan istilah ‘kudis‘ memiliki waktu inkubasi yang cukup panjang. Setelah masa inkubasi scabies selesai, penderita akan mulai merasakan gatal dan ruam di bagian kulit. Jika penderita terkena scabies untuk kedua kalinya, maka masa inkubasi scabies juga menjadi semakin singkat.
Penularan virus hepatitis A terjadi melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada kotoran atau tinja. Virus ini juga gampang menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Bahkan virus ini juga dapat menular melalui hubungan seks dengan penderita. Hepatitis A sangat dipengaruhi oleh pola hidup yang bersih.
Hepatitis B biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali tetapi tetap dapat menyebarkan virus ke orang lain. Jika memang muncul gejala, gejala dapat berupa kulit dan mata yang menguning, warna urin yang gelap, rasa lelah yang berlebihan, mual atau sakit perut.
Gejala hepatitis C mirip dengan berbagai penyakit lain sehingga jarang disadari. Gejala yang mungkin muncul sebagai gejala adalah rasa lelah yang ekstrim, otot dan sendi yang nyeri, penurunan nafsu makan, mual, demam, tinja yang berwarna abu-abu dan menguningnya kulit.
Virus HIV dapat berinkubasi dalam tubuh dari 2 sampai 4 minggu. Tahap infeksi akut akan berlangsung selama 4 minggu. Gejala awalnya dapat muncul sebagai sakit tenggorokan, demam, ruam, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Selanjutnya akan muncul luka di sekitar mulut dan tenggorokan. Tetapi setelah itu, virus HIV akan masuk dalam tahap laten.
Semua gejala yang muncul akan hilang selama beberapa minggu bahkan bertahun-tahun. Setelah fase tersebut, Auto Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal sebagai AIDS. Setelah AIDS muncul, sistem imun akan menjadi sangat lemah sehingga individu pengidap AIDS sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk tuberkulosis (TBC), pneumonia dan hepatitis.
Itulah beberapa contoh masa inkubasi penyakit. Selain penyakit di atas masih banyak penyakit-penyakit lain yang memiliki masa inkubasi berbeda-beda. Jaga selalu kesehatan Anda agar terhindar dari penyakit tersebut. Semoga bermanfaat.