Tujuan berolahraga adalah untuk membuat tubuh lebih segar dan bugar setelahnya, namun beberapa orang malah dapat mengalami sesak nafas sewaktu dan usai olahraga. Inilah yang disebut dengan EIB atau Exercise-Induced Bronchoconstriction, yaitu kondisi penyempitan saluran pernapasan yang terjadi pada waktu olahraga; lalu adakah cara untuk mencegah hal ini?
Punya atau tidak punya riwayat asma, jika Anda dengan mudah mengalami sesak nafas pada waktu olahraga dan ini sudah terjadi beberapa kali, pilih olahraga yang ringan-ringan saja. Hindari olahraga berat yang memicu diri sendiri mudah terengah-engah. Sepakbola, basket, dan lari jarak jauh adalah contoh yang mempercepat nafas.
Jika ingin mencoba olahraga yang tak membuat sesak nafas, Yoga, golf, angkat beban, dan sprint adalah contohnya. Karena jenis-jenis olahraga ini rata-rata berdurasi singkat, otomatis nafas cepat dapat dihindari. Bila basket dan sepakbola merupakan olahraga kesukaan Anda, maka diskusikan dengan dokter lebih dulu sehingga kondisi tubuh dapat diatasi menggunakan obat dokter.
Melakukan aktivitas fisik di tempat dengan lingkungan berudara dingin dan kering hanya akan meningkatkan risiko penyempitan saluran nafas. Daripada asma kambuh atau sesak nafas terjadi, berolahragalah di tempat yang sudah pasti memiliki lingkungan hangat dan lembab.
Apabila khawatir sesak nafas saat olahraga, cobalah untuk memicu fase refrakter, yakni dengan pemanasan selama 15 menit setengah jam sebelum memulai olahraga. Berenang, bersepeda dan jogging adalah contoh pemanasan yang bisa dilakukan, termasuk pula sprint yang dilakukan berulang kali.
Tak hanya itu, penting pula untuk meminum obat asma jika Anda punya riwayat asma dan ambil waktu 15 menit untuk istirahat. Kurang lebih fase refrakter ini bisa sampai 2-4 jam namun setelahnya saat melakukan olahraga inti tidak akan mengalami sesak nafas atau serangan asma yang kambuh.
Seringkali orang-orang bernapas justru melalui mulut saat melakukan aktivitas olahraga. Jumlah udara yang masuk memang lebih banyak saat menarik napas melalui mulut, namun udara yang masuk tak dapat tersaring jika lewat mulut. Jadi, yang paling baik adalah bernafas lewat hidung karena udara yang masuk dapat dilembabkan dan dihangatkan oleh rongga sinus dan rambut-rambut di dalam hidung sehingga meminimalisir sesak nafas ketika berolahraga.
Menghirup udara dingin saat sedang olahraga apalagi udara kering bisa menyebabkan kondisi saluran nafas terhambat dan memicu sesak nafas. Jika bisa, upayakan untuk berolahraga menggunakan masker agar udara pada area hidung sekaligus mulut terjaga kelembaban dan kehangatannya ya.
Bagi yang mengalami sesak nafas saat olahraga karena ada riwayat asma, kita tahu betul bahwa serangan gejala asma bisa terjadi karena daya tahan tubuh melemah. Oleh sebab itu, pola hidup sehat perlu diterapkan, termasuk pola makan yang bernutrisi dan seimbang setiap harinya.
Perbanyaklah mengonsumsi buah dan sayur segar untuk menjaga supaya sistem kekebalan tubuh terjaga normal dan stabil. Dengan begitu, penyakit asma biasanya dapat diminimalisir kekambuhannya. Pola tidur dan pengelolaan stres pun harus dilakukan secara tepat dan berkualitas agar daya tahan tubuh tetap baik.
Jika sudah melakukan trik pencegahan tersebut tapi masih juga merasakan sesak nafas ketika melakukan olahraga, segera periksakan ke dokter. Konsultasikan juga tentang apa saja jenis olahraga yang sebaiknya dilakukan tapi tetap aman bagi kondisi tubuh Anda.