Whey protein tentunya sudah tak asing lagi bagi kita di mana biasanya orang-orang yang sedang berdiet dan ingin membentuk ototlah yang mengonsumsinya. Whey protein sendiri adalah bentuk turunan protein sedangkan protein merupakan golongan atau tipe zat gizi makro.
Bentuk whey protein biasanya berupa susu bubuk, tapi sebenarnya juga tetap bisa kita dapatkan dari sumber makanan protein nabati maupun hewani alami. Hanya saja untuk pembentukan otot serta pendukung diet, whey protein dalam bentuk susu bubuklah yang paling sering digunakan. Sebelum ikut menggunakannya juga, penting lho mengenali apa saja efek samping whey protein agar mampu mewaspadainya.
Mengonsumsi whey protein pada umumnya mampu memberikan efek rasa mual yang dapat juga diikuti dengan muntah-muntah. Jika hal ini terjadi, maka batasi asupan whey protein atau hindari dulu konsumsinya agar tidak semakin tak nyaman.
Kelebihan mengonsumsi whey protein dapat juga berdampak pada sistem pencernaan yang terkena gangguan dan dapat mengalami diare. Bahkan dapat juga perut malah kram atau bergas karenanya lho. Jika diare terjadi, maka untuk menghindari efek samping ini bisa langsung menghentikan konsumsi ya.
Bukankah mengonsumsi protein sama dengan memperoleh tenaga lebih? Namun ketika seseorang memiliki masalah di pencernaannya, mengonsumsi whey protein malah bisa mengakibatkan rasa capek dan lemah berlebihan yang dirasakan oleh tubuh.
Bagi yang sudah punya riwayat penyakit jantung, rupanya mengonsumsi whey protein dapat cukup berbahaya. Efeknya dapat berupa ketidaknormalan detak jantung, jantung gagal fungsi, serta serangan jantung di mana hal ini dipercaya betul oleh para ahli kesehatan apalagi jika mengonsumsi secara berlebihan.
Liver atau hati juga dapat menjadi organ yang terganggu karena kelebihan atau kebanyakan konsumsi whey protein. Boleh kok mengonsumsi whey protein tapi secukupnya dan sesuai anjuran takaran saja karena bisa-bisa malah meningkatkan risiko penyakit maupun kerusakan hati.
Lagi-lagi efek samping kebanyakan minum whey protein bisa juga mengganggu kesehatan ginjal, apalagi jika sebelumnya punya riwayat kesehatan ini. Jika ingin mengonsumsinya, konsultasikanlah lebih dulu dengan dokter supaya mampu menghindari adanya batu ginjal hingga kerusakan ginjal jangka panjang.
Pada suplemen whey protein rata-rata memiliki kandungan ekstra karbohidrat dalam bentuk gula serta lemak yang bisa jadi malah berbahaya bagi tubuh. Bukannya menyehatkan dan mampu membantu menurunkan berat badan, terkadang justru kita malah bisa menaikkan berat badan karenanya ditambah dengan makan terlalu banyak sambil mengonsumsi whey protein ini.
Whey protein sebenarnya tidaklah terlalu berbahaya, namun ketika diasup berlebihan apalagi tidak diimbangi dengan makanan sehat, tentunya yang terjadi pada tubuh adalah ketidakseimbangan nutrisi. Walau whey protein itu baik, tetap sumber protein yang alami jauh lebih aman bagi tubuh juga lho.
Sekalipun dalam bentuk susu bubuk, whey protein berlebihan pun tak baik untuk kesehatan tulang apalagi dikonsumsi jangka panjang. Asupan terlalu banyak akan menyebabkan mineral dalam tubuh khususnya tulang jadi tak seimbang dan bahkan berisiko kekurangan kalsium. Hal ini akan lebih mudah meningkatkan risiko osteoporosis karena kepadatan mineral tulang berkurang.
Konsumsi whey protein berlebihan dapat berefek samping lain seperti pH dalam darah yang naik. Saat dalam darah ada banyak protein dan cenderung berlebihan, proses metabolisme jadi terganggu yang kemudian berakibat pada keasaman darah yang meningkat.
Whey protein pada dasarnya memberi manfaat bagi tubuh, namun seperti halnya mengonsumsi makanan atau minuman lainnya, berlebihan pun akan menimbulkan bahaya. Agar efek samping whey protein tidak terjadi, para ahli menyarankan konsumsi moderasi atau secukupnya bahkan dengan regimen atau latihan jangka pendek saja supaya aman.